E. Penyusunan SOP Standard Operating Procedure Pembuatan Mi
Jagung
Proses pembuatan mi jagung berbeda dengan pembuatan mi terigu. Pada pembuatan mi jagung dilakukan proses pregelatinisasi untuk membentuk
pati tergelatinisasi yang berperan sebagai zat pengikat dalam proses pembentukan lembaran adonan.
Penambahan air yang tidak tepat, serta gelatinisasi yang tidak pas menyebabkan mi yang dihasilkan memilki kualitas yang rendah. Oleh karena
itu perlu disusun sebuah prosedur tertulis agar proses pembuatan mi berjalan sesuai dengan standar dan tidak melenceng. Solusinya adalah dengan
menyusun suatu dokumen yang disebut SOP Standard Operating Prosedur. SOP merupakan dokumen tingkat kedua dalam struktur dokumentasi
setelah manual mutu quality manual. Menurut Priyadi 1996, prosedur adalah cara tertulis yang ditentukan untuk melaksanakan suatu kegiatan oleh
bagian atau personel, dalam hal ini adalah kegiatan produksi. Penggunaan SOP bertujuan untuk mengatur aliran kegiatan tertentu oleh bagian atau
personil. SOP bermanfaat sebagai standarisasi dalam melaksanakan kegiatan produksi, mengurangi kesalahan dan kelalaian serta meningkatkan
akuntabilitas. Berikut SOP Standard Operating Procedure pembuatan mi jagung:
1. Timbang bahan-bahan sebagai berikut untuk 1 kg adonan:
a. Tepung jagung 1kg, pisahkan dalam dua wadah 700 gram : 300 gram
b. Air 500 mL
c. Garam 10 gram
d. Guar gum 10 gram
2. Buatlah larutan garam dengan cara melarutkan 10 gram garam kedalam
500 mL air. 3.
Aduk 700 gram tepung jagung dengan 10 gram guar gum menggunakan hand mixer
selama ± 5 menit guar gum dimasukkan secara bertahap ke dalam tepung jagung. Setelah itu masukkan larutan garam yang telah
dibuat tadi secara bertahap, penuangan air dilakukan sebanyak 5 kali, setelah larutan garam dituangkan aduk adonan menggunakan hand mixer
selama ± 1 menit, kemudian tuangkan larutan garam dan diaduk kembali begitu seterusnya hingga larutan garam habis.
4. Nyalakan terlebih dahulu steam blancher, buka tutup kran dan tunggu
sampai suhu 90
o
C tercapai. 5.
Adonan yang telah diaduk ditaburkan di atas kain saring yang telah diletakkan dalam tray steam blancher secara merata dengan ketebalan ±
0,5 cm. 6.
Setelah itu, masukkan tray ke dalam steam blancher yang telah diatur suhunya sebesar 90
o
C. Pengukusan dilakukan selama 15 menit. 7.
Setelah 15 menit, keluarkan tray dari steam blancher dan angkat kain saring yang berisi adonan. Pindahkan adonan ke wadah baskom.
8. Aduk secara manual tepung yang telah dikukus dengan 300 gram tepung
jagung kering. 9.
Masukkan ke mesin grinding dengan die berdiameter 0,30 cm, dalam kondisi panas. Pemasukan dilakukan sebanyak 2x agar tepung yang telah
dikukus dengan tepung kering tercampur secara merata. Adonan yang keluar dari mesin grinding berbentuk silinder pejal.
10. Segera setelah keluar dari mesin penggilingan, adonan dilewatkan alat
pembentuk lembaran sheeter. Adonan dilewatkan sebanyak 8x, dengan mengubah ketebalan roller secara bertahap, dimulai dari ukuran roller 0,3
cm; 0,26 cm; 0,22 cm; 0,20 cm, 0,18 cm, 0,16 cm, 0,14 cm dan 0,12 cm. Saat ketebalan lembaran 0,26 cm dilakukan dusting pelapisan
menggunakan tepung jagung 12 gram untuk 1 kg bahan baku agar adonan tidak lengket pada roller saat jaraknya direduksi. Proses pelapisan
ini dilakukan terhadap kedua sisi lembaran, dengan menaburkan tepung jagung secara bertahap ke permukaan lembaran, kemudian diratakan
dengan telapak tangan. Setelah selesai sisi yang pertama, lembaran dibalik kemudian dilakukan proses yang sama pada sisi lembaran yang kedua.
Saat proses pengepresan ini, lembaran adonan ditarik ke satu arah sehingga serat-seratnya sejajar.
11. Lembaran adonan yang telah dilewatkan sebanyak 8x dengan ketebalan ±
0.12 cm selanjutnya dicetak menjadi untaian mi menggunakan roller pencetak mi slitter.
12. Untaian mi yang sudah jadi disusun di atas tray untuk kemudian dikukus
menggunakan steam blancher pada suhu 95
o
C selama 20 menit. 13.
Setelah 20 menit, keluarkan tray dari dalam steam blancher. Mi yang dihasilkan sampai pada tahapan ini adalah mi basah.
14. Untuk membuat mi kering, mi basah tersebut dimasukkan ke dalam oven
pengering. 15.
Diamkan selama 5 menit, kemudian mi siap untuk dikemas.
Tabel 23.
Trouble shooting selama proses pembuatan mi jagung
Tahap Langkah kerja
berdasarkan SOP Masalah yang mungkin dihadapi
Solusi
Penimbangan No.1
- -
Pembuatan larutan garam No.2 -
- Pengadukan adonan
No.3 Distribusi air dalam adonan tidak
merata Pencampuran air harus dilakukan
secara bertahap Persiapan alat pengukus
No.4 dan 5 -
- Pengukusan adonan
No.6, 7 dan 8 Setelah tutup steam blancher dibuka,
suhu pengukusan yang terlihat pada termometer kurang dari 90
o
C Suhu pengukusan akan tercapai
kembali ± 3 menit setelah tutup steam blancher
ditutup kembali suplai uap tidak perlu dinaikkan,
karena akan menyebabkan kenaikan suhu proses yang akan
mempengaruhi kualitas adonan saat sheeting
Penggilingan No.9
- -
Sheeting No.10
Adonan lengket pada roller mesin sheeting, adonan terlalu rapuh dan
mudah sobek Proses pengukusan harus tepat baik
waktu maupun suhu, yaitu suhu 90
o
C selama 15 menit Slitting
No.11 Untaian mi bergerigi, ketebalan mi
tidak sama Sisir pemotong harus tajam, jarak
roller saat slitting harus sama
dengan jarak roller terakhir sheeting Pengukusan mi
No.12 Ketidakseragaman suhu
Pengukusan harus dilakukan pada suhu 95
o
C selama 20 menit Pengovenan
No.13 -
- Pengemasan
No.14 -
-
Lembaran mi 1,446 kg
Tepung jagung 700 g
Mixing ± 5 menit
Adonan pre-gelatinisasi 1,472 kg
Guar Gum 10 g
Mixing ± 5 menit Larutan garam
10 g garam + 500 mL air
Adonan 1,207 kg
Pengukusan I 90
o
C 15 menit
Tepung jagung 300 g
Grinding 2x
Adonan pre-gelatinisasi + tepung jagung
1,461 kg
Sheeting 8x
Slitting Lembaran mi
1,446 kg Tepung jagung
700 g
Mixing ± 5 menit
Adonan pre-gelatinisasi 1,286 kg
Guar Gum 10 g
Mixing ± 5 menit Larutan garam
10 g garam + 500 mL air
Adonan 1,207 kg
Pengukusan I 90
o
C 15 menit
Tepung jagung 300 g
Grinding 2x
Adonan pre-gelatinisasi + tepung jagung
1,461 kg
Sheeting 8x
Slitting
Gambar 25. Diagram alir kesetimbangan massa proses pembuatan mi jagung
kering
Pengukusan II 95
o
C 20 menit
Mi basah 1,731 kg
Mi kering 0,971 kg
Oven Untaian mi
1,446 kg
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tepung jagung yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penggilingan kering. Proses pembuatan mi kering dari tepung jagung
terdiri atas tahapan pencampuran bahan, pengukusan adonan, penggilingan adonan, pencetakan sheeting, dan slitting, pengukusan mi, serta pengovenan.
Jumlah air sebesar 50 menghasilkan adonan agak lengket pada roller mesin sheeting, lembaran yang dihasilkan cukup plastis namun waktu
pembentukan lembaran lama. Bagian adonan yang dikukus sebesar 70 menghasilkan adonan tidak lengket pada roller mesin sheeting namun waktu
pembentukan lembaran lama dan pencampuran adonan dengan tepung kering belum merata. Pengukusan dilakukan pada suhu 90
o
C selama 15 menit menggunakan steam blancher. Formulasi terpilih terdiri dari tepung jagung
pregelatinisasi 70, tepung jagung kering 30, air 50, garam 1, dan guar gum 1 persentase dari berat total tepung jagung. Pencampuran
antara tepung jagung pregelatinisasi dan tepung jagung kering dilakukan dengan penggilingan menggunakan grinding berdiameter die 0,30 cm.
Sheeting dilakukan sebanyak 8x dengan jarak roller 0,3 cm; 0,26 cm;
0,22 cm; 0,20 cm, 0,18 cm, 0,16 cm, 0,14 cm dan 0,12 cm. Saat ketebalan lembaran 0,26 cm dilakukan dusting menggunakan 12 gram tepung jagung.
Slitting dilakukan saat ketebalan lembaran ± 0.12 cm. Pengukusan mi
dilakukan pada suhu 95
o
C selama 20 menit menghasilkan mi dengan elongasi tertinggi secara visual dan tingkat kematangan yang cukup. Mi basah ini
memiliki nilai cooking loss sebesar 8,21, elongasi setelah pencelupan 268,34, elongasi setelah perendaman 219,96, kekerasan 2418,65 gf,
kelengketan -627,42 gf dan kekenyalan sebesar 0,2591 gs. Mi kering diperoleh dari mi basah yang mengalami proses pengeringan
menggunakan oven. Pengeringan harus mampu menurunkan kadar air mi sehingga memenuhi SNI 01-2974-1996 tentang mi kering dengan kandungan
air harus di bawah 13. Waktu pengovenan yang optimum untuk suhu 60
o
C,