37 kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis
kuesioner, yaitu 1 kuesioner yang diberikan kepada siswa untuk mengukur pelaksanaan prakerin, 2 kuesioner yang diberikan kepada karyawan industri
untuk mengukur kemampuan siswa SMK yang disyaratkan industri.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dengan jumlah responden sedikit. Penelitian ini menggunakan teknik
wawancara terstruktur, yaitu teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Wawancara dilakukan karyawan industri untuk mengukur instrumen kemampuan siswa SMK sebelum melaksanakan prakerin berdasarkan aspek dunia industri.
E. Validitas
Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk sebab instrumen yang akan digunakan adalah instrumen nontest. Validitas
konstruk dilakukan dengan meminta pertimbangan kepada para ahli expert
judgment untuk memeriksa dan menilai secara sistematis apakah butir atau item pada instrumen telah mewakili apa yang hendak diukur.
Instrumen disusun sesuai dengan rancangan kisi-kisi instrumen yang ditetapkan dan berdasarkan isi teori yang dipakai. Instrumen yang telah disusun
dikonsultasikan dengan guru di sekolah atau dengan para ahli di bidangnya expert judgement untuk mendapatkan penilaian apakah instrumen tersebut
38 valid atau tidak. Rekomendasi yang diberikan dari guru atau para ahli
dibidangnya, digunakan sebagai perbaikan instrumen sampai instrumen tersebut dikatakan valid. Validator instrumen ini adalah guru TITL SMK N 1 Bumijawa
yaitu Moh. Taufik Ardiansyah S.Pd., Kris Biyantoro S.Pd. dan Totok Dwi Isyanto S.Pd.
F. Reliabilitas
Setelah proses validasi instrumen, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengestimasi reliabilitas instrumen. Tingkat reliabilitas instrumen
ditentukan berdasarkan besarnya koefisien reliabilitas yang dimiliki. Semakin tinggi koefisien reliabilitas, semakin tinggi pula reliabilitas instrumen tersebut.
Kriteria yang digunakan untuk menetapkan kehandalan instrumen adalah bila koefisien reliabilitas mencapai 0,70 atau lebih maka instrumen tersebut dikatakan
handalreliabel. Analisis reliabilitas ini diukur melalui koefisien
alpha cronbach’s alpha
karena instrumen yang digunakan adalah angket dengan skala 1-4. Rumus koefisien
alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau bentuk uraian.
Setelah dilakukan uji reliabilitas, diperoleh koefisien cronbach alpha
sebesar 0,845. Sehingga instrumen penelitian ini dikatakan reliabel karena lebih besar dari 0,70.
G. Instrumen Penelitian
Dalam pembuatan instrumen diperlukan langkah-langkah yang teliti dan
benar agar dapat diperoleh data yang mewakili objek yang diteliti. Dalam