28
guru dengan peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian dari mulai menemukan masalah, perencanaan, memantau, mencatat, mengumpulkan data,
lalu menganalisa dan akhirnya selesai berupa laporan.
B. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Blunyahan kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul yang berjumlah 24 siswa dengan
perincian 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
Tabel 1.Profil Kelas Pratindakan Kelas
Jumlah siswa Nilai Rata-Rata
keterampilan berbicara
Laki-laki Perempuan
V SD
Negeri 1
Blunyahan
10 14
60
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Blunyahan. SD tersebut beralamat dikecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. SD Negeri 1
Blunyahan terletak cukup jauh dari pusat kota Yogyakarta. Untuk menuju kesana dari kota kecamatan Sewon hanya beberapa menit saja. Sekolah ini
berada diantara persawahan dan di sekitarnya juga tidak banyak berdiri rumah- rumah pemukiman warga. Karena di kecamatan Sewon ini hanya terdapat
persawahan. Bangunan sekolah ini bisa dikatakan cukup baik untuk ukuran sekolah yang berada di kecamatan. Halaman sekolah ini tidak terlalu luas
namun sudah cukup memadai untuk digunkan sebagai tempat bermain anak- anak juga untuk melaksanakan upacara bendera setiap hari senin. Kondisi di
29
sekitar sekolah ini banyak ditumbuhi pohon-pohon yang rindang dan dikelilingi persawahan sehingga suasana terasa nyaman dan mendukung untuk
proses pembelajaran. Setting dalam penelitian tindakan kelas ini adalah setting didalam kelas,
yaitu pada saat kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung di SD Negeri 1 Blunyahan. Kelas V SD Negeri Blunyahan dipilih sebagai tempat
penelitian karena berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan awal proses pembelajaran awal dalam proses pembelajaran membaca dan
wawancara dengan Bapak Eka selaku guru guru mata pelajaran bahasa Indonesia, bahwa hasil pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas V
memiliki rata-rata 60. Sehingga perlu dilakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam peningkatan
keterampilan berbicara menggunakan metode diskusi.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam Madya, 1994: 25, seperti yag
tampak pada gambar tersebut:
30
Gambar 1. Desain Penelitian Kemmis dan Taggart
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus. Setiap silkus terdiri dari empat tahapan sebagai berikut.
1. Perencanaan
2. Tindakan Pelakasanaan
3. Observasi Pengamatan
4. Refleksi.
1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengajukan izin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian di
SD Negeri 1 Blunyahan. Kemudian bersama guru kelas yang bersangkutan peneliti melakukan identifikasi masalah. Setelah peneliti dan guru
mempunyai persamaan persepsi terhadap permasalahan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara, peneliti bersama guru merangcang
Keterangan: Siklus 1:
Perencanaan 1 Tindakan 1
Pengamatan 1 Refleksi 1
Siklus 2 Perencanaan 2
Tindakan 2 Pengamatan 2
Refleksi 2
31
pelaksanaan pemecahan
masalah dalam
kegiatan pembelajaran
keterampilan berbicara. Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada dikelas,
peneliti bersama guru memutuskan untuk menggunakan metode diskusi yang diyakini mampu meningkatkan keterampilan berbicara. Tahap-tahap
yang dilaakukan adalah sebagai berikut. a.
Menemukan masalah penelitian yang ada dilapangan. Dalam tahap ini peneliti bersama guru kelas berdiskusi melalui observasi di dalam
kelas. b.
Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan setiap hari senin, kamis, dan jumat sesuai
jadwal mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Blunyahan. c.
Merencanakan langkah-langkah pembelajaran yaitu menyusun RPP dalam pembelajaran keterampilan berbicara di kelas V pada siklus 1.
Namun perencanaan yang dibuat masih bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan dalam pelaksanaannya.
2. Tindakan pelaksanaan
Merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu melakukan tindakan pembelajaran di kelas. Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru mengajar dengan RPP yang telaah dibuat oleh peneliti dengan guru sebelumnya.
32
3. Observasi pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer. Pengamatan ini tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan,
pengamatan dilakukan pada waktu tindakan berlangsung. Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Pengamatan ini mengungkapkan berbagai hal menarik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode
diskusi. Data yang dikumpulkan adalah data tentang proses perubahan kinerja pembelajaran akibat implementasi tindakan keberhasilan proses dan hasil
kegiatan pembelajaran setelah pelaksaan kebehasilan produk. 4.
Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan. Data atau hasil perubahan setelah adanya tindakan
dianalisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan tindakan yang dianggap perlu untuk dilakukan pada tindakan selanjutnya. Apabila pada
tindakan pertama hasil dari pembelajaran masih belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana tindakan pada siklus
berikutnya dengan mengacu pada hasil evaluasi sebelumnya. Dalam upaya memperbaiki tindakan pada siklus yang berikutnya perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap catatan-catatan hasil observasi, baik proses maupun produk.
Keempat komponen di atas merupakan satu siklus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian siklus adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri
33
dari: 1 perencanaan planning, 2 pelaksanaantindakan action, 3 observasipengamatan observing, 4 refleksi reflecting. Silkus kedua akan
dilakukan dengan tahap yang sama apabila pada siklus pertama belum mencapai indikator keberhasil atau tujuan.
Keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan siklus merupakan keputusan bersama antara peneliti dan guru kelas V sepakat bahwa pembelajaran
Bahasa Indonesia pada pembelajaran keterampilan berbicara yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah mampu meningkatkan keterampilan
berbicara siswa. E.
Teknik pengumpulan Data 1.
Tes
Suharsimi Arikunto 2006: 150 berpendapat tes adalah seretan pernyataan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahauan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara
siswa, baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan. Tes yang digunakan menggunakan dua cara yaitu ingatan dan pemahaman. Ketepatan dalam
memahami bacaan yang terdiri dari kemampuan memahami makna kata dalam kalimat, kemampuan memahami paragraf, kemampuan menangkap ide,
kemampuan menentukan garis besar dan kemampuan dan kemampuan menyimpulkaan bacaan.
34
2. Observasi
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, aspek- aspek yang diobservasi adalah perilaku siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. seperti keaktifan siswa, perhatian siswa dalam merespon tugas,
dan menyimpulkan materi setelah proses pembelajaran. 3.
Dokumentasi
Suharsimi Arikunto 2002: 206 mengemukakan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya yang bersifat tertulis. Artinya dokumentasi merupakan metode pengumpulan data
dengan cara meneliti sumber tertulis yang sudah tersedia. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi yang berupa foto-foto
saat proses pembelajaran berlangsung. F.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non-test hal tersebut dikarenakan variabel terikat yang berupa keterampilan
berbicara tidak dapat diuji secara tertulis. Adapun penjelasan mengenai instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tes Berbicara
Menurut Ahmad Rofi Udin dan Darmiyati Zuhdi1999: 239 Tes berbicara dilakukan secara praktik, dapat berupa presentasi hasil diskusi, bercerita,
berdialog dalam permainan drama, dan mengungkapkan pendapat dalam tanya jawab dengan guru. Tes ini dilakukan pada awal sebelum diberikan treatment,
35
serta diberikan pada akhir setelah treatment selesai diberikan. Tujuan diadakannya tes adalah untuk mengetahaui peningkatan yang terjadi pada
keterampilan berbicara siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment oleh peneliti. Berikut adalah kisi-kisi tes keterampilan berbicara dan rubrik penilaian
Ahmad Rofi udin dan Darmiyati Zuhdi, 1999 : 244.
Tabel 2. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Berbicara
No. Aspek Yang Dinilai
Indikator Skor
Maksimal 1.
Kebahasaan Tekanan
16 Ucapan
12 Kosakata
16 Struktur kalimat
24 2.
Non- Kebahasaan Keberanian
16 Kelancaran
16 Jumlah
100
Adapun rubrik yang menjadi dasar atau acuan dalam pemberian skor dalam keterampilan berbicara siswa seperti di bawah ini.
Tabel 3. Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara
No Aspek Penilaian
Indikator Skor
Kriteria 1
Tekanan Jika penempatan nada, tekanan, dan
jeda sudah tidak tepat 13-16
Sangat baik
tekanan tepat, namun tekanan, tetapi jeda kurang tepat
9-12 Baik
Jika penempatan nada tepat, naamun tekanan, jeda belum tepat
5-8 Kurang
Jika penempatan nada,tekanan, dan jeda belum tepat
1-4 Kurang
Baik 2
Ucapan Jika
pembicaraan mudah
dipahami,vokal jelas, dan tidak ada pengaruh bahasa daerah atau bahasa
yang tidak baku. 10-12
Sangat baik
36
No Aspek
penilaian Indikator
Skor Kriteria
Jika pembicaraan mudah dipahami, tetapi vokal kurang jelas, dan kadang
terpengaruh bahasa yang tidak baku 7-9
Baik Jika pembicaraan sulit dipahami, vokal
kurang jelas, dan terpengaruh bahasa yang tidak baku
4-6 Kurang
Jika pembicaraan tidak dapat dipahami, vokal tidak jelas, suara tidak terdengar,
dan terpengaruh bahasa yang tidak baku 1-3
Kurang baik
3 Kosakata
Jika kosakata banyak, penggunaan dan pengucapan sudah benar
13-16 Sangat
baik Jika
kosakata terbatas,
tetapi penggunaan dan pengucapan sudah
benar 9-12
Baik Jika kosakata terbatas, kurang tepat
penggunaannya, tetapi sudah benar mengucapkannya
5-8 Kurang
Jika kosakata terbatas, kurang tepat penggunaannya,dan
sering salah
mengucapkannya. 1-4
Kurang baik
4 Struktur
kalimat Kalimat yang diucapkan sudah sesuai
dengan kaidah bahasa indonesia, dapat menempatkan subyek,predikat, obyek
secara tepat, dan sudah ada keterkaitan antara kalimat yang satu dengan yang
lain. 19-24
Sangat baik
Kalimat yang diucapkan sudah sesuai dengan kaidah bahasa indonesia, dapat
menempatkan subyek,predikat, obyek secara tepat, namun belum ada
keterkaitan antara kalimat yang satu dengan yang lain.
13-18 Baik
Kalimat yang diucapkan sudah sesuai dengan kaidah bahasa indonesia,
namun masih belum bisa menempatkan subyek, predikat, obyek secara tepat,
dan belum ada keterkaitan antara kalimat yang satu dengan yang lain
7-12 Kurang
Kalimat yang diucapkan belum sesuai dengan kaidah bahasa indonesia, masih
belum bisa menempatkan subyek, predikat, obyek secara tepat, serta
belum ada keterkaitan antara kalimat yang satu dengan yang lain.
1-6 Kurang
baik
37 5
Keberanian Jika siswa mampu presentasi di depan
kelas dengan berani, tanpa gugup, disertai gerak-gerik untuk mendukung
pembicaraan, serta tatapan mata yang mengarah pada pendengar
13-16 Sangat
Baik
Jika siswa mampu presentasi di depan kelas tanpa gugup, namun belum ada
gerak tubuh dan belum berani menatap teman
9-12 Baik
Jika siswa sudah berani maju ke depan kelas untuk presentasi, walau ada rasa
takut dan gugup 5-8
Kurang Jika siswa belum berani berbicara di
depan kelas, hanya mampu berbicara di tempat duduk
1-4 Kurang
baik 6
Kelancaran Kalimat lancar dan tidak terputus-putus
13-16 Sangat
Baik Kalimat lancar tetapi kurang stabil
9-12 Baik
Lambat, kalimat lancar tetapi ada bunyi e, anu, em, dan lain-lain
5-8 Kurang
baik Lambat, kalimat putus-putus, jeda
panjang, dan kalimat pendek-pendek 1-4
Kurang baik
2. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan lembar yang berisi daftar aspek-aspek pokok mengenai pengamatan terhadap proses pembelajaran yang meliputi aktivitas
siswa, dan guru. Selain itu, lembar observasi ini juga digunakan untuk mengukur apakah pembelajaran yang dilakukan telah selesai dengan tahapan-tahapan pada
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi. Berikut adalah contoh lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam proses penerapan metode diskusi.
38
Tabel 4. Lembar Observasi Guru Dalam Proses Penerapan Metode Diskusi
No Indikator Aspek yang diamati
Keterangan 1
Guru mengemukakan
masalah Menemukan masalah yang akan
didiskusikan 4 3 2 1
Memberikan pengarahan seperlunya 2
Guru membentuk
siswa kedalam kelompok-
kelompok diskusi
Memilih pimpinan ketua,sekertaris, pencatat.
Mengatur tempat duduk, ruangan, saranan.
3 Siswa
berdiskusi didalam
kelompoknya masing-masing
Guru berkeliling dari kelompok satu dengan kelompok lain
Memberikan ketertiban serta dorongan dan bantuan sepenuhnya
4 Setiap
kelompok melaporkan
hasil diskusinya
Guru memberikan
ulasan atau
penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut
5 Siswa
mengumpulkan hasil
diskusinya Guru mengumpulkan laporan hasil
diskusi dari tiap- kelompok
Skor mentah Total
Persentase Kriteria
39
Tabel 5. Lembar Observasi Siswa dalam Proses Penerapan Keterampilan Berbicara
No Aspek yang diamati Keterangan
4 3
2 1
1 Siswa membahas masalah
yang akan didiskusikan 2
Siswa berpartisipasi dalam kelompoknya
3 Siswa
aktif dalam
mengajukan pendapat
kepada guru 4.
Aspek yang diamati Keterangan
hal yang belum dimengerti pada
pembelajaran keterampilan berbicara yang
menggunakan metode
diskusi 4
3 2
1
5 Siswa senang saat diberi
tugas memerankan tokoh drama dan
6 Siswa
aktif saat
mengerjakan tugas dalam kelompok diskusinya yang
diberikan oleh gurunya
7 Setiap
kelompok melaporkan hasil diskusinya
8 Masing-masing siswa dalam
tiap kelompoknya
wajib membacakan
hasil diskusinya
9 tiap
kelompok akan
mengoreksi hasil diskusi kelompok lain
10 Siswa mengumpulkan hasil
diskusinya. Skor Mentah
Total Persentase
Kriteria
40
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang diterapkan yaitu secara kuantitatif menggunakan statisti deskriptif dengan mencari rerata. Teknik mencari rerata digunakan dalam
menganalisis hasil penelitian keterampilan berbicara siswa dalam satu kelas. Selain teknik rerata digunakan pula teknik persentase yang bertujuan untuk
mengetahaui seberapa besar persentase siswa yang telah memenuhi KKM. Berikut adalah rumus mencari rerata menurut Sudjana 2010: 109 dan teknik
persentase yang digunakan.
X= � =
∑ � �
Keterangan X = rata-rata kelas
∑X = jumlah nilai siswa N = banyaknya siswa
Kriteria hasil penilaian siswa
Tabel 6. Kriteria Penilaian
Skor Kriteria
81- 100 Sangat baik
61 – 80
Baik 41
– 60 Cukup
21 -40 Kurang
0 -20 Sangat kurang
H. Kriteria keberhasilan Penelitian