Theory of Constraint TINJAUAN PUSTAKA

i Solusi yang menjadi makin buruk Solusi optimal akan menjadi buruk apabila telah kadaluarsa sebagaimana lingkungan pada sistem tersebut berubah. Proses perbaikan yang terus menerus perlu solusi yang selalu di update dan diperlihat keefektifannya dan efisiennya.

3.3. Ukuran Operasional dan Ukuran Finansial dalam

Theory of Constraints TOC Ukuran operasional dalam TOC adalah: 1 Throughput TH: tingkat dimana keseluruhan sistem menghasilkan uang melalui penjualan produk dan jasa. Throughput merupakan perbedaan secara pendapatan yang didapat dari penjualan dengan material cost. 2 Inventory I: seluruh uang yang diinvestasikan dalam bentuk barang yang dimaksudkan untuk dijual, meliputi bahan baku, barang setengah jadi, komponen yang dibeli, item-item lain untuk dijual ke pelanggan, inventasi organisasi dalam pembuatan fasilitas dan peralatan. j Operating expenses OE: seluruh uang yang digunakan sistem untuk merubah persediaan menjadi throughput, meliputi tenaga kerja lansung, utilitas, persediaan yang dipergunakan, dan lain-lain.

3.4. Drum Buffer Rope DBR

Dalam TOCICO, DBR didefinisikan sebagai metode TOC untuk penjadwalan dan mengelola operasi. Penggunaan: DBR menggunakan a. Drum: umumnya kendala atau CCR, yang memproses pekerjaan dalam urutan tertentu berdasarkan pelanggan diminta tanggal jatuh tempo dan kapasitas terbatas sumber daya. b. Buffer: waktu yang melindungi jadwal pengiriman dari variabilitas. c. Rope: pelepasan bahan baku untuk memenuhi konsumsi di kendala. Konsep dasar DBR pertama kali diletakkan oleh Goldratt2 1984 dalam Goal, meskipun terminologi yang sebenarnya pertama kali muncul di Goldratt dan Fox 1986. DBR adalah penjadwalan dan pengendalian mekanisme yang digunakan untuk mengimplementasikan Teori Kendala dalam layanan atau fasilitas produksi. Istilah ini berasal dari konsep bahwa stasiun paling lambat di fasilitas harus mengatur kecepatan untuk semua stasiun lainnya, atau persediaan akan tumbuh tak terkendali di stasiun lambat. Ini stasiun paling lambat yang menetapkan kecepatan untuk toko disebut drum.

3.5. Penurunan DBR Menggunakan Lima Langkah Fokus

TOC mengatakan bahwa kendala sesuatu yang membatasi sistem dari mencapai kinerja yang lebih tinggi dibandingkan tujuannya menentukan kinerja sistem dan TOC menyediakan metode untuk secara efisien dan efektif memanfaatkan kendala tersebut. Di sini terdapat Lima Langkah Fokus 5FS tanpa penjelasan atau menggali konsekuensi.

3.6. Penjadwalan Non-Kendala

Metodologi DBR murni tidak mengembangkan jadwal resmi untuk non- kendala. Sebaliknya, rope menentukan ketika materi akan dirilis ke stasiun pertama pada routing dan material dibiarkan mengalir secara alami antara workstation. Jika keputusan yang dibuat oleh supervisor workstation mengakibatkan lubang yang dalam di dalam buffer, kemudian mempercepat dengan menggunakan batch transfer kecil untuk mencapai operasi tumpang tindih di beberapa stasiun mungkin diperlukan untuk mendapatkan bahan ke dalam buffer pada waktunya untuk menghindari lubang mencapai asal penyangga. Pusat kerja individu non-kendala pengawas disarankan bahwa ketika sebuah lubang yang dalam di buffer muncul, dia harus menjadwalkan pekerjaan yang hilang pertama. Jika tidak ada lubang yang signifikan dalam buffer, ia bebas untuk menjalankan pekerjaan apa pun selanjutnya. Supervisor mungkin memilih pekerjaan karena pendek, waktu setup tergantung urutan, misalnya. Banyak akademisi yang tidak nyaman dengan ini resmi, ad hoc, logika untuk pengiriman di non-kendala. Beberapa peneliti telah mengembangkan mekanisme alternatif untuk penjadwalan non-kendala.

3.7. Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan.Dapat dikatakan waktu siklus ,merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam stopwatch. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada umumnya kan sedikit berbeda dengan dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator bekerja pada kecepatan normal dan uniform ,tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda tidak selalu akan bias disesuaikan dalam waktu yang persis sama.Variasi dan nilai waktu ini bias disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya bias terjadi karena perbedaan didalam menetapkan saat mulai atau berakhirnya suatu elemen kerja yang seharusnya dibaca dari stopwatch.

3.8. Tahapan Penentuan Waktu Normal

2 Penentuan waktu normal harus memperhitungkan rating performance. Jika pekerjaoperator bekerja secara wajar rating factor rf = 1, artinya waktu siklus rata-rata sudah normal. Jika operator bekerja terlampau lambat bekerja dibawah normal, maka rating factor rf 1, dan sebaliknya apabila operator bekerja terlalu cepat bekerja diatas normal, maka rating factor rf 1. Penentuan apakah operator bekerja secara wajar atau tidak, maka selama melakukan pengamatan dan pengukuran waktu kerja, pengukur harus benar-benar memperhatikan kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh operator. Kerja seorang operator dapat dinilai oleh pengukur dengan suatu standar nilai yang dibuat berdasarkan konsep tentang bekerja wajar. Pemilihan konsep wajar dapat dengan mudah dilakukan apabila seorang pengukur dapat mempelajari bagaimana seorang operator dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang ditetapkan dan menunjukkan 2 Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Cet IV; Surabaya: Guna Widya, 1995, h. 197-203. kesungguhan dalam menjalankan pekerjaannya. Konsep kewajaran ini dikemukakan oleh ILO International Labour Organization. Konsep lain yang lebih terperinci, yaitu cara Westinghouse. Pada metode ini, terdapat empat faktor yang menyebabkan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Cara Westinghouse, rating performance ditentukan berdasarkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu : 1. Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara kerja yang ditetapkan secara psikologis. Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi atas enam kelas dengan ciri-ciri dari setiap kelas adalah: a. Super Skill 1 Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya. 2 Bekerja dengan sempurna. 3 Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik. 4 Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti. 5 Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin. 6 Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat karena lancarnya. 7 Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencana tentang apa yang dikerjakan sudah sangat otomatis.