122
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti  menyadari  adanya  keterbatasan-keterbatasan  yang menyangkut kemampuan peneliti sendiri. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Subyek dalam penelitian ini hanya pengelola laboratorium dan guru mapel IPA, peneliti  belum  melibatkan  Kepala  Sekolah  sebagai  subyek  dalam
penelitian. 2. Peneliti hanya membatasi tempat penelitian pada SMP Negeri saja belum
melibatkan SMP Swasta, sehingga belum diketahui bagaimanakah pengelolaan sarana laboratorium IPA di SMP Swasta.
123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan diatas,  maka  dapat disimpulkan  bahwa pengelolaan  sarana  laboratorium  IPA di  SMP  Negeri  se-
kecamatan  Godean yang  meliputi  perencanaan  sarana  laboratorium  IPA, penggunaan sarana laboratorium IPA, pemeliharaan sarana laboratorium IPA dan
penghapusan sarana laboratorium IPA, adalah sebagai berikut: 1. Proses  perencanaan  yang  dilakukan  di  SMP  N  se-kecamatan  Godean
meliputi  1 analisis  kebutuhan,  skala  prioritas  dan  kesesuaian  dana berdasarkan  kebutuhan  alatbahan  yang  digunakan  sekolah,  untuk  skala
prioritas  dan  kesesuaian  dana  berdasarkan  dana  yang  dimiliki  sekolah sehingga  dalam  pengadaan  alatbahan  guru  maupun  pengelola
laboratorium  dapat  menyesuaikan  dengan  dana  yang  ada; 2 pengadaan dan  pemilihan  alatbahan  dilakukan  dengan  cara  musyawarah  oleh
pengelola  laboratorium  dan  seluruh  guru  IPA; 3  kecermatan  pemilihan alatbahan  dan  perencanaan  jadwal  penggunaan  dilakukan  bersama-sama
oleh  pengelola  laboratorium  maupun  guru,  perencanaan jadwal
penggunaan  berjalan  sesuai dengan  harapan,  karena  guru  maupun pengelola mengetahui kapasitas yang dimiliki sekolah
. 2.
Penggunaan sarana laboratorium IPA sudah  berjalan dengan cukup baik dan diimbangi  dengan  pengetahuaan  pengguna  agar  terhindar  dari
kecelakaan  yang  bisa  terjadi  kapan  pun. Penggunaan  sarana  laboratorium IPA
meliputi memanfaatkan
alatbahan sesuai
kebutuhan dan
124
menggunakan  sesuai  petunjuk.  Memanfaatkan  alatbahan  yang  digunakan oleh  guru  maupun  siswa  sesuai  dengan  kurikulum  yang  berlaku, untuk
penggunaannya  guru  terlebih  dahulu  memberikan  petunjuk  dan  cara penggunaannya  sehingga  dalam  pembelajaran  dapat  berjalan  lancar  dan
tidak terjadi kecelakaan.
3.
Pemeliharaan sarana  laboratorium  IPA belum  benar-benar dilakukan secara maksimal, meliputi pemeriksaan rutin yang dilakukan ketika sarana
tersebut akan digunakan saja. Hal ini dilakukan karena keterbatasan SDM yang  dimiliki  SMP  N  se-kecamatan  Godean. Pemeriksaan  secara berkala
belum  berjalan  dengan  baik,  hal  ini  dilakukan setiap  akhir  semester menjelang awal tahun ajaran baru. Pemeliharaan sarana laboratorium IPA
di  SMP  N  se-kecamatan  Godean  memiliki  hambatan  yaitu  keterbatasan SDM  dan  waktu  yang  dimiliki  pengelola  laboratorium.  Laboran  untuk
tingkat  SMP  memang  sangat  dibutuhkan,  sehingga  dalam  pengelolaan laboratorium dapat berjalan dengan lancar.
4. Penghapusan  sarana  laboratorium IPA sebagian  besar  sudah  berjalan cukup baik. Hal  ini  sesuai  dengan  prosedur  penghapusan  sarana
laboratorium  yang  sudah  diketahui  oleh sebagian pengelola  laboratorium, namun  beberapa  guru  maupun  pengelola  yang  belum  mengetahui  proses
penghapusan  sarana  hanya  menyingkirkan  sarana  yang  rusak  tersebut  ke gudang atau dibuang. Hal ini karena pengetahuan pengelola maupun guru
tentang proses penghapusan sarana masih minim.
125
B. Saran
Berdasarkan  kesimpulan di  atas,  maka dapat  dikemukakan saran tentang pengelolaan  sarana  laboratorium  IPA  SMP  N  se-kecamatan  Godean sebagai
berikut: 1. Pada  masalah perencanaan  dan  pengadaan  sarana, pendanaan  sebaiknya
pihak  sekolah  selalu  mengkoordinasikan  dengan  komite  sekolah  untuk musyawarah bersama memecahkan masalah dana lewat rekananbantuan.
2. Kepala  sekolah  hendaknya  mengikutsertakan  pengelola  untuk  ikut kegiatan seminar, penataran dan pelatihan mengenai pemeliharaan sarana
laboratorium sehingga pengelola bisa memahami mengenai pemeliharaan sarana laboratorium.
3. Guru  sebagai  pengguna  sarana  laboratorium  hendaknya  sering melakukan  pemeriksaan  rutin  maupun  berkala,  sehingga  sarana
laboratorium dapat bertahan lama. 4. Sekolah hendaknya menyediakan sumber tentang prosedur penghapusan
sarana laboratorium, sehingga sarana yang mengalami rusak dapat segera dibuatkan berita acara proses penghapusan.