75
positif antara reinforcement dengan motivasi belajar matematika siswa kelas V Sekolah Dasar segugus II Kecamatan Nanggulan tahun ajaran
20152016” diterima dan dinyatakan bahwa antara reinforcement dengan motivasi belajar matematika memiliki hubungan yang positif.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat reinforcement di kelas V SD segugus II Kecamatan Nanggulan sebagian besar berada pada kategori
sedang, yaitu dengan persentase sebesar 66,20. Demikian pula dengan tingkat motivasi belajar matematika siswa di kelas V SD segugus II
Kecamatan Nanggulan berada pada kategori sedang dengan persentase 63,38. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat reinforcement
dan tingkat motivasi belajar siswa kelas V SD segugus II Kecamatan nanggulan berada pada kategori sedang.
Adapun perolehan skor untuk indikator-indikator reinforcement didapatkan skor tertinggi dengan rata-rata 189,33 pada indikator
“kebermaknaan” dan skor terendah dengan rata-rata 172,75 pada indikator “kehangatan dan keantusiasan”.
Perolehan rata- rata skor tertinggi pada indikator “kebermaknaan”
menunjukkan bahwa siswa kelas V SD segugus II Kecamatan Nanggulan telah mengetahui dan merasakan kebermaknaan dari kata-kata guru tentang
makna mempelajari matematika. Adapun item-item terkait kebermaknaan meliputi guru yang pernah mengatakan bahwa dengan belajar matematika
76
akan mudah mencapai cita-cita, kata-kata guru yang membuat senang mempelajari metematika, dan dengan matematika dapat masuk SMP yang
bagusfavorit. Perolehan skor terendah ada pada indikator ke 2 yaitu indikator
“kehangatan dan keantusiasan” menunjukkan bahwa siswa kelas V SD segugus II Kecamatan Nanggulan masih kurang dalam memperoleh
kehangatan dan keantusiasan saat pembelajaran matematika. Rendahnya kehangatan dan keantusiasan ini ditandai dengan skor yang kurang baik pada
item-item angketnya yaitu masih kurangnya guru mengusap punggung siswa ketika mengerjakan soal matematika, menyentuh baju ketika pembelajaran
matematika, memberi tepuk tangan ketika siswa tidak mengerjakan soal matematika di depan kelas dan ketika tidak ada yang salah dalam
mengerjakan soal matematika, mengatakan “betul” kepada siswa saat siswa dapat mengerjakan soal maupun tugas matematika di depan kelas,
mengatakan “hebat” ketika siswa dapat mentelesaikan soal matematika di awal waktu, dan mengatakan “bagus” ketika siswa dapat mengerjakan
tugasPR matematika. Selanjutnya, perolehan skor untuk indikator-indikator angket motivasi
belajar diperoleh skor tertinggi dengan rata-rata 243,67 yaitu pada indikator ke 3 “harapan dan cita-cita”. Sedangkan perolehan skor terendah dengan rata-
rata 177 ,40 pada indikator ke 6 yaitu indikator “keinginan yang menarik”.
Perolehan rata- rata skor tertinggi pada indikator “harapan dan cita-
cita” menunjukkan bahwa siswa kelas V SD segugus II Kecamatan
77
Nanggulan telah mengetahui manfaat dari belajar matematika dalam kehidupannya. Hal ini ditandai dengan perolehan skor yang tinggi pada item-
item angket, dimana siswa belajar matematika agar nilainya meningkat, mendapat nilai yang bagus, dan agar dapat masuk SMP yang bagus.
Sementara perolehan skor terendah pada indikator “keinginan yang menarik” menunjukkan bahwa siswa kelas V SD segugus II Kecamatan
Nanggulan masih kurang adanya dorongan yang menarik dalam pembelajaran matematika. Rendahnya dorongan yang menarik dalam pembelajaran
matematika ini ditandai dengan siswa tidak mengulang pelajaran matematika saat pulang dari sekolah, tidak mencatat materi matematika yang disampaikan
oleh guru, dan dalam pembelajaran matematika guru kurang menggunakan alat peraga dan permainan yang menyenangkan.
Hasil analisis hubungan antara reinforcement dengan motivasi belajar diperoleh nilai signifikansi hasil analisis SPSS 0,000nilai taraf signifikansi
sebesar 0,005 yakni pada taraf 5. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif anatar reinforcement
dengan motivasi balajar matematika siswa kelas V SD segugus II Kecamatan Nanggulan.
Adanya hubungan antara reinforcement dengan motivasi belajar matematika disebabkan karena dengan reinforcement dapat memberikan
suasana belajar yang menyenangkan sehingga meningkatkan motivasi belajar. Sebagaimana Gage Berliner Slameto, 2003: 177 mengatakan bahwa kata-
kata seperti „bagus‟, „baik‟, „pekerjaan yang baik‟, yang diucapkan segera
78
setelah siswa melakukan tingkah laku yang diinginkan atau mendekati tingkah laku yang diinginkan, merupakan pembangkit motivasi yang besar.
Kata- kata seperti „bagus‟, „baik‟, „pekerjaan yang baik‟ tersebut merupakan
bentuk verbal dari reinforcement penguatan. Dengan kata-kata tersebut dapat membesarkan hati siswa sehingga dapat menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa jika dilakukan secara konsisten. Sejalan dengan pendapat Sardiman 2007: 94 menyatakan
bahwa salah satu bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah adalah dengan pujian. Apabila siswa yang
sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan
pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan
harga diri. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Novan Ardy Wiyani 2013: 36
yang menyatakan bahwa tujuan dari dilakukannya penguatan adalah memotivasi, membangkitkan, dan meningkatkan motivasi belajar sehingga
memudahkan peserta didik dalam belajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara reinforcement dengan motivasi
belajar matematika siswa. siswa yang mendapat reinforcement tinggi akan mendorongnya untuk memiliki motivasi belajar matematika yang tinggi.
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Tingkat reinforcement di kelas V SD segugus II Kecamatan Nanggulan tahun ajaran 20152016 sebagian besar berada pada kategori sedang
dengan persentase sebesar 66,20. 2. Tingkat motivasi belajar matematika di kelas V SD segugus II Kecamatan
Nanggulan tahun ajaran 20152016 sebagian besar berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 63,38.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara reinforcement dengan motivasi belajar matematika siswa kelas V SD segugus II
Kecamatan Nanggulan tahun ajaran 20152016, yang dibuktikan dengan hasil uji korelasi yang didapat yaitu nilai signifikansi hasil analisis SPSS
0,000 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 0,05 0,000 0,05 pada taraf signifikansi 5.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi siswa yang motivasi belajarnya masih rendah, hendaknya terus memotivasi diri untuk meningkatkan motivasi belajar matematika dan