80
bekerjasama dengan industri semen yang berada di Desa Citeureup sebenarnya sudah sering melakukan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai kesehatan. Namun belum pernah dilakukan penyuluhan mengenai pencemaran udara
yang dapat menyebabkan ISPA. Berdasarkan informasi dari masyarakat, masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui sumber dan dampak dari pencemaran udara pada kesehatan. Selain itu, masyarakat dapat menggunakan alat pelindung diri seperti
masker apabila pergi dari rumah untuk melindungi diri dari pencemaran udara di luar rumah. Dinas Kesehatan diharapkan melakukan pembinaan
terhadap program pengendalian pencemaran udara.
6.3.2. Hubungan Anggota Keluarga yang Mengalami ISPA dengan Resiko ISPA pada Balita
Anggota keluarga yang mengalami ISPA dan tinggal serumah dengan balita dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita. Menurut
Roe 1994 dalam Gertrudis 2010, menyebutkan bahwa adanya anggota keluarga lain yang terkena infeksi pernafasan merupakan faktor resiko
ISPA pada balita. Balita di Desa Citeureup yang mempunyai anggota keluarga yang
mengalami ISPA hanya 27,2. Namun jika dilihat dari jumlah balita yang mengalami ISPA terdapat 96,0 balita yang mempunyai anggota
81
keluarga yang terkena ISPA dan balita mengalami gejala ISPA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika terdapat anggota keluarga yang mengalami
ISPA maka balita mempunyai peluang besar untuk terkena ISPA. Penyebab terjadinya ISPA adalah virus sehingga jika terdapat
anggota keluarga yang mengalami ISPA maka anggota keluarga yang lain akan mudah tertular. Hal ini disebabkan karena ISPA dapat ditularkan
melalui air ludah, bersin, dan udara pernapasan. Penularan yang paling sering adalah melalui udara pernapasan karena virus dapat masuk ke
tubuh orang yang sehat melalui udara pernapasannya Susilo, 2011. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh p value 0,019 p-
value0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara anggota keluarga yang mengalami ISPA terhadap resiko ISPA pada balita
di Desa Citeureup tahun 2014. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gertrudis 2010 yaitu terdapat hubungan antara anggota
keluarga yang mengalami ISPA dengan kejadian ISPA pada balita. Dari hasil penelitian Gertrudis 2010 mengatakan bahwa balita yang
mempunyai anggota keluarga yang mengalami ISPA akan mendapatkan resiko ISPA 8,4 kali untuk menderita ISPA daripada balita yang tidak
tinggal dengan anggota keluarga yang tidak mengalami ISPA. Penularan ISPA dari anggota keluarga yang mengalami ISPA pada
balita sangat mudah. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk memberikan
82
informasi atau pengetahuan kepada masyarakat mengenai cara penularan dan pencegahan ISPA.
6.3.3. Hubungan Anggota Keluarga yang Merokok dengan Resiko ISPA pada Balita