commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang mampu bersaing di era globalisasi, diperlukan perbaikan sistem diberbagai bidang. Salah satu yang
memegang peranan penting adalah bidang pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan ini meliputi banyak aspek diantaranya program kejar paket A,
peningkatan wajib belajar, sistem belajar jarak jauh, dan lain-lain Nana Sudjana, 1996: 5. Adapun kurikulum pendidikan Indonesia yang saat ini sedang
diterapkan dan dikembangkan oleh pemerintah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP sebagai pengembangan dari kurikulum 2004. prinsip yang
digunakan dalam pengembangan KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya.
Sehingga dalam proses pembelajarannya lebih terpusat pada siswa student centered, bukan lagi didominasi oleh guru teacher centered.
Pelajaran kimia adalah mata pelajaran wajib Sekolah Menengah Atas SMA. Bagi siswa SMA, khususnya siswa yang baru mengenal mata pelajaran
ini, menganggap pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit sehingga siswa merasa kurang mampu mempelajarinya. Menurut Mulyati Arifin 1995: 220-221,
kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada : 1. Kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyakan
siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia.
2. Kesulitan dengan angka. Sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan perhitungan kimia, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui
dasar-dasar matematika dengan baik. 3. Kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam
ilmu kimia merupakan konsep atau materi yang abstrak dan kompleks
commit to user 2
sehingga untuk mengatasi hal tersebut, konsep perlu ditunjukkan dalam bentuk yang lebih konkret, misalnya dengan percobaan atau media tertentu.
Keberhasilan siswa dalam menangkap pelajaran juga dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Misalnya, kesehatan,
intelegensi, minat, motif, ekonomi keluarga, metode mengajar dan lain-lain. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu berinovasi dalam menyajikan materi
ajarnya baik pada metode maupun media pembelajaran yang digunakan. Metode mengajar sangat berperan menentukan prestasi belajar siswa. Metode mengajar
yang baik harus disesuaikan dengan sifat materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan pada siswa. Media pembelajaran juga punya pengaruh dalam
menentukan capaian prestasi belajar siswa. MAN Gondangrejo Karanganyar merupakan sekolah dengan fasilitas
media audiovisual yang belum lengkap. Pemilihan metode pembelajarannya harus dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam kelas. Salah satu pilihan strategi
pembelajaran yang tepat guna meningkatkan partisipasi siswa di dalam kelas yaitu di antaranya melalui Cooperative Learning. Dalam belajar kooperatif
Cooperative Learning, kooperasi berarti bekerja bersama untuk menyelesaikan suatu tujuan. Dalam kegiatan kooperatif, sesorang mencari hasil yang
menguntungkan bagi dirinya dan menguntungkan pula bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok
kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain Sri Anitah W., 2007: 67.
Metode pembelajaran TGT Team Games Tournament yang merupakan salah satu metode dalam pembelajaraan Cooperative Learning memungkinkan
terjadinya hubungan multiarah yaitu hubungan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lain di dalam kelompoknya sehingga dengan adanya interaksi
ini dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan. Metode pembelajaran TGT ini sesuai diterapkan pada siswa sekolah menengah yang
merupakan anak didik usia remaja yang memiliki kecenderungan suka berkelompok dan memiliki kebutuhan akan aktualisasi diri yang tinggi, karena
dalam model pembelajaran TGT ini siswa memiliki kesempatan untuk bekerja
commit to user 3
secara berkelompok dan siswa dari semua tingkatan kemampuan awal memiliki kesempatan yang sama untuk dapat menyumbangkan nilai maksimum bagi
timnya. Selain itu, dalam pembelajaran dengan metode TGT ini latihan-latihan soal yang diberikan dikemas dalam bentuk games yang dikompetisikan antar
kelompok sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar agar dapat menyumbangkan nilai yang maksimal bagi kelompoknya sehingga kelompoknya
dapat memenangkan turnamen. Ikatan kimia adalah materi yang berisikan gambaran abstrak tentang
ikatan-ikatan yang terjadi pada senyawa, bentuk-bentuk senyawa hingga sifat-sifat senyawa ion maupun kovalen. Metode TGT Team Games Tournament ini akan
membantu siswa merasa tertarik untuk belajar memahami konsep dan memberi kelonggaran waktu bagi siswa untuk berfikir menanggapi serta membantu
temannya. Berdasarkan uraian diatas maka efektivitas penggunaan metode
pembelajaran TGT Team Games Tournament terhadap prestasi belajar siswa perlu diteliti, khususnya untuk materi pokok ikatan kimia.
B. Identifikasi Masalah