Daya Pembeda Butir Soal Tes Validitas Butir

dimana, M Jumlah skor total Banyaknya siswa ∑ Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal M = Rata-rata soal V t = Varians soal Berdasarkan hasil analisis soal uji coba didapat harga r 11 diperoleh nilai r 11 = 0,882. Sedangkan nilai r tabel dengan taraf signifikan 5 dengan n = 30 adalah 0,361. Karena nilai r 11 r tabel 0,882 0,361 maka dapat disimpulkan bahwa soal instrumen tersebut reliabel.

c. Daya Pembeda Butir Soal Tes

Analisis daya pembeda butir soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang tidak pandai. Dalam penelitian ini menggunakan rumus daya pembeda belah dua. Untuk mengukur daya beda digunakan rumus daya beda belah dua sebagai berikut : DP = 3 Keterangan : DP = daya beda soal indeks diskriminasi JB A = jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas JB B = jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah JS A = banyaknya siswa pada kelompok atas Kriteria soal-soal yang dapat yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.4. Daya Pembeda Butir Soal DP Kualifikasi 0,00DP0,20 Jelek 0,20DP0,40 Cukup 0,40DP0,70 Baik 0,70DP1,00 Baik Sekali Negatif Tidak Baik,harus dibuang Berdasarkan hasil soal uji coba diperoleh daya pembeda butir soal dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.5. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal Jelek 12, 21 2 Cukup 1, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 13, 23, 24, 27, 28, 29, 30 14 Baik 2, 4, 11, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 26 12 Baik Sekali 6, 16 2 Sumber : Analisis Data Penelitian

d. Tingkat Kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul Arikunto, 2009:176. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus sebagai berikut: IK = 4 Keterangan: IK = indeks kesukaran JB A = jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas JB B = jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah JS A = banyaknya siswa pada kelompok atas JS B = banyaknya siswa pada kelompok bawah Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval IK Kriteria IK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 IK ≤ 1,00 Mudah IK = 1 Terlalu mudah Berdasarkan hasil analisis soal uji coba taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel 3.7. di bawah ini: Tabel 3.7. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal Sukar 3, 8, 11, 14, 18, 21, 25, 28 8 Sedang 1, 4, 5, 6, 9, 15, 17, 20, 22, 24, 27, 29 12 Mudah 2, 7, 10, 12, 13, 16, 19, 23, 26, 30 10 Sumber : Analisis Data Penelitian Berdasarkan tabel rekapitulasi lampiran 12 perhitungan yang telah dilakukan pada penelitian ini didapat 25 butir soal yang dapat digunakan untuk mengambil data pada penelitian ini 25 butir soal tersebut adalah 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30. Selanjutnya soal ini digunakan untuk soal pre test dan post test pada kegiatan penelitian di kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

3.5.2. Instrumen Keaktifan Siswa

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur keaktifan siswa dalam penelitian ini menggunakan metode kuesionerangket. Kuesionerangket dibuat untuk mendapatkan informasi atau data dengan mengajukan daftar yang berisi pernyataan-pernyataan yang sudah disiapkan sebelumnya dan kemudian masing- masing responden mengisi kuesioner tersebut. Kuesioner diajukan bersifat tertutup, dimana responden telah diberikan jawaban dan responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai. Kisi-kisi instrumen angket keaktifan siswa yang di gunakan dapat di lihat pada tabel 3.8. di bawah ini. Tabel 3.8. Kisi-kisi angket keaktifan belajar siswa No. Variabel Aspek Indikator Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Jumlah 1 Keaktifan Siswa Selama Pembelajaran Kegiatan Visual Membaca materi 1, 15 8, 22 4 2 Kegiatan Lisan Bertanya 2, 16, 29 9, 23, 34 6 Mengemukakan idepemikiran Diskusi 3 Kegiatan Mendengarkan Mendengarkan materi pelajaran 3, 17, 30 10, 24 5 Mendengarkan presentasi 4 Kegiatan Menulis Membuat ringkasan 4, 18, 31 11, 25 5 Mengerjakan latihan Aktif mengumpulkan ide dan mencatat hasil penelitian 5 Kegiatan Motorik Ikut dalam kegiatan mengamati diluar kelas 5, 19, 33 12, 26 5 Mengamati berbagai pekerjaan utilitas di sekitar sekolah 6 Kegiatan Mental Memecahkan masalah 6, 20 13, 27 4 Menganalisis soal Mengambil keputusan 7 Kegiatan Emosional Bersemangat 7, 21 14, 28, 32 5 Berani Bosan Gugup Takut Jumlah item yang valid 18 16 34 Dalam menentukan skor angket keaktifan siswa di gunakan skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat sesuai SS, Sesuai S, Tidak sesuai TS dan Sangat tidak sesuai STS. Untuk pernyataan positif skala yang digunakan adalah 4, 3, 2, dan 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif 1, 2, 3, dan 4. Tabel 3.9. Kriteria penilaian keaktifan siswa Pilihan Jawaban Skor untuk item positif Skor untuk item negatif SS 4 1 S 3 2 TS 2 3 STS 1 4 Berdasarkan kriteria penilaian angket keaktifan siswa, maka di dapat skor tertinggi dengan jumlah skor 124 dan skor terendah adalah 78. Adapun rincian skor yang di peroleh dapat di lihat dalam tabel 3.10. di bawah ini. Tabel 3.10. Rincian Skor Angket Keaktifan Siswa Skor Skor Tertinggi Skor Terendah Frekuensi Jumlah Skor x Frekuensi Frekuensi Jumlah Skor x Frekuensi 4 22 88 6 24 3 12 36 8 24 2 - - 10 20 1 - - 10 10 Skor total 124 78 Sumber : Analisis Data Penelitian Berikut beberapa cara pengujian instrumen keaktifan siswa yang dilakukan dalam penelitian ini :

a. Validitas Butir

Validitas butir adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid atau tidaknya suatu butir kuesionerangket. Suatu alat ukur dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir digunakan rumus: √ 5 Keterangan: r xy = nilai korelasi skor butir angket dengan skor total X = jumlah skor butir angket Y = jumlah skor total angket N = jumlah subjek atau siswa XY = jumlah perkalian antara skor butir soal dan skor total soal X 2 = jumlah kuadrat skor butir soal Y 2 = jumlah kuadrat skor total soal Selanjutnya nilai r phis yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product moment. Butir dikatakan valid apabila r phis mempunyai korelasi lebih besar dari nilai r table dengan taraf signifikasi 5 maka butir dikatakan valid dan jika r phis r tabel maka butir dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji coba dari 34 butir angket dapat dilihat pada tabel 3.11. di bawah ini: Tabel 3.11. Hasil Analisis Validitas Butir Angket Kriteria Nomor Butir Angket Jumlah Butir Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 34 Tidak Valid - Sumber : Analisis Data Penelitian Memperhatikan hasil uji validitas butir angket dari tabel 3.11. diatas, soal tes menunjukkan bahwa 34 butir angket yang dapat digunakan untuk mengungkap keaktifan siswa dalam mengikuti proses pebelajaran Konstruksi Bangunan.

b. Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 LUBUK PAKAM.

0 2 31

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS VII DI SMP NEGERI 16 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KORESPONDENSI DI SMK 2 YAPIM MEDAN T.P 2014/2015.

0 2 20

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V SDNPekuwon Tahun Ajaran 2013/ 2014.

0 2 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 3 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Mantingan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Mantingan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 18