Hukum Perdata Pengertian Hukum Perdata
PPKn SMP KK B
145
Hukum Pidana
Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum dan perbuatan tersebut akan dikenai
sanksi penderitaan atau siksaan. Karena sanksinya berupa derita atau siksa maka penerapan hukum pidana ini digunakan sebagai alternative terakhir jika
hukum-hukum lainnya sudah tidak dapat menyelesaikan. Pelanggaran adalah perbuatan melawan hukum yang sifatnya ringan,
biasanya dikenakan karena kelalaian, misalnya tentang pelanggaran lalu lintas. Kejahatan adalah perbuatan melawan hukum yang sifatnya berat dan
terdapat unsur kesengajaan, misalnya membunuh, menganiaya, mencuri dll. Walaupun demikian ada juga kejahatan yang disebabkan kelalaian, misalnya
kasus salah tembak, tujuannya menembak burung ternyata mengenai manusia yang menyebabkan kematian.
Hukum Pidana mempunyai ruang lingkup yaitu apa yang disebut dengan peristiwa pidanadeliktindak pidana. Peristiwa pidana ialah perbuatan salah
dan melawan hukum yang diancam pidana, dilakukan seseorang yang mampu bertanggung jawab.
Penggolongan Hukum Berdasarkan Sifatnya
Menurut sifatnya hukum dapat dibagi menjadi 2 dua yaitu hukum yang memaksa
dan hukum yang mengatur.Hukum yang memaksa adalah hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan mempunyai paksaan mutlak.Hukum yang
mengatur hukum pelengkap adalah hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
Penggolongan Hukum Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya hukum dibagi menjadi 2 dua yaitu: a. Hukum tertulis, dan
b. hukum tidak tertulis.
Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai
peraturanperaturan. Hukum tertulis di Indonesia ada yang dikodifikasikan dan ada
Kegiatan Pembelajaran 9
146
yang tidak dikodifikasikan. Kodifikasi adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap, misalnya Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata KUHPer. Sedangkan hukum yang tidak dikodifikasikan adalah berbagai
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pada saat ini, misalnya Undang- Undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang No.13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Hukum tidak tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan
masyarakat, tidak tertulis, akan tetapi berlakunya masih ditaati seperti peraturan perundangundangan. Hukum ini sering disebut dengan hukum kebiasaan.
Penggolongan Hukum Berdasarkan Wujudnya
Berdasarkan wujudnya penggolongan hukum berdasarkan wujudnya dibagi menjadi 2 dua, yaitu hukum obyektif dan hukum subyektif.
Hukum obyektif adalah hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan
tidak mengenai orang atau golongan tertentu. Hukum ini hanya menyebut peraturan hukum saja yang mengatur hubungan hukum antara dua orang atau
lebih. Hukum subyektifadalah hukum yang timbul dari hukum obyektif dan
berlaku terhadap seorang tertentu atau lebih.
Penggolongan Hukum Berdasarkan Waktu Berlakunya
Hukum berdasarkan waktu berlakunya dibagi menjadi 3 tiga, yaitu: a. ius constitutum,
b. ius constituendum, dan c. hukum asasi.
Ius constitutum atau sering disebut dengan hukum positif adalah hukum yang
berlaku pada waktu tertentu bagi suatu masyarakat tertentu dan daerah tertentu. Semua peraturan perundang-undangan yang saat ini masih berlaku
disebut sebagai hukum positif.Ius constituendum adalah hukum yang
diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang. Hukum yang dimaksud adalah hukum ideal yang dicita-citakan akan berlaku pada waktu mendatang.
Hukum asasi adalah hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu
PPKn SMP KK B
147
dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya abadi terhadap siapapun juga di
seluruh dunia Kansil, 2002:44.