Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

47 ini adalah siswa kelas V dan setting penelitian berada di SD Negeri Barunagri, Lembang, Bandung Barat, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti subjeknya adalah siswa kelas III dan setting penelitian berada di SD Negeri Gembongan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Dari penelitian yang relevan di atas, dapat diketahui bahwa keterampilan berbicara siswa penting untuk ditingkatkan. Peningkatan keterampilan berbicara siswa yaitu dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bermakna menggunakan media pembelajaran yang tepat. Ada berbagai media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Dalam penelitian ini, media pembelajaran yang digunakan adalah media pop up. Kelebihan dari media pop up yaitu dapat menyajikan pengalaman langsung bagi siswa serta objek yang ditampilkan terlihat seperti nyata. Siswa juga akan lebih mudah untuk memahami suatu cerita, kemudian mampu menceritakannya kembali secara lisan. Kegiatan bercerita menggunakan media pop up akan melatih siswa untuk terampil berbicara.

G. Kerangka Pikir

Keterampilan berbicara siswa kelas III SD Negeri Gembongan Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 20142015 dalam kegiatan bercerita masih tergolong rendah. Siswa kesulitan bercerita karena tidak memiliki cukup bahan cerita dan belum mampu bercerita secara runtut. 48 Hal tersebut dapat diketahui dari hasil observasi pembelajaran dan wawancara dengan guru kelas III SD Gembongan. Rita Eka Izzaty, dkk. 2013: 107-108 menjelaskan bahwa masa anak usia Sekolah Dasar belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan berbicara ditunjang oleh perbendaharaan kosa kata yang dimiliki anak. Bertambahnya kosa kata berasal dari berbagai sumber dan kegiatan pembelajaran. Guru memiliki peran penting dalam mengembangkan keterampilan berbicara siswa melalui berbagai kegiatan pembelajaran, salah satunya adalah kegiatan bercerita. Saleh Abbas 2006: 90-92 menyatakan bahwa kegiatan bercerita sebagai sarana komunikasi linguistik yang kuat dan menghibur, serta memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengenal lafal, ritme, intonasi, dan ekspresi. Siswa merasa kesulitan ketika bercerita jika bahan ceritanya tidak berada dekat dengan diri siswa dan masih bersifat abstrak. Oleh sebab itu perlu adanya media untuk membantu mengkonkretkan hal-hal yang masih bersifat abstrak, sehingga menjadi sumber cerita siswa untuk kegiatan bercerita. Salah satu media yang baik digunakan pada pembelajaran keterampilan berbicara dalam bentuk kegiatan bercerita adalah media pop up, mengingat kelebihan- kelebihan pop up yaitu sebagai rangsang visual yang menjadi sumber bahan cerita siswa. Langkah pembelajaran menggunakan media pop up dibantu dengan peta konsep agar siswa mampu bercerita secara runtut. Berdasarkan penelitian Nila Rahmawati 2014, dengan media pop up juga dapat menjadi sumber bagi siswa dalam memperoleh kosa kata, sehingga 49 anak memiliki bahan untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita yang dilisankan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Aditya Dewa Kusuma 2013: 8 yang menjelaskan bahwa tampilan objek atau gambar pada pop up akan memberikan rangsangan visual yang menjadi sumber bahan cerita bagi siswa. Selain itu, cerita siswa menjadi lebih runtut dengan bantuan peta konsep yang merupakan langkah pembelajaran menggunakan media pop up. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran keterampilan berbicara dalam bentuk kegiatan bercerita menggunakan media pop up dapat membantu meningkatkan hasil keterampilan berbicara siswa. Hal tersebut karena media pop up dapat menjadi sumber bahan cerita bagi siswa. Langkah pembelajaran berbicara dalam bentuk kegiatan bercerita menggunakan media pop up juga dibantu dengan peta konsep agar cerita siswa menjadi runtut. Atas pertimbangan tersebut, peneliti mengajukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Media Pop Up Siswa Kelas III SD Negeri Gembongan Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 20142015”. 50 Gambaran kerangka pikir dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut. Kondisi awal 1. Hasil keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan bercerita masih rendah, karena siswa tidak cukup memiliki sumber bahan cerita. 2. Cerita siswa tidak runtut TindakanAction Langkah-langkah pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media pop up: 1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang unsur- unsur dalam cerita. 2. Siswa mengamati dan bertanya jawab dengan guru tentang objek pada media pop up. 3. Hasil jawaban siswa ditulis di papan tulis dalam bentuk peta konsep. 4. Guru memberikan contoh mengembangkan peta konsep menjadi sebuah cerita yang dilisankan. 5. Siswa membuat peta konsep seperti yang dicontohkan oleh guru berdasarkan objek pada media pop up sesuai dengan pengalaman masing-masing, serta mengembangkannya menjadi draft cerita. 6. Siswa bercerita dengan mengembangkan draft cerita yang telah dibuat. 7. Siswa lainnya menanggapi dengan pertanyaan berkaitan dengan cerita. Kondisi Akhir 1. Hasil keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan bercerita dapat meningkat. 2. Cerita siswa menjadi runtut. Gambar 1. Kerangka Pikir 51

H. Definisi Operasional