Uji Organoleptik HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum, pengovenan dengan suhu tinggi menghasilkan kekenyalan yang lebih rendah. Penetrasi panas pada suhu yang tinggi berlangsung dalam waktu yang lebih singkat, menyebabkan penurunan sifat kohesif antara pati tergelatinisasi dengan tepung kering sehingga elongasi menurun. Penurunan elongasi menyebabkan menurunnya kekenyalan. 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 60 70 80 Suhu pengovenan derajat Celcius K e k e n y a la n g s Gambar 22. Perbandingan kekenyalan mi kering pada suhu pengovenan yang berbeda

D. Uji Organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji rating hedonik dengan menggunakan 30 orang panelis tidak terlatih. Nilai 5 diberikan untuk sampel yang sangat disukai dan nilai 1 untuk sampel yang sangat tidak disukai. Penilaian panelis kemudian diolah dengan program SPSS 13.0. Pengujian dilakukan untuk mengetahui perlakuan terbaik dan pengaruhnya terhadap kekerasan dan kelengketan tekstur perabaan dengan tangan dan tekstur gigit serta penampakan keseluruhan overall. Perlakuan yang dilakukan adalah variasi suhu pengovenan yaitu pada suhu 60, 70, dan 80 o C. 0,3405 ± 0,0295739 0,4151 ± 0,0532079 0,3245 ± 0,0655804 Tabel 22. Data hasil uji organoleptik mi kering jagung Parameter Suhu Rata-rata 60 o C 70 o C 80 o C Kekerasan perabaan tangan p 0,05 3,15 Kekerasan tekstur gigit 3,50 b 3,03 a 3,20 ab 3,24 Kekenyalan perabaan tangan p 0,05 3,13 Kekenyalan tekstur gigit 3,10 a 3,10 a 3,50 b 3,23 Overall p 0,05 3,53 Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada p ≤ 0.05 1 Kekerasan Setiap makanan mempunyai sifat tekstur tersendiri tergantung keadaan fisik, ukuran, dan bentuknya. Penilaian terhadap tekstur dapat berupa kekerasan, elastisitas, kerenyahan, kelengketan, dan sebagainya. Tekstur merupakan penentu terbesar mutu rasa. Hasil analisis ragam kekerasan dengan perabaan tangan lampiran 11 menunjukkan bahwa kekerasan ketiga sampel tersebut tidak berbeda nyata. Nilai rataan kesukaan panelis untuk atribut kekerasan dengan perabaan tangan adalah 3,15 netral. Kekerasan tekstur gigit 3.5 3.03 3.2 2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 F1 F2 F3 T in g k a t k e s u k a a n Gambar 23. Hasil analisis organoleptik terhadap atribut kekerasan tekstur gigit F1: mi kering pengovenan 60 o C F2: mi kering pengovenan 70 o C F3: mi kering pengovenan 80 o C Hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan kekerasan gigit lampiran 12 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan kekerasan yang nyata antar sampel. Rataan nilai kesukaan panelis terhadap atribut kekerasan tekstur gigit berkisar antara 3,03 netral sampai 3,53 netral. Kekerasan mi kering hasil pengovenan suhu 70 o C dan 80 o C berada pada subset yang sama. Nilai rataan tertinggi dimiliki oleh perlakuan pengovenan pada suhu 60 o C yaitu 3,50 netral. Berdasarkan pengukuran secara objektif menggunakan Tekstur Analyzer nilai kekerasan mi kering hasil pengovenan suhu 60 o C adalah 3135,18 gf. Nilai ini merupakan kekerasan yang paling tinggi diantara ketiga sampel. Kekerasan mi kering hasil pengovenan pada suhu 70 o C dan 80 o C masing-masing sebesar 2408,4 gf dan 2408,83 gf. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai mi yang lebih keras. 2 Kekenyalan Selain kekerasan, atribut tekstur lain yang diukur adalah kekenyalan. Kekenyalan merupakan salah satu parameter organoleptik yang sangat penting. Kekenyalan tekstur gigit 3.1 3.1 3.5 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 F1 F2 F3 T in g k a t k e s u k a a n Gambar 24. Hasil analisis organoleptik terhadap atribut kekenyalan tekstur gigit F1: mi kering pengovenan 60 o C F2: mi kering pengovenan 70 o C F3: mi kering pengovenan 80 o C Hasil analisis ragam kekenyalan menggunakan tangan lampiran 11 menunjukkan bahwa ketiga perlakuan tersebut tidak berbeda nyata. Sedangkan hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan kekenyalan gigit lampiran 12 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan kekenyalan yang nyata antar sampel. Rataan nilai kesukaan panelis terhadap atribut kekenyalan tekstur gigit berkisar antara 3,1 netral sampai 3,5 netral. Kekenyalan mi kering hasil pengovenan suhu 60 o C dan 70 o C berada pada subset yang sama. Nilai rataan tertinggi dimiliki oleh perlakuan pengovenan pada suhu 80 o C. Berdasarkan pengukuran secara objektif menggunakan Tekstur Analyzer nilai kekenyalan mi kering hasil pengovenan suhu 80 o C adalah 0,3245 gs. Nilai ini merupakan kekenyalan yang paling rendah diantara ketiga sampel. Kekenyalan mi kering hasil pengovenan pada suhu 60 o C dan 70 o C masing-masing sebesar 0,3405 gs dan 0,415 gs. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai mi yang kurang kenyal. 3 Overall Penilaian secara overall meliputi atribut warna dan ukuran mi. Warna merupakan karakteristik yang menentukan penerimaan atau penolakan konsumen terhadap suatu produk. Penilaian mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain citarasa, warna, tekstur, dan nilai gizinya, tetapi sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan secara visual faktor warna kadang-kadang sangat menentukan. Suatu bahan yang dinilai bergizi, enak dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan bila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya. Hasil analisis ragam lampiran 13 menunjukkan bahwa atribut overall ketiga sampel tersebut tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa secara overall konsumen menyukai semua sampel tersebut. Nilai rataan kesukaan panelis untuk atribut overall adalah 3,53 netral.

E. Penyusunan SOP Standard Operating Procedure Pembuatan Mi