Manfaat Penelitian Kerangka Berpikir

commit to user 5

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan : 1. Informasi mengenai penerapan pembelajaran melalui TGT Team Games Tournament terhadap prestasi belajar pada materi pokok ikatan kimia 2. Bantuan kepada siswa sebagai usaha peningkatan prestasi belajar kimia khususnya materi pokok ikatan kimia. 3. Sumbangan berupa pemikiran alternatif tentang metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Bahan referensi bagi semua pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Efektivitas

Menurut Margono 2001 : 3 “Efektif berarti semua potensi dapat dimanfaatkan dan semua tujuan dapat dicapai”. Sedangkan menurut Roestiyah N.K 2001 : 12 “Efektif menunjukkan pada sesuatu yang mampu memberikan dorongan atau bantuan dalam mencapai suatu tujuan”. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa efektif adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Efektivitas pembelajaran didefinisikan sebagai kesanggupan menimbulkan perubahan-perubahan yang diinginkan pada kemampuan dan persepsi siswa. Popham dan Baker, 1992 : 9., sedangkan pengajaran dikatakan efektif apabila pengajaran itu dapat memberikan pengetahuan yang otentik kepada siswa, suatu pengetahuan yang lama dan siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Roestiyah N.K 2001 : 37-41 ada beberapa syarat yang diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, antara lain : 1. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Didalam belajar anak harus mengalami aktifitas mental misalnya siswa dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berpikir kritis, juga mengalami aktivitas jasmani seperti mengerjakan sesuatu. 2. Guru harus mempergunakan banyak metode mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian anak, mudah diterima anak dan kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan bagi anak. 3. motivasi. Hal ini sangat berperan pada kemajuan perkembangan anak selanjutnya melalui proses belajar. Bila motivasi dari guru tepat sasaran, akan commit to user 7 meningkatkan kegiatan anak belajar. Dengan tujuan jelas, anak akan belajar lebih giat, lebih tekun dan bersemangat. 4. guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual. Guru tidak cukup hanya merencanakan pembelajaran klasikal karena masing-masing siswa mempunyai perbedaan dalam berbagai segi. 5. Guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar. Menurut Medley dalam Soekarwati 1995 : 39 dalam pengajaran, guru dituntut harus memiliki pengetahuan bidang studi yang cukup, mengetahui cara mengajar yang efektif dan efisien, memiliki sikap yang terbuka agar proses belajar mengajar berlangsung pada diri siswa serta dapat mengatur kondisi ruang kelas dan mengambil keputusan yang bijaksana. Efektivitas pembelajaran dalam penelitian dapat diukur dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok yang dibandingkan ini harus dalam kondisi yang sama tetapi diberi perlakuan berbeda. Dengan memperhatikan perbedaan hasil belajar maka dapat diketahui efektivitas perlakuan tersebut. Perlakuan akan dikatakan efektif bila hasil kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol.

2. Belajar dan Pembelajaran

Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer dalam kegiatan belajar pembelajaran tersebut, sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan sekunder yang diupayakan untuk dapat tercapainya kegiatan belajar yang optimal.

a. Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Ada banyak definisi yang hubungannya dengan belajar, diantaranya : 1. Menurut Gagne, ada dua definisi yaitu belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah commit to user 8 laku; belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi Slameto, 1995: 13. 2 Menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di mana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya, subyek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari Sardiman, 2001 : 37. Dari definisi belajar yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, proses memperoleh penguasaan pengetahuan dan ketrampilan serta motivasi dari hasil pengalaman maupun hasil interaksi dengan lingkungan.

b. Pembelajaran

Beberapa definisi yang berhubungan dengan pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain: 1 Menurut Alvin W. Howard, pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan ketrampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan Slameto, 1995: 32. 2 Menurut Sardiman 2007: 14, menyebutkan bahwa proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara dua unsur manusiawi, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subyek pokok. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari pengajar untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku pada diri pebelajar. Ciri-ciri interaksi belajar mengajar yaitu memiliki tujuan, ada suatu prosedur yang direncana, ditandai suatu penggarapan materi secara khusus, ditandai suatu aktivitas, ada guru sebagai pembimbing, membutuhkan disiplin dan ada batas waktu untuk pencapaian tujuan serta ada penilaian Edi Suardi dalam Sardiman, 2007 :15-17. commit to user 9

3. Metode Pembelajaran Team Games Tournament TGT

Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem ”pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator Anita Lie, 2002:12. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning.Ada lima unsur pembelajaran Cooperative Learning harus diterapkan, yaitu : a. Saling ketergantungan positif. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggota kelompoknya. Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berlainan, kemudian saling bertukar informasi. Dengan cara ini, setiap anggota kelompok akan merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar kelompoknya berhasil. b. Tanggung jawab perseorangan Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilaksanakan. c. Tatap muka Setiap anggota kelompok bertemu dan berdiskusi. Inti dari kegiatan ini adalah saling menghargai perbedaan dan memanfaatkan kelebihan serta mengisi kekurangan dari masing-masing anggota kelompok. d. Komunikasi antar anggota Keberhasilan kelompok juga ditentukan oleh kesediaan setiap anggota kelompok untuk saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat mereka. e. Evaluasi proses kelompok Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik. Beberapa metode dalam pembelajaran kooperatif diantaranya : a. Student Teams Achievement Divisions STAD b. Teams Games Tournament TGT c. Group Investigation GI d. Jigsaw commit to user 10 Dalam penelitian ini digunakan salah satu metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Menurut Slavin 2008 : 166, dalam pembelajaran metode TGT terdapat empat komponen utama, yaitu: a. Presentasi kelas pengamatan Langsung. Presentasi kelas digunakan guru untuk memperkenalkan pembelajaran kooperatif metode TGT, membagi kelompok sesuai dengan nilai siswa pada materi sebelumnya serta menyebutkan konsep-konsep yang harus dipelajari, memberikan cerita singkat untuk pendahuluan mengenai materi yang akan diajarkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih menarik perhatian siswa untuk mendalami materi. Selama kegiatan kelompok berlangsung masing-masing siswa bertugas untuk mempelajari materi yang telah disajikan guru, dan saling membantu apabila ada teman sekelompoknya belum mengusai materi pelajaran tersebut. Disini guru juga menekankan bahwa apabila siswa mempunyai suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota kelompoknya, jika tidak mampu baru ditanyakan pada guru. b. Belajar Tim Tim terdiri dari 4 siswa anggota kelas dengan kemampuan yang berbeda. Anggota mewakili kelompok yang ada dikelas dalam hal kemampuan akademik dan jenis kelamin. Kegiatan tim umumnya adalah diskusi antar anggota, saling membandingkan jawaban, memeriksa dan mengoreksi kesalahan konsep anggota kelompok. Tim merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran kooperatif model TGT. Tekanannya terletak pada anggota tim dalam melakukan sesuatu yang terbaik untuk timnya dan dalam memberikan dorongan untuk meningkatkan kemampuan akademik anggotanya selama belajar. Tim juga memberikan perhatian dan penghargaan yang sama terhadap setiap anggota, sehingga timbul rasa saling dihargai bagi setiap anggotanya. Dalam penelitian ini setiap tim beranggotakan 4 siswa yang terdiri dari 1 siswa pandai, 2 siswa sedang, dan 1 siswa kurang pandai. Selain itu dalam penempatan tim memperhatikan juga perbedaan jenis kelamin. Diperhatikan pula untuk tidak membebaskan siswa memilih timnya sendiri. Disini guru langsung commit to user 11 mengelompokkan siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa yang terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah serta memperhatikan jenis kelamin pula. c. Turnamen atau pertandingan Turnamen didesain untuk menguji pengetahuan yang dicapai oleh siswa dan biasanya disusun dalm pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi dalam presentasi kelas dan latihan-latihan lain. Permainan dilakukan oleh 8 siswa yang berkemampuan sama dan masing-masing merupakan wakil dari tim yang berbeda. Kelengkapan permaianan berupa kartu soal dan kunci jawaban yang bernomor. Seorang siswa mengambil kartu bernomor, membaca pertanyaan atau soal dan berusaha menjawab pertanyaan atau soal tersebut. Siswa lain diperbolehkan menantang apabila mempunyai jawaban yang berbeda. Selanjtnya, dalam turnamen 8 siswa yang setara yang mewakili tim yang berbeda akan bersaing. Persaingan setara ini memungkinkan siswa dari semua tingkatan kemampuan awal menyumbangkan nilai maksimum bagi timnya. Setelah turnamen selesai, guru melakukan penilaian dari masing-masing kelompok turnament. Dan selanjutnya mengakumulasi nilai masing-masing kelompok. Tim A Gambar 1. Bagan penempatan siswa dalam meja turnamen untuk tiga tim d. Penghargaan Tim Tim-tim yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi diberi penghargaan oleh guru. Penghargaan ini ucapan selamat yang ditempel di papan pengumuman Meja Turnamen 1 A1 B1 C1 Meja Turnamen 2 A2 B2 C2 Meja Turnamen 4 A4 B4 C4 Meja Turnamen 3 A3 B3 C3 AI Tinggi A3 Sedang A4 Rendah A2 Sedang commit to user 12 kelas dan juga hadiah berupa bingkisan yang diberikan pada kelompok yang menang. Cooperative Learning merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Margaree S. C dan Emma M. O 1993 : 7 ” As Alternative classroom strategies, cooperative learning methodes appear to be more effective than traditional methods in increasing the achievement of students from at-risk situations ”.

4. Metode Ceramah Bervariasi

Ceramah merupakan metode pembelajaran yang sangat sederhana sehingga paling banyak digunakan. Ceramah murni cenderung pada bentuk komunikasi satu arah W. Gulo 2004 : 137. Situasi yang menunjang pelaksanaan teknik berceramah perlu diperhatikan. Pertama penyediaan buku yang berisi bahan atau masalah yang akan dipelajari. Kedua, jumlah siswa dan ketiga, kemampuan berbicara seorang guru Roestiyah N. K 2008 : 137 Menurut W. Gulo 2004 : 138 – 142, keunggulan metode ceramah adalah sebagai berikut : a. Hemat dalam penggunaan waktu dan alat. b. Mampu membangkitkan minat dan antusias siswa. c. Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan mendengarnya. d. Merangsang kemampuan siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber. e. Mampu menyampaikan pengetahuan yang belum pernah diketahui siswa. Disamping keunggulan-keungggulan terssebut diatas, terdapat pula kelemahan-kelemahan yang membatasi kemampuan ceramah itu sendiri. Kelemahan-kelemahan tersebut sebagai berikut : a. Ceramah cenderung pada pola strategis ekspositorik yang berpusat pada guru. b. Metode ceramah cenderung menempatkan posisi siswa sebagai pendengar dan pencatat. c. Keterbatasan kemampuan pada tingkat rendah. d. Proses ceramah berlangsung menurut kecepatan bicara dan logat bahasa yang dipakai oleh guru. commit to user 13 Strategi ceramah bervariasi merupakan upaya meningkatkan pengajaran dengan metode ceramah yaitu dengan memanfaatkan keunggulannya dan mengupayakan mengatasi kelemahan-kelemahannya. Ceramah sebagai metode utamanya dan digunakan juga metode lain dalam mencapai tujuan pengajaran misalnya dengan variasi metode, media, penampilan dan bahan sajian. Dalam hal ini penulis menggunakan ceramah bervariasi metode yaitu mnggunakan ceramah sebagai metode utamanya dan metode tanya jawab sebagai variasinya.

5. Prestasi Belajar

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dsb. Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru Depdiknas, 2002 : 895. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar seseorang diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas belajar baik secara individu maupun kelompok. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan hasil dari perubahan tingkah laku pada kegiatan belajar siswa yang dinyatakan dengan angka. Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kecerdasan intelegensia siswa saja tapi juga faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu : a. Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, misalnya faktor intelegensia, motivasi, minat, fisik dan faktor-faktor lainnya. b. Faktor ekstern yaitu faktor yang berada diluar individu, misalnya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Prestasi belajar juga memiliki fungsi yang penting dalam pembelajaran. Adapun fungsi dari prestasi belajar adalah : a. Indikator kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. b. Lambang pemuasan hasrat ingin tahu. commit to user 14 c. Bahan informasi dalam inovasi pendidikan, karena prestasi belajar dapat dijadikan sebagi pendorong bagi siswa dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan. d. Indikator intern dan ekstern dari suatu instansi pendidikan, indikator intern yang dimaksud adalah prestasi belajar dapat dijadikan sebagai tolak ukur tingkat produktivitas sedangkan indikator ekstern dijadikan sebagai tolak ukur tingkat kesuksesan siswa. e. Untuk mengetahui daya serap siswa dalam proses belajar siswa yang diprogramkan kurikulum.

6. Materi Ikatan Kimia

Atom-atom pada umumnya tidak ditemukan dalam keadaan bebas kecuali pada temperatur tinggi, melainkan sebagai suatu kelompok atom-atom atau sebagai molekul, adalah petunjuk bahwa, secara energi, kelompok atom-atom atau molekul itu merupakan keadaan yang lebih stabil dan pada atom-atom dalam keadaan bebas. Dua atom dapat berantaraksi dan membentuk molekul. Antaraksi ini selalu disertai dengan pengeluaran energi. Gaya-gaya yang menahan atom- atom dalam molekul disebut ikatan. Ikatan ini merupakan ikatan kimia, apabila antaraksi atom itu menyangkut pengeluaran energi lebih dari 42 kJ per-mol atom. Dalam hal ini akan terbentuk zat baru dengan sifat-sifat yang khas. Pengetahuan tentang ikatan ini adalah penting sekali dalam hubungannya dengan struktur molekul dan sifat-sifat yang lain Hiskia Achmad dan M.S. Tupamahu, 1988: 66.

a. Konfigurasi Elektron Golongan Gas Mulia

Atom-atom di alam hanya atom gas mulia yang stabil. Dalam proses penggabungan atom-atom yang mengalami perubahan adalah elektronnya. Kestabilan suatu atom ditentukan oleh kofigurasi elektron. 2 He : 2 18 Ne : 2 8 18 Ar : 2 8 8 36 Kr : 2 8 18 8 54 Xe : 2 8 18 18 8 commit to user 15

b. Konsep Kestabilan Atom

Atom sukar bereaksi karena suatu atom dalam keadaan stabil. Kestabilan atom ditentukan oleh struktur elektron valensi. Menurut Kossel dan Lewis menyebutkan bahwa atom stabil memiliki elektron valensi : 2 elektron duplet atau 8 elektron oktet. Atom yang tidak stabil mempunyai elektron valensi belum terisi penuh 8 elektron. Atom yang belum stabil akan mencapai kestabilan dengan cara : 1 Membentuk Ion Dalam membentuk ion suatu atom akan melepas atau menangkap elektron. a Melepas Elektron Pada unsur yang mudah melepaskan elektron mudah membentuk ion positif mempunyai energi ionisasi rendah, misal : unsur golongan IA, IIA dan IIIA. Contoh : 11 Na g à Na + g + e - 2, 8, 1 2, 8 12 Mg g à Mg 2+ g + 2e - 2, 8, 2 2, 8 b Menangkap Elektron Pada unsur yang mudah menangkap elektron mudah membentuk ion negatif mempunyai afinitas elektron yang besar, misal : unsur golongan VA, VIA dan VIIA Contoh : 17 Cl g + e - à Cl - g 2, 8, 7 2, 8, 8 16 S g + 2e - à S 2- g 2, 8, 6 2, 8, 8 Atom unsur yang memiliki elektron valensi 1, 2 dan 3 dapat melepas elektron valensi untuk menjadi stabil. Sedangkan atom unsur yang memiliki elektron valensi 5, 6 dan 7 cenderung menangkap elektron untuk menjadi stabil. commit to user 16 2 Menggunakan Pasangan Elektron Bersama Unsur yang memiliki energi ionisasi tinggi, sukar melepas elektron sukar membentuk ion positif. Unsur yang memiliki afinitas elektron rendah, sukar menangkap elektron sukar membentuk ion negatif. Maka unsur-unsur tersebut cenderung membentuk pasangan elektron yang dipakai bersama. Pasangan elektron bisa berasal kedua atom yang bergabung maupun dari salah satu atom yang bergabung. Untuk atom H menambah satu elektron supaya kulit K penuh berisi 2 elektronUnggul Sudarmo, 2006 : 40-41. Contoh Gambar 2. Contoh Senyawa pada NH 3 yang Menggunakan Pasangan Elektron Bersama untuk Mencapai Kestabilan

c. Lambang Lewis dan Struktur Lewis

Untuk menggambarkan pembentukan ikatan kimia secara sederhana dapat digunakan lambang Lewis dan struktur Lewis. 1 Lambang Lewis Lambang Lewis adalah lambang unsur yang dikelilingi sejumlah titik yang melambangkan elektron valensinya Brady, 1994: 272. Berikut ini beberapa contoh dari lambang Lewis : 2 He : 2 à Lambang Lewis : 18 Ar : 2 8 8 à Lambang Lewis : Gambar 3. Lambang Lewis He dan Ar Parning dkk, 2003: 62 2 Struktur Lewis Strukutr Lewis adalah kombinasi lambang Lewis yang menggambarkan perpindahan atau penggunaan bersama pasangan elektron dalam ikatan kimia. He Ar N H x x x x x + 3 N x x x x x H H H commit to user 17 Rumus yang dirancang bangun dengan menggunakan lambang Lewis disebut struktur Lewis atau rumus titik elektron. Rumus ini gunakan untuk menjelaskan ikatan kovalen, namun juga dapat digunakan untuk mendiagramkan apa yang terjadi apabila atom-atom bergabung membentuk senyawa ion. Berikut ini beberapa contoh dari struktur Lewis : ü Struktur Lewis dari H 2 O Konfigurasi elektron dari atom unsur H dan atom unsur O : 1 H = 1 8 O = 2 6 Terbentuknya struktur Lewis dari H 2 O yaitu tersusun dari dua atom unsur H dengan elektron valensi satu dan satu atom O dengan elektron valensi enam. Gambar 4. Struktur Lewis dari H 2 O ü Struktur Lewis dari LiF Konfigurasi elektron dari atom unsur H dan atom unsur O : 3 Li = 2 1 9 F = 2 7 Struktur Lewis yang yang terjadi apabila atom-atom bergabung membentuk senyawa ion, yaitu terbentuknya struktur Lewis dari LiF yang tersusun antara atom unsur Li dan F. Gambar 5. Struktur Lewis dari LiF Tanda kurung siku di sekitar fluor di ruas kanan digunakan untuk menyatakan bahwa keseluruhan empat pasanga lektron merupakan milik eksklusif ion flourida. Dengan satu elektron diserahterimakan dari lithium ke flour, kulit valensi lithium dikosongi dan ion fluorida berakhir dengan suatu lambang Lewis yang sama seperti lambang salah satu gas mulia Brady, 1994: 273. H O + H O H Struktur Lewis H 2 O H + Li F Li + F - commit to user 18

d. Ikatan Ion

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom yang lain. Terbentuk dari atom yang melepaskan elektron logam dengan atom yang menangkap elektron bukan logam. Atom logam setelah melepas elektron menjadi ion positif sedangkan atom bukan logam akan bermuatan negatif. Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik gaya elektrostatis antara ion positif dan ion negatif. Senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa ionik Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ikatan ion hanya dapat terjadi apabila atom unsur-unsur yang berikatan mempunyai perbedaan daya tarik elektron keelektronegatifan yang cukup besar. Perbedaan daya tarik elektron yang cukup besar memungkinkan terjadinya serah- terima elektron Michael Purba, 2006: 146. Ion positif terbentuk karena suatu atom melepaskan elektron. Atom yang cenderung melepaskan elektron membentuk ion positif adalah atom unsur logam. Oleh sebab itu, unsur logam disebut unsur elektropositif. Unsur logam cenderung memiliki energi ionisasi relatif kecil. Unsur logam golongan utama cenderung melepaskan elektron valensinya agar konfigurasi elektron valensinya sesuai dengan konfigurasi elektron gas mulia. Contoh : Logam golongan IA cenderung melepaskan 1 elektron. 11 Na g melepaskan 1 elektron 11 Na + g + e- 2 8 1 2 8 ü Logam golongan IIA cenderung melepaskan 2 elektron. 20 Ca g melepaskan 2 elektron 20 Ca 2+ g + 2e- 2 8 2 2 8 ü Logam golongan IIIA cenderung melepaskan 3 elektron. 13 Al g melepaskan 3 elektron 13 Al 3+ g + 3e- 2 8 3 2 8 commit to user 19 Ion negatif terbentuk karena suatu atom menerima elektron. Atom yang cenderung menerima elektron adalah atom unsur nonlogam. Oleh sebab itu, unsur non logam disebut unsur elektronegatif dan mempunyai afinitas elektron yang besar. Secara umum banyaknya elektron yang diterima oleh unusr nonlogam adalah sebanyak kekurangaanya agar sesuai dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat. Contoh : ü Unsur golongan VIA, menerima 2 elektron 8 O g + 2e - menerima 2 elektron 8 O 2- g 2 6 2 8 ü Unsur golongan VIIA, menerima 1 elektron 17 Cl g + e - menerima 1 elektron 17 Cl - g 2 7 2 8 Parning, 2006: 63-64 Untuk menentukan jenis ikatan yang akan dibentuk oleh suatu pasangan unsur dapat dilakukan dengan memperhatikan posisi unsur itu dalam sistem periodik. Sebagai contohnya unsur pada sisi sebelah kiri sistem periodik misalnya unsur golongan IA contohnya Na, IIA contohnya Ca dan IIIA contohnya Al yang tergolong logam. Sebaliknya unsur-unsur yang terletak pada bagian kanan tergolong nonlogam, yaitu unsur-unsur yang cenderung menyerap elektron. Senyawa biner dari logam alkali dengan golongan halogen, seperti NaCl, NaBr, KI, LiF dan CsCl semuanya bersifat ionik. Senyawa dari logam alkali tanah juga bersifat ionik, kecuali beberapa senyawa dari Be Michael Purba, 2004: 146. Beberapa contoh senyawa yang berikatan ion : ü Senyawa NaCl Proses terbentuknya senyawa NaCl : Atom unsur Na melepas 1 elektron membentuk ion positif. 11 Na g à Na + g + e – 2, 8, 1 2, 8 commit to user 20 Atom unsur Cl menangkap 1 elektron membentuk ion negatif. 17 Cl g + e - à Cl – g 2, 8, 7 2, 8, 8 Gambar 6. Pembentukan senyawa NaCl Unggul Sudarmo, 2006 : 42-43 ü Senyawa MgCl 2 Proses terbentuknya senyawa MgCl 2 : Atom unsur Mg melepas 2 elektron membentuk ion positif. 12 Mg g à Mg 2+ g + e – 2, 8, 2 2, 8 Atom unsur Cl menangkap 1 elektron membentuk ion negatif. 17 Cl g + e - à Cl – g 2, 8, 7 2, 8, 8 Gambar 7. Pembentukan Senyawa MgCl 2

e. Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh dua atom. Terjadi pada atom unsur non logam dengan atom unsur non logam. Beberapa contoh senyawa yang berikatan kovalen : ü Senyawa Cl 2 17 Cl = 2 8 7 Gambar 8. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen pada Cl 2 Na Cl + Na Cl + [ ] Na + Cl - Mg Cl + Mg Cl 2 + 2 [ ] Mg 2+ Cl - Cl + Cl Cl 2 Cl Cl Cl Cl Cl commit to user 21 ü Senyawa H 2 1 H = 1 16 O = 2 8 6 Gambar 9. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen pada H 2 O ü Senyawa CH 4 6 C = 2 4 1 H = 1 Gambar 10. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen pada CH 4 Brady, 1994: 275 Berdasarkan jumlah ikatannya, ikatan kovalen dibagi menjadi dua yaitu ikatn kovalen tunggal dan ikatan kovalen rangkap. 1 Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang hanya melibatkan sepasang elektron untuk berikatan. Salah satu contohnya yaitu pada senyawa H 2 . Gambar 11. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Tunggal pada H 2 2 Ikatan Kovalen Rangkap Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang elektron untuk berikatan. Ikatan kovalen rangkap dibedakan menjadi dua yaitu : a Ikatan Kovalen Rangkap Dua Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen rangkap dua yaitu : x x H H + O H x x O H H H O H 2 O x C x x x + H 4 x C x x x H H H H H H H H C CH 4 H H H H H + H H 2 commit to user 22 ü Senyawa O 2 Gambar 12. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada O 2 ü Senyawa CO 2 6 C = 2 4 8 O = 2 6 Gambar 13. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada CO 2 b Ikatan Kovalen Rangkap Tiga Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen rangkap tiga yaitu : ü Senyawa N 2 7 N = 2 5 Gambar 14. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Tiga pada N 2 Brady, 1994: 273-276 Dalam pembentukan ikatan kovalen belum tentu semua elektron valensi digunakan untuk membentuk pasangan elektron bersama. Pasangan elektron yang digunakan bersama oleh dua atom yang berikatan disebut pasangan elektron ikatan PEI, sedangkan pasangan elektron yang tidak digunakan bersama oleh N + N N N N N N 2 ikatan kovalen rangkap tiga O + O O O 2 ikatan kovalen rangkap dua O O O x C x x x O O + O O x C x C O O CO 2 ikatan kovalen rangkap dua x x commit to user 23 C O O O H H d - d + d + kedua atom disebut pasangan elektron bebas PEB. Contoh pasangan elektron ikatan PEI dan pasangan elektron bebas PEB pada HCl berikut ini : H Cl x x x x x x x PEI = 1 PEB = 3 Gambar 15. PEI dan PEB pada HCl f. Senyawa Polar dan Non Polar Ikatan kovalen disebut polar jika PEI tertarik lebih kuat ke salah satu atom. Kepolaran ikatan disebabkan oleh perbedaan keelektronegatifan zat yang berikatan. Makin besar selisih keelektronegatifan, maka semakin besar kepolaran ikatan makin polar ikatannya. Contoh senyawa polar : Gambar 16. Molekul Polar pada H 2 O Senyawa H 2 O memiliki pasangan elektron bebas PEB pada atom pusatnya O. Pasangan elektron akan lebih dekat ke arah atom O yang lebih elektronegatif. Atom yang mempunyai harga keelektronegatifan lebih besar akan menarik pasangan elektron lebih dekat padanya, sehingga atom tersebut menjadi lebih negatif dari pada atom yang kurang kuat gaya tariknya. Contoh senyawa non polar : Gambar 17. Molekul Non Polar pada CO 2 Pada CO 2 merupakan senyawa nonpolar karena pada atom pusatnya tidak memiliki pasangan elektron bebas PEB yang dapat menarik kuat salah satu commit to user 24 pasangan elektron sehingga pasangan elektron ikatan tertarik sama kuat ke semua atom. Daya tarik atom yang sama kuat tidak menyebabkan terjadinya polarisasi. Tabel 1. Perbedaan Senyawa Polar dengan Senyawa Non Polar Senyawa Polar Senyawa Non Polar 1. Perbedaan keelektronegatifan sangat besar. 2. Bentuk molekul tidak simetris asimetris. 3. Atom pusat mempunyai PEB 4. Terjadi polarisasi. 5. Dipengaruhi oleh medan listrik 1. Perbedaan keelektronegatifan sangat kecil atau nol. 2. Bentuk molekul simetris. 3. Atom pusat tidak mempunyai PEB kecuali pada XeF4 4. Tidak terjadi polarisasi. 5. Tidak dipengaruhi oleh medan listrik Contoh senyawa polar : HCl, H 2 O, HF, NH 3 , SO 2 Contoh senyawa polar : CO 2 , H 2 , O 2 , Cl 2 , N 2 , CCl 4 , CH 4

g. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan dengan pasangan elektronnya berasal dari salah satu atom dan digunakan bersama-sama oleh dua atom Brady, 1994: 294. Contoh : SO 3 Gambar 18. Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi pada SO 3

h. Perbandingan Sifat Fisika Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen

Berikut ini beberapa perbandingan sifat fisika senyawa ion dan senyawa kovalen dalah sebagai berikut : S O X X X X X X 3 S O O O S X X X X X X SO 3 ikatan kovalen koordinasi ikatan kovalen rangkap dua O O O commit to user 25 1 Titik Didih Titik didih senyawa kovalen relatif rendah, sedangkan senyawa ion relatif tinggi. Kebanyakan senyawa kovalen mendidih di bawah 200 o C, sedangkan senyawa ion umumnya di atas 900 o C. Pada suhu kamar semua senyawa ion berupa zat padat, keras tetapi rapuh. Senyawa kovalen pada suhu kamar, ada yang berupa padatan dengan titik leleh yang relatif rendah, ada yang berupa cairan, ada pula yang berupa gas. Titik didih berkaitan dengan gaya tarik-menarik antar partikel disebut kohesi, makin kuat kohesi, makin tinggi titik didih. Air titik didih 100 o C adalah suatu senyawa kovalen. Atom-atom dalam molekul air terikat kuat secara kovalen, tetapi ikatan antar molekul kohesinya tidak begitu kuat, sehingga air relatif mudah mendidih. Natrium klorida NaCl adalah senyawa ion, meleleh pada 801 o C dan mendidih pada 1517 o C. Dalam struktur senyawa ion setiap partikel terikat kuat dengan gaya coulomb. Oleh karena itu, sangat sukar untuk memisahkan partikel tersebut menjadi bentuk uap. 2 Kemudahan Menguap Volatilitas Zat yang mudah menguap, seperti alkohol, cuka dan bensin disebut volatil. Zat-zat yang volatil adalah senyawa kovalen dengan titik didih rendah, sehingga pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap. Menguap berbeda dengan mendidih, mendidih merupakan perubahan cairan menjadi gas pada titik didihnya sedangkan menguap adalah perubahan padatan atau cairan menjadi uap dan tidak harus pada titik didihnya. Tidak ada senyawa ionik yang volatil. 3 Kelarutan Senyawa ion cenderung larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut organik seperti petroleum eter, aseton, alkohol dan trikloroetana. Misalnya NaCl larut dalam air namun tidak larut dalam kloroform. Sebaliknya, kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air tetapi lebih mudah larut dalam pelarut organik. commit to user 26 4 Daya Hantar Listrik Senyawa ion padat tidak menghantarkan listrik tetapi jika senyawa ion dipanaskan hingga meleleh maka dalam bentuk lelehan dapat menghantarkan listrik. Jika dilarutkan dalam air, senyawa ion dapat menghantarkan listrik. Lelehan atau larutan senyawa ion dapat menghantarkan listrik karena dalam keadaan tersebut ion-ionnya dapat bergerak bebas. Ion-ion yang bergerak menghantarkan listrik. Senyawa kovalen dalam bentuk padat maupun lelehan tidak dapat menghantarkan listrik. Beberapa senyawa kovalen dapat menghantarkan listrik jika dilarutkan dalam air. Tabel 2. Perbedaan Antara Senyawa Ion dan Seyawa Kovalen Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen 1. Titik didih dan titik leleh 2. Daya hantar listrik 3. Wujud Zat 4. Kelarutan dalam air 1. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi. 2. Lelehan dan larutannya dapat menghantarkan listrik. 3. Berwujud padat pada suhu kamar 25 o C, 1 atm. 4. Umumnya larut. 1. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah 2. Lelehannya tidak dapat menghantarkan listrik. 3. Pada suhu kamar berwujud : padat, cair dan gas. 4. Umumnya tidak larut. Michael Purba, 2006: 159-160

i. Memprediksi Jenis Ikatan pada Senyawa

Untuk mengetahui jenis ikatan dalam suatu senyawa perlu diperhatikan hal sebagai berikut : 1 Ikatan antara atom unsur logam dengan atom unsur non logam atau ikatan antara ion positif atau aion negatif adalah ikatan ion. 2 Ikatan antara unsur non logam dengan non logam adalah ikatan kovalen. 3 Untuk molekul poliatom ikuti langkah-langkah dalam menuliskan struktur Lewis. commit to user 27 Beberapa contoh jenis ikatan pada suatu senyawa : ü Jenis Ikatan pada Senyawa SO 3 Atom S dan O adalah unsur non logam dengan non logam, ikatannya adalah kovalen, dengan S sebagai atom pusat. Gambar 19. Jenis Ikatan pada SO 3 ü Jenis Ikatan pada Senyawa NaOH Atom Na adalah unsur logam sedangkan atom O dan H adalah unsur nonlogam. Gambar 20. Jenis Ikatan pada NaOH Dewi Tri Nur’aini dan Sabar Cahyono, 2006 : 32 ü Jenis Ikatan pada Senyawa Na 2 CO 3 Atom Na adalah unsur logam sedangkan atom C dan O adalah unsur nonlogam. Gambar 21. Jenis Ikatan pada Na 2 CO 3 S ikatan kovalen koordinasi ikatan kovalen rangkap dua O O O O O O S X X X X X X Na O H Na + O H x x x x x x x x x x x - + x + ikatan ion ikatan kovalen tunggal 2 N a + C x x x x + O 3 2 N a + C x x x x O O O 2 - ik a ta n k o v a le n tu n g g a l ik a ta n k o v a le n r a n g k a p d u a ik a ta n io n ik a ta n k o v a le n tu n g g a l commit to user 28

B. Kerangka Berpikir

Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran yang cukup sulit bagi kebanyakan siswa SMA. Dalam pengajaran kimia di MAN Gondangrejo selama ini, masih banyak siswa yang sulit menangkap materi kimia khususnya Ikatan Kimia karena materinya yang abstrak. Media pembelajaran yang tersedia juga terbatas. Biasanya siswa kurang aktif dalam proses pembelajarannya. Selain itu, metode pembelajaran kimia yang seringkali digunakan adalah metode ceramah saja sehingga semakin membuat siswa tidak tertarik dengan ilmu kimia, bosan dan pada akhirnya tidak paham terhadap materi yang diajarkan guru mereka di kelas. Siswa sekolah menengah atas yang merupakan anak didik usia remaja memiliki karakteristik suka berkelompok dan kebutuhan mengaktualisasikan diri yang tinggi, maka perlu kiranya dilaksanakan sebuah metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar yang sekaligus memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat berinteraksi dengan siswa lainnya dalam sebuah kelompok. Dengan metode pembelajaran yang cocok terhadap kondisi siswa maupun sekolah, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian diterapkan model pembelajaran Cooperarative Learning CL menggunakan tipe TGT Team Games Tournament yang menekankan pada adanya saling ketergantungan positif antar anggota kelompoknya dan kontribusi anggota untuk kelompok. Dengan metode pembelajaran ini, siswa dibentuk kelompok-kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen. Dari kegiatan tersebut timbul kerjasama yang positif dari diri para siswa. Selain itu dengan belajar secara bersama-sama dalam kelompok dapat meningkatkan pemikiran yang lebih tinggi dan mempertahankan mengingat informasi lebih lama dari pada siswa yang bekerja secara individu. Adanya penilaian kelompok akan memotivasi siswa untuk berkontribusi secara maksimal bagi kelompoknya. Selain itu jumlah siswa di dalam kelas relatif kecil sehingga dengan metode pembelajaran TGT Team Games Tournament ini, guru lebih mudah dalam mengontrol dan membimbing siswa dalam kegiatan kelompok di dalam kelas. Dengan semangat belajar bersama ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. commit to user 29 Untuk memperjelas hubungan siswa, model pembelajaran dan hasil belajar ditunjukkan dengan ilustrasi kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 22. Bagan Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENGARUH METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X MAN 2 PATI MATERI IKATAN KIMIA

0 19 155

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DILENGKAPI MODUL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI POKOK PERHITUNGAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1

0 7 77

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH I TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2008 / 2009.

0 0 72

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON KELAS X SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18