Komponen Reinforcement Kajian tentang Reinforcement

17 Berdasarkan paparan di atas dapat diuraikan bahwa prinsip penggunaan penguatan reinforcement yaitu bersifat positif, kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan memotivasi.

4. Komponen Reinforcement

Novan Ardy Wiyani 2013: 36 menyatakan bahwa ada dua jenis penguatan, yaitu penguatan verbal dan nonberbal. Penguatan verbal berbentuk ucapan, baik dalam bentuk kata-kata, seperti ucapan betul, bagus, hebat, bagus, dan lainnya serta dalam bentuk kalimat seperti ucapan “Wah pekerjaanmu bagus sekali”. Selain itu Novan Ardy Wiyani 2013: 36 lebih lanjut memaparkan penguatan nonverbal berbentuk gerakan-gerakan fisik guru gestural, contohnya adalah sebagai berikut. a. Penguatan dengan gerakan isyarat dari anggota tubuh seperti menganggukkan kepala, wajah ceria, wajah mendung, tersenyum, tertawa, kontak pandang mata, mengangkat ibu jari tangan, tepuk tangan, dan sebagainya. b. Penguatan dengan sentuhan seperti memegang atau menepuk bahu, mengusap kepala, jabat tangan, dan sebagainya. c. Penguatan dengan pendekatan kepada peserta didik, seperti berdiri di samping peserta didik, guru duduk di dekat peserta didik, dan lainnya. d. Penguatan dengan hadiah. Barnawi Mohammad Arifin 2012: 209-210, berpendapat bahwa dalam reinforcement atau penguatan terdapat 2 komponen yaitu a. Penguatan verbal, yaitu tanggapan guru berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan. b. Penguatan nonverbal, yang meliputi mimik dan gerakan badan, pendekatan, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, symbol atau benda, serta penuh dan tidak penuh. 18 Menurut Wingkel Hamzah B. Uno, 2006: 169-170 komponen keterampilan pemberi penguatan ialah sebagai berikut: a. Penguatan verbal, berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru. b. Penguatan gestural, berupa mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. c. Penguatan dengan cara mendekati, dengan cara mendekai siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. d. Penguatan dengan sentuhan, dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjanat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa. e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan. f. Penguatan berupa tanda atau benda, merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. J.J. Hasibuan Moedjiono 2009: 59 menyatakan beberapa keterampilan memberi penguatan adalah a penguatan verbal, b penguatan gestural, c penguatan dengan cara mendekati, d penguatan dengan sentuhan, e penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, f penguatan berupa tanda atau benda. Sejalan dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah 2010: 120-122 yang mengemukakan bahwa komponen pemberian penguatan yaitu a penguatan verbal; b penguatan gestural; c penguatan kegiatan; d penguatan mendekati; e penguatan sentuhan; dan f penguatan tanda. Marno dan M. Idris 2014: 133-134 juga menyatakan bahwa komponen keterampilan memberikan penguatan adalah a penguatan verbal; b penguatan berupa mimik muka dan gerakan badan gestural; c penguatan dengan cara mendekati anak; d penguatan dengan sentuhan; 19 e penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan; dan f penguatan berupa simbol atau benda. Pemberian penguatan menurut Wingkel Hamzah B. Uno, 2006: 169 bisa dalam bentuk sebagai berikut: a perhatian kepada guru, kawan, atau objek diskusi; b tingkah laku belajar, membaca, pekerjaan di papan tulis; c penyelesaian hasil pekerjaan PR; d kualitas pekerjaan atau tugas kerapian, keindahan; e perbaikanpenyempurnaan tugas; f tugas-tugas mandiri. Pitadjeng 2006: 41 menyatakan bahwa ganjaran dari guru akan memberikan kepuasan bagi anak didik, dan anak didik cenderung berusaha untuk mengulangi atau meninggalkan apa yang telah dicapainya itu. Guru yang memberikan pujian terhadap anak didik, akan semakin menguatkan konsep yang tertanam pada diri anak, dan merupakan hadiah bagi anak didik yang kelak akan meningkatkan dirinya dalam menguasai pelajaran. Berdasarkan paparan di atas, peneliti sepakat dengan pendapat Wingkel Hamzah B. Uno, 2006: 169-170 yang menyatakan bahwa komponen reinforcement yaitu penguatan secara verbal, gestural, mendekati, sentuhan, memberi kegiatan menyenangkan, dan menggunakan tanda atau benda.

B. Kajian tentang Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Isbandi Rukmianto Adi Hamzah B. Uno, 2010: 3 menyatakan bahwa istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Menurut Sumadi Suryabrata Jaali 2011: