Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari- hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan, Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,2015:226 bahasa adalah aspek yang penting dalam setiap bidang kehidupan manusia termasuk juga dalam bidang pendidikan. Ada beberapa keterampilan bahasa yang juga diajarkan dalam dunia pendidikan salah satunya adalah keterampilan berbicara. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan menulis sudah meningkat yaitu keterampilan menyimak diperoleh nilai 7,6, keterampilan membaca diperoleh nilai 7,3, keterampilan menulis diperoleh nilai 7,1 sedangkan keterampilan berbicara masih rendah diperoleh nilai 65,58. Zulkifi Musaba 2012: 7 Berbicara adalah salah satu wujud keterampilan berbahasa di samping keterampilan menyimak, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Masing- masing keterampilan tersebut memiliki ciri. Keterampilan menyimak bersifat menerimareseptif sebagaimana keterampilan membaca, sedangkan keterampilan berbicara bersifat mengemukakan atau mengeluarkan produktif sebagaimana menulis. Sementara itu, Haryadi dan Zamzani 19961997: 56 mengungkapkan berbicara merupakan tuntutan kebutuhan manusia sebagai makluk sosial agar mereka dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Dijelaskan lebih lanjut oleh 2 Stewart dan Kenner Zimmer Haryadi dan Zamzami,19961997: 56 yang memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan dalam setiap individu, baik aktivitas individu maupun kelompok. Henry Guntur Tarigan 2013: 3-5 menyatakan berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang didahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang di peroleh akan melalui kegiatan menyimak dan membaca. Keterampilan berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan proses-proses berpikir yang mendasari seseorang agar dapat memanfaatkan faktor fisik yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan Berbicara disekolah dasar, siswa dituntut untuk mampu berbiara sebagaimana fungsinya yaitu alat komunikasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, guru dituntut bisa membuat siswa menguasai dan memiliki keterampilan berbicara yang baik. Untuk itu, guru harus biasa memahami dan menguasai cara yang tepat yang bisa meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Salah satunya yaitu dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa juga merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran yang efektif yang bisa meningkatkan motivasi dan lebih memberikan kesempatan kepada 3 siswa untuk bisa lebih aktif khususnya untuk mengungkapkan idea atau gagasannya. Berdasarkan hasil observasi di SD N 1 Blunyahan pada tanggal 23 Oktober 2015 diperoleh data bahwa Siswa mengalami kesukaran dalam mengungkapkan gagasan dan ide karena siswa kurang dilatih untuk berbicara di dalam kelas dan kurangnya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk memberikan pendapat. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran yang paling banyak berbicara adalah guru. Selain itu, guru juga jarang berinteraksi dengan siswa misalnya dengan melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa. Dimana melaui kegiatan tanya jawab seperti ini siswa akan di dorong untuk mengungkapkan idea tau pendapatnya. Keterampilan berbicara siswa kelas V SDN 1 Blunyahan masih rendah. Hal ini dilihat dari nilai yang diperoleh siswa untuk keterampilan berbicara rata-rata 6 dan nilai ini masih belum tuntas karena belum mencapai KKM. Nilai KKM yang harus dipenuhi oleh siswa adalah 7,5. Oleh karena masih sangat perlu untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa agar bisa memenuhi nilai KKM. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya untuk keterampilan berbicara kurang bervariasi dan efektif. Guru hanya menggunakan metode ceramah saat proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa jadi malas dan tidak bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran dilihat dari siswa masih banyak yang bermain dengan teman sebangkunya, dan siswa tersebut jarang mendengar atau memperhatikan 4 penjelasan dari gurunya karena pembelajaran kurang menyenangkan. Penggunaan metode ceramah seperti ini, membuat kesempatan siswa untuk berbicara sedikit sehingga keterampilan berbicara siswa pun tidak terlatih dan tidak dapat ditingkatkan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya yang terkait dengan keterampilan berbicara guru tidak pernah memanfaatkan media. Media merupakan salah satu sarana untuk merangsang keterampilan siswa misalnya melaui gambar dimana siswa diminta untuk menebak gambar yang ditunjukkan oleh guru. Dengan memanfaatkan media-media seperti ini siswa menjadi lebih aktif untuk mengungkapkan ide dan pendapatnya sehingga berdampak juga pada peningkatan keterampilan berbicara siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya berbicara guru belum pernah menggunakan metode diskusi. Dimana menelalui metode dikusi siswa diajak untuk saling bekerjasama mengungkapkan ide atau pendapatnya untuk bisa menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. dengan penggunaan metode diskusi ini siswa akan menjadi lebih percaya diri untuk berbicara untuk mengungkapkan ide atau pun untuk bertanya. Kegiatan seperti inilah yang mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Untuk dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dibutuhkan metode yang tepat. Salah satu metode yang efektif digunakan adalah metode diskusi. Menurut Suryosubroto dalam H. Tukiran Taniredjo, 2011: 24 menyatakan bahwa keuntungan metode diskusi cukup banyak yakni: 1 melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar, 2 setiap siswa 5 dapat menguji tingkat penegtahauan dan penguasaan bahan pelajarnya masing- masing, 3 dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah; 4 dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri, dan 5 dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. Dari permasalahan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa perlu diadakan penelitian tentang peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode diskusi pada siswa kelas V SDN 1 Blunyahan Bantul Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah