BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era reformasi dan dampak persaingan globalisasi mendorong percepatan perubahan perbaikan kinerja aparatur pemerintah. Aparatur pemerintah dituntut bekerja lebih professional,
bermoral, bersih dan beretika dalam mendukung reformasi birokrasi dan menunjang kelancaran tugas pemerintahan dan pembangunan serta meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil di
seluruh Indonesia. Reformasi birokrasi sudah dan sedang berlangsung di semua lini departemenlembaga pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional. Untuk menata kembali sistem pemerintahan yang baik dan kinerja Pegawai Negeri Sipil maka pemerintah harus lebih mencermati kemampuan yang dimiliki
Pegawai Negeri Sipil tersebut. Peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai pelaksana kegiatan pemerintahan harus mampu
meningkatkan kinerjanya terutama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang selama ini belum efesien dan efektif. Efektifitas pegawai merupakan unsur
pokok dalam aktivitas kerja untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan dengan pencapaian sasaran dan tujuan yang akan dicapai untuk meningkatkan
kinerja Pegawai Negeri Sipil di Indonesia. Secara sederhana efektifitas pegawai dapat diartikan sebagai bentuk penyelesaian yang telah ditentukan sebelumnya. Agar Pegawai Negeri Sipil di
Indonesia tetap dihargai keberadaannya karena efektifitas pelayanan publiknya yang sangat baik diterapkan kepada masyarakat, maka pegawai tersebut harus memperhatikan kedudukan tugas
dan fungsi organisasi dalam menghadapi lingkungan yang cenderung berubah-ubah. 1
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.31 Tahun 2007 tentang Pedoman penyelenggaraan Diklat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemarintah Daerah, maka
salah satu upaya untuk mewujudkan aparatur yang professional dapat dilaksanakan melalui Pendidikan dan Pelatihan Diklat. Kegiatan Diklat merupakan proses peningkatan kompetensi
aparatur agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal melalui transfer pegetahuan, sikap dan keterampilan tertentu agar memenuhi syarat dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pegawai Negeri Sipil PNS di kantor Walikota Padangsidimpuan sangat memprihatinkan kondisinya. Harusnya Pegawai Negeri Sipil PNS disiplin agar dapat melayani
masyarakat dengan baik. Menurut pengamatan jam 08.00 WIB kantor Walikota Padangsidimpuan masih sepi dan belum semua aparatur masuk kantor, bahkan pada pukul 09.00
WIB, pegawai baru berdatangan ke kantor. Apalagi pada hari jumat, usai salat jumat kantor sudah sering sepi karena para pegawai tidak kembali ke kantor untuk melaksanakan tugas,
padahal masih dalam jam kerja.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Daftar Nilai kualitas Pegawai Negeri Sipil di Indonesia dari tahun 1997 sampai dengan 2005
Tahun Nilai Kualitas Keterangan
1997 8,16
Terburuk ketiga di Asia 1998
7,91 Terburuk keempat di Asia
1999 8,18
Terburuk kelima di Asia 2000
7,44 Terburuk kelima di Asia
2001 8,83
Terburuk ketiga di Asia 2004
7,75 -
2005 8,2
Terburuk kedua di Asia Sumber, kompas 26 Mei 2006.
Pegawai Negeri Sipil Indonesia tidak lepas dari citra yang sagat buruk, khususnya dari sisi kinerjanya. Berbagai indikator penilaian, terutama yang dilakukan oleh lembaga
internasional, seringkali masih menempatkan pemerintah Indonesia pada posisi yang sangat buruk dibandingkan degan negara lain.
Dengan demikian halnya di kantor Walikota Padangsidimpuan sebagai instansi pemerintah, dimana para pegawainya merupakan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan
tugasnya tentu tidak terlepas dari permasalahan organisasi yang dalam hal ini berkaitan dengan masalah kinerja. Pengembangan pegawai juga sangat diperlukan dalam sebuah instansi karena
dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pegawai. Pengembangan pegawai juga dirancang untuk memperoleh pegawai-
pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam geraknya kemasa depan.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu Kantor Walikota Padangsidimpuan melakukan banyak upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai, salah satunya melalui program Pendidikan dan Pelatihan Diklat
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
Salah satu Diklat Pegawai Negeri Sipil PNS yang diselenggarakan di kantor Walikota Padangsidimpuan adalah diklat prajabatan yang merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai
Negeri Sipil CPNS menjadi PNS, yaitu untuk Golongan I, Golongan II dan Golongan III Pasal 5 PP No 1012000. Adapun tujuan Diklat prajabatan dilaksanakan untuk memberikan
pengetahuan dalan rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara, bidang
tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai pelayan masyarakat Pasal 7 PP No. 101 Tahun 2000.
Namun masih terdapat berbagai masalah dalam dalam diklat, masalah utama ditemukan dari aspek karakteristik peserta adalah, bahwa keikutsertaan peserta Diklat secara umum belum
disadari oleh keinginan yang mendalam untuk meningkatkan kompetensi dan kurangnya motivasi peserta dalam mengikuti proses pembelajaran. Alasan untuk memenuhi persyaratan
formalitas pengangkatan sebagai PNS masih sering terungkap dalam percakapan pegawai dalam sehari-hari. Aktifitas belajar lebih bersifat formalitas sehingga partisipasi belajar dan ketaatan
terhadap tata tertib peserta diklat tidak mencapai tingkat kesadaran yang optimal. Firdaus. 2009. Manajemen Sisten Diklat Prajabatan. Akses : 10-01-2011. http:blokspot.com2009.html.
Dari pengamatan sehari-hari, beberapa permasalahan lain yaitu dari komponen sarana yang tampak antara lain fasilitas-fasilitas belajar yang belum memadai, baik itu sarana dan
prasarana. Sarana dan Prasarana yang digunakan pada saat kegiatan Diklat belangsung masih
Universitas Sumatera Utara
jauh dari kriteria, seperti yang telah dijelaskan oleh Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.4 Tahun 2007. Sehingga kegiatan Diklat berjalan kurang efektif.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada intinya penyelenggaraan Diklat yang selama ini diterapkan pada kantor Walikota Padangsidimpuan masih belum optimal, karena
masih perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, karena bagaimanapun juga Pendidikan dan Pelatihan Pegawai sangat berpengaruh terhadap kinerja PNS. Oleh karena itu penulis ingin melakuan
penelitian untuk melihat seberapa besarkah Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil.
Berdasarkan uraian tersebut penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul : “ Pengaruh Pendidikan dan Palatihan Terhadap kinerja Pegawai Pada kantor Walikota Padangsidimpuan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka penulis ingin merumuskan masalah pokok dalam penelitan ini sebagai berikut :
Seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai pada kantor
Walikota Padangsidimpuan.
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan dan pelatihan pada kantor Walikota
Padangsidimpuan. 2.
Untuk mengetahui kinerja para pegawai pada kantor Walikota Padangsidimpuan.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja
pegawai di kantor Walikota Padangsidimpuan.
1.3 Manfaat Penelitian