NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014
Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued
- 27 -
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga; atau
terdapat kemungkinan
bahwa pihak
peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
default or delinquency in interest or
principal payments; or
it becoming probable that the borrower will enter into bankruptcy or financial re-
organisation. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi,
jumlah kerugian
penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari
estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku
bunga efektif awal dari aset keuangan. For financial assets carried at amortised cost,
the amount of the impairment is the difference between the asset‟s carrying amount and the
present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset‟s original
effective interest rate. Kerugian penurunan nilai dihitung secara
individual untuk
aset keuangan
yang signifikan secara individual serta kolektif untuk
aset yang secara individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak
terdapat bukti obyektif penurunan nilai ketika dinilai secara individual. Di dalam menentukan
penurunan nilai kolektif, aset keuangan dikelompokkan pada kelompok aset keuangan
berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas masa depan dari kelompok
aset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus
kas kontraktual
dan pengalaman
kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik
risiko kredit
yang serupa.
Pengalaman historis kerugian disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada
masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi masa kini yang tidak mempengaruhi
periode dari pengalaman historis. Impairment loss is calculated individually for
financial assets
that are
individually significant and collectively for assets that are
individually not significant, or individually significant but there is no objective evidence
of impairment when assessed individually. In determining collective impairment, financial
assets are grouped into groups of financial assets
based on
similar credit
risk characteristics. Future cash flow from a group
of financial assets is estimated based on contractual cash flows and historical loss
experience for assets that have similar credit risk characteristics. Historical loss experience
is adjusted based on data observations in the present, to reflect the effects of current
conditions that do not affect the period of historical experience.
Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Bank harus menghitung:
In conducting collective assessment, the Bank must calculate:
Probability of default
”PD” – model ini
menilai probabilitas
konsumen gagal
melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.
Probability of default “PD” –
these models
assess the
probability of
customers failing to repay fully and on time.
Recoverable amount
– didasarkan pada
identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut
discounted cash flow.
Recoverable amount
– based
on identification of future cash flows and
estimation of the present value of those cash flows discounted cash flow.
Loss given default
”LGD” – Bank
mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Bank apabila terjadi
tunggakan fasilitas
kredit. LGD
menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya
ditunjukkan dalam
persentase dari
exposure at
default EAD.
Model Perhitungan
LGD mempertimbangkan
jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.
Loss given default “LGD” –
the Bank estimates economic losses that may be
suffered by the Bank if there are arrears in loan. LGD describes the amount of debt
that may not be recovered and is generally expressed as a percentage of the
exposure at default EAD. The LGD calculation model considers the type of
borrower, facility and any risk mitigation such as availability of collateral.
Loss identification period
”LIP” - periode
waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan
dalam kelompok
aset keuangan sampai bukti obyektif dapat
diidentifikasi atas kredit secara individual.
Loss identification period ”LIP” – the
period of time from the occurrence of a loss event in a group of financial assets
until objective evidence can be identified on credit facility individually.
NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014
Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued
- 28 -
Exposure at default ”EAD” –
Bank mengestimasi
tingkat utilisasi
yang diharapkan dari fasilitas kredit pada saat
terjadi tunggakan.
Exposure at default “EAD” – The Bank
estimates the expected utilization level of credit facilities in the event of arrears.
PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data kredit selama minimal tiga tahun.
PD, LGD and LIP are derived from observation of credit data for at least three
years.
Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan
mengkalikan nilai baki debet kredit pada posisi laporan dengan PD, LIP dan LGD.
Allowance for impairment losses collectively assessed is computed by multiplying the
outstanding loans at report date by the probability of default PD, LIP and LGD.
Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau
kelompok aset keuangan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang
terbentuk. Apabila pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang
dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi
setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui
harus dipulihkan, baik secara langsung atau dengan menyesuaikan cadangan kerugian
penurunan nilai. Pada saat penurunan nilai diakui dalam aset keuangan atau kelompok
aset keuangan, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah penurunan
nilai menggunakan dengan menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskontokan
estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai. Jika piutang
tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadanganpiutang. Pemulihan
kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan
dikreditkan terhadap
akun cadangan. Perubahan jumlah tercatat akun
cadangan piutang diakui dalam laba rugi. The impairment loss is recognized in earnings
and the carrying amount of the financial asset or group of financial assets less allowance for
impairment losses reserved. If in the next period the amount of any impairment loss
decreases and the decrease can be linked objectively
to events
occurring after
impairment loss is recognized, then the impairment loss previously recognized must
be reversed, either directly or by adjusting the amount of allowance for impairment
losses.
When impairment
losses are
recognized in the financial asset or group of financial assets, interest income is recognized
based on
the carrying
amount after
impairment using the interest rate used for discounting the estimated future cash flow
when calculating
impairment. When a
receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account.
Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance
account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in profit
or loss.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif
yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi dalam periode yang
bersangkutan. When an AFS financial asset is considered to
be impaired, cumulative gains or losses previously
recognised in
equity are
reclassified to in the period concerned. Kecuali instrumen ekuitas AFS, jika, pada
periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan
secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui,
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai
tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan
nilai tidak
melebihi biaya
perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the
impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event
occurring after
the impairment
was recognised,
the previously
recognised impairment loss is reversed through profit or
loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is
reversed does not exceed what the amortised cost would have been had the impairment not
been recognised.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui
dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah
penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain.
In respect
of AFS
equity securities,
impairment losses previously recognised in profit or loss are not reversed through profit or
loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in
other comprehensive income.
Aset keuangan yang tidak dinilai secara individual, dievaluasi secara kolektif.
Financial assets that are not assessed individually are evaluated collectively.
NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014
Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued
- 29 -
i. Penjabaran mata uang asing
i. Foreign currency translation
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Transactions denominated
in foreign
currencies are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the
transactions. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs penutupan pada tanggal
pelaporan berdasarkan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat
untuk tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014. Aset dan liabilitas non-moneter dalam
mata uang asing yang diukur berdasarkan biaya perolehan, dijabarkan ke dalam Rupiah
dengan kurs pada tanggal pengakuan awal. Monetary assets and liabilities denominated in
foreign currency are translated into Rupiah with the closing rate as at the reporting date
using the Reuters spot rates at 4.00 p.m. Western Indonesian Time on June 30, 2015
and December 31, 2014. Non-monetary items measured at historical cost denominated in a
foreign currency are translated into Rupiah with the exchange rate as at the date of initial
recognition.
Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang
asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada
laba rugi. Exchange gains and losses arising on
transactions in foreign currencies and on the translation of foreign currency monetary
assets and liabilities are recognised in profit or loss.
Selisih penjabaran mata uang asing atas efek hutang dan aset moneter keuangan lainnya
yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian
selisih kurs. Selisih penjabaran mata uang asing atas unsur-unsur non-moneter seperti
efek yang diperdagangkan dilaporkan sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian nilai
wajar. Selisih penjabaran mata uang asing atas efek tersedia untuk dijual dicatat pada
akun keuntungankerugian yang belum direalisasi atas efek- efek dalam kelompok
tersedia untuk dijual dalam ekuitas. Translation differences on debt securities and
other monetary financial assets measured at fair value are included in foreign exchange
gains and losses. Translation differences on non-monetary items such as equities held for
trading are reported as part of the fair value gain or loss. Translation differences on
available for sale equities are included in the unrealised gainlosses on available for sale
marketable securities in equity.
Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, kurs mata uang utama nilai penuh
yang digunakan untuk penjabaran ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut:
As at June 30, 2015 and December 31, 2014, the major foreign currency rates full amount
used for translation into Rupiah are as follows:
30 Juni 31 Desember
June 2015 December 2014
Euro 14,855
15,053 Euro
Dolar Amerika Serikat 13,333
12,385 United States Dollar
Dolar Singapura 9,906
9,376 Singapore Dollar
Riyal Saudi Arabia 3,556
3,300 Saudi Arabian Riyal
Yen Jepang 109
104 Japanese Yen
j. Kas
j. Cash
Kas meliputi kas kecil, kas besar dan kas di dalam Anjungan Tunai Mandiri ATM.
Cash includes petty cash, cash and cash in Automatic Teller Machines ATMs.
k. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain k. Current account with Bank Indonesia and
other banks
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo
bruto, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are stated at face value or the
gross value of the outstanding balance, less allowance for impairment losses, where
appropriate.
Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.
NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014
Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued
- 30 -
Giro wajib minimum Minimum statutory reserves
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia PBI
No. 1515PBI2013
tanggal 24 Desember 2013 yang berlaku efektif sejak
31 Desember 2013, tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia
dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro
minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum GWM dalam
Rupiah terdiri dari GWM Primer ditetapkan sebesar 8 dan GWM Sekunder ditetapkan
sebesar 4, serta GWM Loan to Deposit Ratio LDR sebesar perhitungan antara
parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR
bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum KPMM bank dan KPMM Insentif. GWM dalam Dolar Amerika Serikat ditetapkan
sebesar 8. In
accordance with
Bank Indonesia
Regulation PBI No. 1515PBI2013 dated December 24, 2013 which is effective starting
December 31, 2013, regarding Minimum Statutory
Reserves GWM
with Bank
Indonesia in Rupiah and Foreign Currencies, each bank in Indonesia is required to maintain
minimum deposit
balances with
Bank Indonesia, as liquidity reserve. The GWM in
Rupiah consists of Primary GWM which is set at 8 and the Secondary GWM which is set
at 4, and GWM Loan to Deposit Ratio LDR GWM which is determined based on
parameters under disincentive and over disincentive for the difference between the
banks LDR and target LDR by taking into account the difference between the banks
Capital Adequacy Ratio CAR and CAR incentive. GWM in the United States Dollar is
set at 8.
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo
rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebesar persentase tertentu dari DPK. Primary Statutory Reserve is the minimum
deposit that should be maintained by a bank in current accounts with Bank Indonesia as a
certain percentage
of TPF
which is
determined by Bank Indonesia. GWM Sekunder adalah cadangan minimum
yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia “SBI”, Surat Utang
Negara “SUN” danatau Excess Reserve, yang
besarnya ditetapkan
oleh Bank
Indonesia sebesar persentase tertentu. Secondary Statutory Reserve is the minimum
reserve that should be maintained by a bank in form of Bank Indonesia Cerfificates “SBI”,
Government Debenture Debt “SUN” andor Excess Reserve, as a certain percentage
determined by Bank Indonesia.
l. Penempatan pada Bank Indonesia
l. Placement with Bank Indonesia
Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Placements with Bank Indonesia are stated at amortised cost using effective interest rate
less any allowance for impairment losses.
Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.
m. Efek-efek dan Obligasi Pemerintah m. Marketable securities and Government
Bonds
Efek-efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia “SBI” dan korporasi yang diperdagangkan di
pasar uang dan di bursa efek. Marketable securities consist of Certificates of
Bank Indonesia “SBI” and corporat e bonds
traded in the money market and at the stock exchange.
Obligasi Pemerintah adalah surat hutang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang dibeli dari pasar. Goverments Bonds represent bonds issued
by the Goverments of the Republic of Indonesia purchased from the market.
Investasi pada surat berharga syariah, diklasifikasikan berdasarkan model usaha
yang ditentukan oleh Bank berdasarkan klasifikasi sesuai PSAK No. 110 tentang
“Akuntansi Sukuk” sebagai berikut: Investment in sharia marketable securities,
are classified based on business model defined by the Bank in accordance with SFAS
No. 110 on Accounting for Sukuk” as follows:
NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014
Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued
- 31 - 1. Model usaha biaya perolehan yang tujuan
utama dari pemilikan surat berharga adalah untuk memperoleh arus kas
kontraktual dan terdapat persyaratan kontraktual yang menentukan tanggal
tertentu pembayaran pokok danatau hasilnya. Surat berharga diukur pada
biaya perolehan disajikan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi
yang disesuaikan dengan premi danatau diskonto yang belum diamortisasi. Premi
dan diskonto diamortisasi selama periode hingga jatuh tempo.
1. At cost model is adopted the purpose of holding the securities is to acquire
contractual cash flow and there is contractual requirements that specify a
certain date of principal and margin payments. At cost securities are stated at
cost
including transaction
costs, adjusted by unamortized premium andor
discount. Premium and discount are amortized over the period until maturity.
2. Model usaha nilai wajar dimana Sukuk dinilai sebesar nilai wajar yaitu harga
pasar. Selisih
antara nilai
tercatat disajikan
dalam laporan
laba rugi
komprehensif periode
yang bersangkutan.
2. Fair value model is where the Sukuk are valued using market prices. Upon initial
recognition, transaction cost is recorded in current statement of comprehensive
income.
n. Pinjaman yang diberikan n. Loans
Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya berikut
bunganya setelah jangka waktu tertentu. Loans are provision of money or cash
equivalent based on agreement of lending and borrowing between Bank and borrowers
where borrowers are required to repay their debts with interest after specified periods.
Pinjaman yang diberikan disajikan sebesar biaya
perolehan diamortisasi
dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi
dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Loans are stated at amortised cost using
effective interest rate less allowance for impairment losses.
Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.
Restrukturisasi pinjaman dilakukan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajibannya, yang dilakukan melalui modifikasi persyaratan pinjaman yang
diberikan seperti perpanjangan jatuh tempo pinjaman yang diberikan danatau perubahan
suku bunga. Loan restructuring is performed for borrowers
who facing difficulties fulfilling their obligation through a modification of the terms of the loan
such as loan maturity extension andor changes in interest rates.
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi pinjaman yang diberikan yang berkaitan
dengan modifikasi persyaratan pinjaman yang diberikan diakui bila nilai sekarang dari jumlah
penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan
dalam persyaratan
kredit yangbaru,
termasuk penerimaan
yangdiperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai pinjaman
yang diberikan
yang tercatat
sebelum restrukturisasi.
Kerugian tersebut
diakui
dalam laba rugi tahun berjalan.
Losses on loan restructurings in respect of modification of the terms of the loans are
recognised only if the present value of total future cash receipts specified by the new
terms of the loans, including both receipts designated as interest and those designated
as loan principal, are less than the carrying amount of loans before restructuring. This loss
is charge to the current period profit and loss.
Kerugian yang
mungkin timbul
dari restrukturisasi
pinjaman yang
diberikan merupakan bagian dari cadangan kerugian
penurunan nilai.
The possible losses from loan restructuring
are part of the allowance for impairment losses.
NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2015, 2014 AND DECEMBER 31, 2014
Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued
- 32 -
o. Tagihan dan liabilitas akseptasi o. Acceptancereceivables and liabilities
Tagihan akseptasi diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.
Liabilitas akseptasi dikategorikan sebagai liabilitas
keuangan diukur
pada biaya
perolehan diamortisasi. Acceptance receivables are classified as loan
and receivable. Acceptance liabilities are classified as financial liabilities at amortized
costs.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah
pengukuran awal,
reklasifikasi, penentuan nilai wajar, penurunan nilai dan
penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas akseptasi
mengacu pada
Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan dan 2f terkait liabilitas keuangan.
Recognition, initial measurement, subsequent measurement, reclassification, fair value,
impairment and derecognition of acceptances receivable and liability refer to Notes 2e, 2g
and 2i related to financial assets and 2f related to financial liabilities.
p. Penyertaan saham p. Investments in shares
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik.
Investment in shares represents long-term investment in non-publicly-listed companies.
Bank memiliki investasi pada saham yang diklasifikasikan
sebagai aset
keuangan tersedia untuk dijual. Investasi ini dicatat
sebesar biaya perolehan karena kisaran estimasi nilai wajar yang realistis adalah
signifikan dan probabilitas berbagai estimasi tidak
dapat dinilai
secara handal
mengakibatkan tidak memungkinkan bagi Bank untuk melakukan pengukuran investasi
pada saham pada nilai wajarnya.
The Bank has investment in shares which is classified as available for sale financial asset.
This investment is recorded at cost because of the significant estimation range of the
realistic fair value and the probability of various estimation could not be assessed
reliably and therefore the Bank is unable to measure the investment in shares at its fair
value.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk
mengakui penurunan
tersebut yang
ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada
laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
The carrying amount of the investments is written down to recognise a permanent
decline in value of the individual investments. Any such write-down is charged directly to the
current period statement of comprehensive income.
q. Aset tetap q. Properties and equipments
Aset tetap dicatat sebesar harga perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan.
Harga perolehan mencakup semua pengeluaran
yang terkait
secara langsung
dengan perolehan aset tetap.
Properties and equipments are stated at cost less accumulated depreciation. Historical cost
includes expenditures that are directly attributable to the acquisition of the items.
Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau
sebagai aset yang terpisah sebagaimana mestinya, hanya apabila kemungkinan besar
Bank akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut
dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai tercatat komponen yang
diganti tidak lagi diakui. Subsequent cost
s are included in the asset‟s carrying amount or are recognised as a
separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits
associated with the item will flow to the Bank and the cost of the item can be measured
reliably. The carrying amount of the replaced part is derecognized.
Tanah tidak disusutkan. Penyusutan aset tetap
selain tanah
dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus straight line method
untuk mengalokasikan
biaya perolehan
hingga mencapai
nilai sisa
sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:
Land is not depreciated. Depreciation on properties and equipments other than land is
calculated using a straight line method to allocate their costs to their residual values
over their estimated useful lives, as follows:
TahunYears
Bangunan 20
Buildings Perabot dan perlengkapan
4 - 8 Furniture and fixtures
Peralatan kantor 4 - 8
Office equipments