Refleksi Deskripsi Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III pada Siklus I

96 keterampilan berbicara. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada diagram batang berikut. Gambar 8. Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa pada Prasiklus dan Siklus I Dari data yang telah tersaji di atas, kemampuan berbicara siswa kelas III SD Negeri Gembongan Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 20142015 masuk dalam kategori cukup terampil. Nilai rata-rata siswa mencapai 74.975 dan persentase siswa yang tuntas KKM keterampilan berbicara 73 sebesar 60.

4. Refleksi

Tahap ke empat dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu refleksi. Dalam tahap refleksi dilakukan evaluasi tentang apa yang telah dilakukan, diungkapkan kelebihan dan kekurangan tindakan, serta mencari solusi untuk dilaksanakan pada tindakan selanjutnya. Peneliti dan guru melakukan refleksi dengan cara mengevaluasi proses kegiatan pembelajaran berbicara khususnya bercerita yang telah dilaksanakan. Hal 10 20 30 40 50 60 70 Prasiklus Siklus I Siswa yang sudah mencapai KKM Siswa yang belum mencapai KKM 97 ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan bercerita menggunakan media pop up. Hasil penilaian keterampilan berbicara dalam bentuk kegiatan bercerita setelah tindakan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan pada aspek pelafalan, intonasi, diksi, keruntutan, keberanian, kelancaran, sikap ekspresi, dan penguasaaan tema, jika dibandingkan dengan sebelum tindakan. Namun peningkatan tersebut belum memenuhi target yang telah ditentukan oleh peneliti dan guru. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 80 dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran mencapai KKM keterampilan berbicara sebesar 73. Berdasarkan tes bercerita pada siklus I diketahui adanya peningkatan nilai rata-rata siswa. Pada pratindakan prasiklus rata-rata nilai siswa yaitu sebesar 71.55 meningkat pada siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 74.975. Sementara itu, siswa yang telah memenuhi KKM keterampilan berbicara meningkat sebesar 20, yakni dari 40 menjadi 60. Kriteria dalam penelitian ini belum terpenuhi yaitu 80 dari jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah mencapai KKM keterampilan berbicara sebesar 73. Sementara itu, siswa yang tuntas KKM keterampilan berbicara pada siklus I sebesar 60. Dengan demikian siklus I dapat dikatakan belum berhasil. Berdasarkan penilaian tes praktik bercerita yang telah diperoleh, hasil keterampilan berbicara siswa dalam bercerita tentang peristiwa yang pernah dialami, dilihat atau didengar dirasakan belum maksimal. 98 Ada 8 siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan, sehingga masih perlu ditingkatkan lagi. Belum tercapainya target tindakan pada pelaksanaan siklus I, maka peneliti dan guru sepakat melanjutkan penelitian tindakan pada siklus II dengan berusaha melibatkan seluruh siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan memperbaiki media pop up yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, rencana kegiatan diulangi lagi pada siklus II, namun dengan beberapa perbaikan dan variasi. Pelaksanaan tindakan pada siklus I masih terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan dalam memaksimalkan keterampilan berbicara siswa untuk bercerita dengan menggunakan media pop up, yakni: a. Gambar objek pada media pop up dibuat lebih menarik lagi dan wajah karakter lebih lucu lagi untuk memberikan rangsangan visual siswa lebih baik. b. Guru perlu lebih kritis dan interaktif ketika melakukan tanya jawab menggali pengetahuan siswa menggunakan media pop up. c. Belum semua siswa aktif memberikan tanggapan ketika siswa lain selesai bercerita di depan kelas. d. Waktu yang diperlukan untuk bercerita satu persatu di depan kelas terlalu lama, sehingga waktu dirasakan tidak efektif. e. Media pop up yang hanya satu untuk pembelajaran klasikal sekelas kurang memadai, siswa saling berebut untuk mengamati objek secara lebih jelas. 99

D. Deskripsi Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III pada Siklus II