Instrumen keuangan Financial instruments

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 27 -  pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau  terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.  default or delinquency in interest or principal payments; or  it becoming probable that the borrower will enter into bankruptcy or financial re- organisation. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset‟s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset‟s original effective interest rate. Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk aset keuangan yang signifikan secara individual serta kolektif untuk aset yang secara individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai ketika dinilai secara individual. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan dikelompokkan pada kelompok aset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi masa kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis. Impairment loss is calculated individually for financial assets that are individually significant and collectively for assets that are individually not significant, or individually significant but there is no objective evidence of impairment when assessed individually. In determining collective impairment, financial assets are grouped into groups of financial assets based on similar credit risk characteristics. Future cash flow from a group of financial assets is estimated based on contractual cash flows and historical loss experience for assets that have similar credit risk characteristics. Historical loss experience is adjusted based on data observations in the present, to reflect the effects of current conditions that do not affect the period of historical experience. Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Bank harus menghitung: In conducting collective assessment, the Bank must calculate:  Probability of default ”PD” – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.  Probability of default “PD” – these models assess the probability of customers failing to repay fully and on time.  Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut discounted cash flow.  Recoverable amount – based on identification of future cash flows and estimation of the present value of those cash flows discounted cash flow.  Loss given default ”LGD” – Bank mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Bank apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default EAD. Model Perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.  Loss given default “LGD” – the Bank estimates economic losses that may be suffered by the Bank if there are arrears in loan. LGD describes the amount of debt that may not be recovered and is generally expressed as a percentage of the exposure at default EAD. The LGD calculation model considers the type of borrower, facility and any risk mitigation such as availability of collateral.  Loss identification period ”LIP” - periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas kredit secara individual.  Loss identification period ”LIP” – the period of time from the occurrence of a loss event in a group of financial assets until objective evidence can be identified on credit facility individually. NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 28 -  Exposure at default ”EAD” – Bank mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit pada saat terjadi tunggakan.  Exposure at default “EAD” – The Bank estimates the expected utilization level of credit facilities in the event of arrears. PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data kredit selama minimal tiga tahun. PD, LGD and LIP are derived from observation of credit data for at least three years. Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet kredit pada posisi laporan dengan PD, LIP dan LGD. Allowance for impairment losses collectively assessed is computed by multiplying the outstanding loans at report date by the probability of default PD, LIP and LGD. Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Apabila pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung atau dengan menyesuaikan cadangan kerugian penurunan nilai. Pada saat penurunan nilai diakui dalam aset keuangan atau kelompok aset keuangan, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah penurunan nilai menggunakan dengan menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskontokan estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadanganpiutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun cadangan. Perubahan jumlah tercatat akun cadangan piutang diakui dalam laba rugi. The impairment loss is recognized in earnings and the carrying amount of the financial asset or group of financial assets less allowance for impairment losses reserved. If in the next period the amount of any impairment loss decreases and the decrease can be linked objectively to events occurring after impairment loss is recognized, then the impairment loss previously recognized must be reversed, either directly or by adjusting the amount of allowance for impairment losses. When impairment losses are recognized in the financial asset or group of financial assets, interest income is recognized based on the carrying amount after impairment using the interest rate used for discounting the estimated future cash flow when calculating impairment. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in profit or loss. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi dalam periode yang bersangkutan. When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognised in equity are reclassified to in the period concerned. Kecuali instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is reversed does not exceed what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain. In respect of AFS equity securities, impairment losses previously recognised in profit or loss are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in other comprehensive income. Aset keuangan yang tidak dinilai secara individual, dievaluasi secara kolektif. Financial assets that are not assessed individually are evaluated collectively. NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 29 -

i. Penjabaran mata uang asing

i. Foreign currency translation

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Transactions denominated in foreign currencies are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs penutupan pada tanggal pelaporan berdasarkan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat untuk tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014. Aset dan liabilitas non-moneter dalam mata uang asing yang diukur berdasarkan biaya perolehan, dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal pengakuan awal. Monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are translated into Rupiah with the closing rate as at the reporting date using the Reuters spot rates at 4.00 p.m. Western Indonesian Time on June 30, 2015 and December 31, 2014. Non-monetary items measured at historical cost denominated in a foreign currency are translated into Rupiah with the exchange rate as at the date of initial recognition. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada laba rugi. Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currencies and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in profit or loss. Selisih penjabaran mata uang asing atas efek hutang dan aset moneter keuangan lainnya yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs. Selisih penjabaran mata uang asing atas unsur-unsur non-moneter seperti efek yang diperdagangkan dilaporkan sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian nilai wajar. Selisih penjabaran mata uang asing atas efek tersedia untuk dijual dicatat pada akun keuntungankerugian yang belum direalisasi atas efek- efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dalam ekuitas. Translation differences on debt securities and other monetary financial assets measured at fair value are included in foreign exchange gains and losses. Translation differences on non-monetary items such as equities held for trading are reported as part of the fair value gain or loss. Translation differences on available for sale equities are included in the unrealised gainlosses on available for sale marketable securities in equity. Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, kurs mata uang utama nilai penuh yang digunakan untuk penjabaran ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut: As at June 30, 2015 and December 31, 2014, the major foreign currency rates full amount used for translation into Rupiah are as follows: 30 Juni 31 Desember June 2015 December 2014 Euro 14,855 15,053 Euro Dolar Amerika Serikat 13,333 12,385 United States Dollar Dolar Singapura 9,906 9,376 Singapore Dollar Riyal Saudi Arabia 3,556 3,300 Saudi Arabian Riyal Yen Jepang 109 104 Japanese Yen

j. Kas

j. Cash

Kas meliputi kas kecil, kas besar dan kas di dalam Anjungan Tunai Mandiri ATM. Cash includes petty cash, cash and cash in Automatic Teller Machines ATMs. k. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain k. Current account with Bank Indonesia and other banks Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan. Current accounts with Bank Indonesia and other banks are stated at face value or the gross value of the outstanding balance, less allowance for impairment losses, where appropriate. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables. NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 30 - Giro wajib minimum Minimum statutory reserves Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1515PBI2013 tanggal 24 Desember 2013 yang berlaku efektif sejak 31 Desember 2013, tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer ditetapkan sebesar 8 dan GWM Sekunder ditetapkan sebesar 4, serta GWM Loan to Deposit Ratio LDR sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM bank dan KPMM Insentif. GWM dalam Dolar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 8. In accordance with Bank Indonesia Regulation PBI No. 1515PBI2013 dated December 24, 2013 which is effective starting December 31, 2013, regarding Minimum Statutory Reserves GWM with Bank Indonesia in Rupiah and Foreign Currencies, each bank in Indonesia is required to maintain minimum deposit balances with Bank Indonesia, as liquidity reserve. The GWM in Rupiah consists of Primary GWM which is set at 8 and the Secondary GWM which is set at 4, and GWM Loan to Deposit Ratio LDR GWM which is determined based on parameters under disincentive and over disincentive for the difference between the banks LDR and target LDR by taking into account the difference between the banks Capital Adequacy Ratio CAR and CAR incentive. GWM in the United States Dollar is set at 8. GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK. Primary Statutory Reserve is the minimum deposit that should be maintained by a bank in current accounts with Bank Indonesia as a certain percentage of TPF which is determined by Bank Indonesia. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia “SBI”, Surat Utang Negara “SUN” danatau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu. Secondary Statutory Reserve is the minimum reserve that should be maintained by a bank in form of Bank Indonesia Cerfificates “SBI”, Government Debenture Debt “SUN” andor Excess Reserve, as a certain percentage determined by Bank Indonesia.

l. Penempatan pada Bank Indonesia

l. Placement with Bank Indonesia

Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Placements with Bank Indonesia are stated at amortised cost using effective interest rate less any allowance for impairment losses. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables. m. Efek-efek dan Obligasi Pemerintah m. Marketable securities and Government Bonds Efek-efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia “SBI” dan korporasi yang diperdagangkan di pasar uang dan di bursa efek. Marketable securities consist of Certificates of Bank Indonesia “SBI” and corporat e bonds traded in the money market and at the stock exchange. Obligasi Pemerintah adalah surat hutang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang dibeli dari pasar. Goverments Bonds represent bonds issued by the Goverments of the Republic of Indonesia purchased from the market. Investasi pada surat berharga syariah, diklasifikasikan berdasarkan model usaha yang ditentukan oleh Bank berdasarkan klasifikasi sesuai PSAK No. 110 tentang “Akuntansi Sukuk” sebagai berikut: Investment in sharia marketable securities, are classified based on business model defined by the Bank in accordance with SFAS No. 110 on Accounting for Sukuk” as follows: NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 31 - 1. Model usaha biaya perolehan yang tujuan utama dari pemilikan surat berharga adalah untuk memperoleh arus kas kontraktual dan terdapat persyaratan kontraktual yang menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok danatau hasilnya. Surat berharga diukur pada biaya perolehan disajikan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi yang disesuaikan dengan premi danatau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi selama periode hingga jatuh tempo. 1. At cost model is adopted the purpose of holding the securities is to acquire contractual cash flow and there is contractual requirements that specify a certain date of principal and margin payments. At cost securities are stated at cost including transaction costs, adjusted by unamortized premium andor discount. Premium and discount are amortized over the period until maturity. 2. Model usaha nilai wajar dimana Sukuk dinilai sebesar nilai wajar yaitu harga pasar. Selisih antara nilai tercatat disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif periode yang bersangkutan. 2. Fair value model is where the Sukuk are valued using market prices. Upon initial recognition, transaction cost is recorded in current statement of comprehensive income. n. Pinjaman yang diberikan n. Loans Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu. Loans are provision of money or cash equivalent based on agreement of lending and borrowing between Bank and borrowers where borrowers are required to repay their debts with interest after specified periods. Pinjaman yang diberikan disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Loans are stated at amortised cost using effective interest rate less allowance for impairment losses. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables. Restrukturisasi pinjaman dilakukan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan melalui modifikasi persyaratan pinjaman yang diberikan seperti perpanjangan jatuh tempo pinjaman yang diberikan danatau perubahan suku bunga. Loan restructuring is performed for borrowers who facing difficulties fulfilling their obligation through a modification of the terms of the loan such as loan maturity extension andor changes in interest rates. Kerugian yang timbul dari restrukturisasi pinjaman yang diberikan yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan pinjaman yang diberikan diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yangbaru, termasuk penerimaan yangdiperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai pinjaman yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi. Kerugian tersebut diakui dalam laba rugi tahun berjalan. Losses on loan restructurings in respect of modification of the terms of the loans are recognised only if the present value of total future cash receipts specified by the new terms of the loans, including both receipts designated as interest and those designated as loan principal, are less than the carrying amount of loans before restructuring. This loss is charge to the current period profit and loss. Kerugian yang mungkin timbul dari restrukturisasi pinjaman yang diberikan merupakan bagian dari cadangan kerugian penurunan nilai. The possible losses from loan restructuring are part of the allowance for impairment losses. NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 32 - o. Tagihan dan liabilitas akseptasi o. Acceptancereceivables and liabilities Tagihan akseptasi diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi dikategorikan sebagai liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Acceptance receivables are classified as loan and receivable. Acceptance liabilities are classified as financial liabilities at amortized costs. Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengukuran awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas akseptasi mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan dan 2f terkait liabilitas keuangan. Recognition, initial measurement, subsequent measurement, reclassification, fair value, impairment and derecognition of acceptances receivable and liability refer to Notes 2e, 2g and 2i related to financial assets and 2f related to financial liabilities. p. Penyertaan saham p. Investments in shares Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik. Investment in shares represents long-term investment in non-publicly-listed companies. Bank memiliki investasi pada saham yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual. Investasi ini dicatat sebesar biaya perolehan karena kisaran estimasi nilai wajar yang realistis adalah signifikan dan probabilitas berbagai estimasi tidak dapat dinilai secara handal mengakibatkan tidak memungkinkan bagi Bank untuk melakukan pengukuran investasi pada saham pada nilai wajarnya. The Bank has investment in shares which is classified as available for sale financial asset. This investment is recorded at cost because of the significant estimation range of the realistic fair value and the probability of various estimation could not be assessed reliably and therefore the Bank is unable to measure the investment in shares at its fair value. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan. The carrying amount of the investments is written down to recognise a permanent decline in value of the individual investments. Any such write-down is charged directly to the current period statement of comprehensive income. q. Aset tetap q. Properties and equipments Aset tetap dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap. Properties and equipments are stated at cost less accumulated depreciation. Historical cost includes expenditures that are directly attributable to the acquisition of the items. Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah sebagaimana mestinya, hanya apabila kemungkinan besar Bank akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Subsequent cost s are included in the asset‟s carrying amount or are recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Bank and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of the replaced part is derecognized. Tanah tidak disusutkan. Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus straight line method untuk mengalokasikan biaya perolehan hingga mencapai nilai sisa sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut: Land is not depreciated. Depreciation on properties and equipments other than land is calculated using a straight line method to allocate their costs to their residual values over their estimated useful lives, as follows: TahunYears Bangunan 20 Buildings Perabot dan perlengkapan 4 - 8 Furniture and fixtures Peralatan kantor 4 - 8 Office equipments