Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

50

4. Tinjauan tentang materi dalam IPS Kerajaan Budha dan Peninggalannya di

Indonesia 1. Standar Kompetensi Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia 2. Kompetensi Dasar Siswa dapat Mengenal kerajaan dan peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dan masa kerajaan Budha di Indonesia. 3. Indikator a. Mampu menyebutkan kerajaan Budha yang ada di Indonesia b. Mampu menyebutkan peninggalan kerajaan Budha di Indonesia c. Mampu menunjukan letak kerajaan dan peninggalan Budha di Indonesia d. Mampu menyebutkan tokoh tokoh Kerajaan Budha di Indonesia 4. Literatur Materi yang terdapat dalam multimedia pembelajaran IPS Kerajaan Budha dan Peninggalannya di Indoensia bersumber dari buku pegangan siswa yaitu buku paket IPS Terpadu untuk SDMI Kelas V yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tahun 2006 yang di terbitkan oleh Penerbit Erlanggak dan di susun oleh M. Thayeb H.M.S, Sunarto, Arsyad Umar, M. Said, Nana Suparna, M. Said H. Ahmad, M.syarifudin, Singgih Agung. 51 5. Materi a. Kerajaan Budha di Indonesia Mula – mula, ajaran Budha disampaikan oleh sang Budha Sang Budha Siddharta Gautama dari India. Kemudian ajarannya berkembang keseluruh penjuru dunia. Di Indonesia, masuknya agama Budha seiring dengan masuknya pengaruh agama Budha, muncul kerajaan-kerajaan yang memeluk agama Budha. Kerajaan yang bercorak Budha di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut. 1 Kerajaan Holing Dalam berita-berita dari Cina pada masa pemerintahan Dinasti Tang 618-906 M, di daerah Jawa Tengah terdapat sebuah kerajaan bernama Holing. Pada tahun 674 M, Kerajaan Holing diperintah oleh seorang perempuan bernama Hsi-mo Sima. Dibawah pemerintahan Ratu Sima, rakyat Holing hidup makmur dan Tentram. Pada tahun 664 M, datang seorang Pendeta Budha dari Cina bernama Hwi-Ning ke Holing. Selama tiga tahun berada di kerajaan Holing, Pendeta ini berhasil menerjemahkan kitab-kitab agama Budha Hinayana. Peninggalan kerajaan Holing berupa prasasti terdapat di desa Tuk Mas di kaki Gunung Merbabu. Prasati itu bertuliskan tahun 650 M, dituliskan dalam huruf Pallawa dan memakai Bahasa Sanskerta. 2 Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 M dan perpusat di muara 52 sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa, yaitu putra dari Samarattungga dari Jawa, sekitar abad ke-9. Berita tentang Sriwijaya dapat diketahui dari 7 buah prasasti yang di temukan di Sumatra. Prasasti-Prasasti tersebut ditulis dalam huruf Pallawa dan dalam bahasa Melayu Kuno. Ketujuh prasasti tersebut adalah sebagai berikut. a Prasasti Kedukan Bukit tepi Sungai Talang dekat Palembang, berangka tahun 683 M. b Prasasti Talang Tuo Sebelah barat Palembang, berangka tahun 684 M. c Prasasti Telaga Batu dekat Palembang, tidak memiliki angka tahun. d Prasasti Kota Kapur di Pulau Bangka berangka tahun 686 M. e Prasasti Karang Berahi di daerah Jambi berangka tahun 686 M. f Prasati palas pasamah Lampung. Lampung diduduki Sriwijaya pada akhir ke-7 M. g Prasasti Bukit Siguntang Palembang tidak memiliki angka tahun. 1. Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim Pada awalnya, Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah Kerajaan kecil dengan wilayah kekuasaan sempit yang berpusat di Muara Takus Sekarang Riau. Sedikit demi sedikit, sriwijaya 53 memperluas daerah kekuasaannya. Hampis seluruh Pulau Sumatra, sebagian Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Melayu berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Kekuasaan Sriwijaya semakin Luas, yaitu meliputi Selat Malaka, Selat Karimata, dan Selat Sunda. Dengan memiliki wilayah yang luas itu, Sriwijaya disebut sebagai kerajaan Nusantara yang pertama. Untuk memperluas wilayah dan mempertahankan wilayah kekuasaannya, Sriwijaya membangun armada angkatan laut yang kuat. Oleh karena itu, Sriwijaya disebut pula sebagai kerajaan maritim, dengan armada angkatan laut yang kuat, sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka dan Selat Karimata. Kedua selat ini merupakan jalur pelayaran dari Cina menuju India dan sebaliknya. 2. Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Budha Kerajaan Sriwijaya tidak hanya dikenal sebagai pusat perdagangan dan pelayaran, namun juga sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha. Tidak hanya penduduk Sriwijaya yang mempelajari bahasa Sanskerta dan agama Budha. Banyak siswa dari negara lain, seperti Cina, datang ke Sriwijaya untuk belajar bahasa Sanskerta dan agama Budha tersebut. I-Tsing adalah pendeta Budha ternama yang berasal dari Cina. Ia datang ke Sriwijaya pada tahun 671 M dan 685 M. 54 Selama di Sriwijaya, ia memperdalam agama Budha dan menerjemahkan kita suci Budha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Cina. Selain itu, ada dua orang mahaguru ilmu agam Budha dari India yang menetap di Sriwijaya untuk mengajarkan agama Budha. Mereka bernama Sakhyakirti dan Dharmapala. Pada masa pemerintahan Balaputradewa, banyak pemuda dari Sriwijaya yang dikirim ke Perguruan Tinggi Nalanda di India untuk memperdalam agam Budha. 3. Keruntuhan Sriwijaya Pada abad ke-11, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran setelah di serang oleh Raja Colamandala dari India Selatan. Ibu Kota Sriwijaya diserbu pada tahun 1025 M. Raja Sriwijaya pada saat itu, Sanggarama Wijayatunggawarman, ditawan oleh musuh. Sejak saat itu, riwayat kekuasaan kerajaan sriwijaya tenggelam dalam bayang-bayang kekuasaan Singasari dan Majapahit. Pada tahun 1275 M, Singasari menyerbu Sriwijaya. Kemudian, pada tahun 1377 M, kerajaan Majapahit menyerbu Sriwijaya. Sejak saat itu berakhirlah riwayat kerajaan Sriwijaya. b. Peninggalan sejarah bercorak Budha 1 Prasasti