Tindakan yang Mengancam Muka Positif

commit to user 32 yang telah dijelaskan sebelumnya, Brown dan Levinson 1987: 66-67 juga mengemukakan tindakan-tindakan yang mengancam muka positif lawan tutur. Tindakan yang berpotensi mengancam muka dikurangi dengan tindakan penyelamatan muka Face Saving Act, FSA atau disebut sebagai kesantunan positif. Kesantunan Positif mengacu pada citra diri setiap orang yang berkeinginan agar apa yang dilakukannya, apa yang dimilikinya atau apa yang diakui orang lain sebagai suatu hal yang baik, yang menyenangkan, yang patut dihargai, diterima dan seterusnya. Brown dan Levinson 1987 menjabarkan 15 strategi kesantunan positif yang digunakan oleh penutur. Tindakan yang mengancam muka positif dan strategi kesantunan positif yang berfungsi untuk mengurangi daya ancaman terhadap muka positif, dapat dijelaskan dibawah ini.

a. Tindakan yang Mengancam Muka Positif

Selain Tindakan yang mengancam muka negatif, Brown dan Levinson 1987: 66-67 juga mengemukakan tindakan-tindakan yang mengancam muka positif lawan tutur, meliputi: 1 Tindakan yang menunjukkan bahwa pembicara memiliki penilaian kurang baik atas beberapa aspek terhadap muka positif pendengar, yaitu: a. Ungkapan mengenai disapproval, criticism, contempt or ridicule, complaints and reprimands, accusations, insults “ketidaksetujuan, kritik, tindakan merendahkan atau mempermalukan, keluhan, kemarahan, dakwaan, penghinaan”. b. Ungkapan mengenai contradictions or disagreements, challenges “pertentangan, ketidaksetujuan atau tantangan”. commit to user 33 2 Tindakan yang menunjukkan bahwa pembicara tidak mempedulikan muka positif pendengar, seperti: a. Ungkapan mengenai violet out-of-control emotions S gives H possible reason to fear him or be embarrassed by him “emosi yang tindak terkontrol yang membuat lawan tutur merasa dibuat takut atau dipermalukan”. b. Ungkapan irreverence, mention of taboo topics, including those that are inappropriate in the context S indicates that he doesn’t value H’s value and doesn’t fear H’s fears “ungkapan yang tidak sopan, penyebutan hal- hal yang bersifat tabu dalam suatu situasi, yaitu penutur menunjukkan bahwa penutur tidak menghargai nilai-nilai lawan tutur dan juga tidak mau mengindahkan hal- hal yang ditakuti oleh lawan tutur”. c. Ungkapan mengenai bad news about H, or good news boasting about S S indicates that he is willing to cause distress to H, and or doesn’t care about H’s feeling “ungkapan kabar buruk mengenai lawan tutur, atau menyombongkan berita baik, yaitu yang menunjukkan bahwa penutur tidak segan-segan menunjukkan hal-hal yang kurang menyenangkan pada lawan tutur, tidak begitu mempedulikan perasaan lawan tutur”. d. Ungkapan mengenai dangerously emotional or divisive topics, e.g. politics, race, religion, women’s liberation S raises the possibility or likelihood of face threatening acts such as above occurring;i.e.,S creates a dangerous-to-face atmosphere “ungkapan tentang hal-hal yang membahayakan serta topik yang bersifat memecah belah pendapat, seperti masalah politik, ras, agama, pembebasan wanita. Dalam hal ini penutur commit to user 34 menciptakan suatu suasana yang berpotensi mengancam muka lawan tutur yaitu penutur membuat suatu atmosfir yang berbahaya terhadap muka lawan tutur”. e. Ungkapan mengenai non-cooperation in an activity-e.g. disruptively interruping H’s talk, making non-sequiturs or showing non-attention S indicates that he doesn’t care about H’s negative or positive wants “ungkapan yang tidak kooperatif terhadap lawan tutur, yaitu penutur menyela pembicaraan lawan tutur, menyatakan hal-hal yang tidak menunjukkan kepedulian penutur menunjukkan ketidakpedulian terhadap keinginan muka negat if maupun muka positif lawan tuturnya”. f. Ungkapan mengenai address terms and other status marked identification in initial encounters S may misidentify H in an offensive or embarrassing way, intentionally or accidentally “ungkapan mengenai sebutan ataupun hal-hal yang menunjukkan status lawan tutur pada perjumpaan pertama. Dalam situasi ini mungkin penutur membuat identifikasi yang keliru mengenai lawan tuturnya yang melukai perasaannya atau mempermalukannya baik secara sengaja ataupun tidak”.

b. Strategi Kesantunan Positif