82
informasi atau pengetahuan kepada masyarakat mengenai cara penularan dan pencegahan ISPA.
6.3.3. Hubungan Anggota Keluarga yang Merokok dengan Resiko ISPA pada Balita
Merokok merupakan penyebab pencemaran udara dalam rumah. Parameter-parameter pencemaran udara yang dihasilkan dari rokok antara
lain nikotin, NOx, partikulat dan residu fenol, aldehid, sulfur dioksida dan sulfat Kusnoputranto,2001.
Mayoritas balita di Desa Citeureup memiliki anggota keluarga yang merokok yaitu sebanyak 83,7 . Jika dilihat dari tabel 5.18
menunjukkan bahwa balita yang memiliki anggota keluarga yang merokok maupun yang tidak memiliki anggota keluarga yang merokok
mempunyai gejala ISPA yang tinggi. Persentase balita yang memiliki anggota keluarga yang merokok dan mempunyai gejala ISPA adalah
79,2, sedangkan persentase balita yang tidak memiliki anggota keluarga yang merokok dan mempunyai gejala ISPA adalah 66,7 . Sehingga dari
tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa balita yang memiliki anggota keluarga yang merokok maupun tidak memiliki anggota keluarga yang
merokok tetap mempunyai kejadian ISPA yang tinggi.
83
Namun, paparan asap tembakau tetap mempunyai efek yang merugikan, terutama efek kepada pernapasan anak-anak karena
ukurannya kecil dan dapat masuk ke dalam paru-paru Cheragi, 2009 dalam Sinaga 2012. Jika dalam satu rumah mempunyai anggota keluarga
yang merokok maka akan memperbesar terjadinya resiko gangguan pernapasan. Gas berbahaya dalam asap rokok akan menyebabkan
pembuatan lendir yang akan membuat debu dan bakteri akan tertumpuk tidak dapat dikeluarkan. Salah satu efek dari asap yang dihasilkan dari
rokok adalah terjadinya resiko ISPA Agussalim, 2012. ISPA sangat rentan menyerang balita karena daya tahan tubuhnya
yang masih lemah. Balita sebagai perokok pasif, dimana perokok pasif mendapatkan resiko lebih berbahaya. Apabila balita menghirup udara
yang berasal dari asap rokok, maka akan mengakibatkan iritasi pada saluran pernafasannya. Jika sudah teriritasi maka akan mudah terinfeksi.
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh p value 0,320 p- value0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara anggota keluarga yang merokok terhadap resiko ISPA pada balita di Desa Citeureup tahun 2014. Penelitian ini sejalan dengan Sinaga
2012 dimana tidak ada hubungan antara anggota keluarga yang merokok dengan kejadian ISPA. Tidak terdapat hubungan antara anggota
keluarga yang merokok mungkin disebabkan karena walaupun mayoritas
84
responden memiliki anggota keluarga merokok dan merokok di dalam rumah, namun rata-rata perokok di desa Citeureup merokok 8 batang per
hari 10 batang dan dapat dikategorikan sebagai perokok ringan. Sehingga pencemaran di dalam rumah akibat rokok tidak terlalu besar
untuk mempengaruhi terjadinya ISPA. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Gertrudis 2010,
Agussalim 2012 yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara anggota keluarga yang merokok dengan kejadian ISPA. Asap rokok yang
keluar langsung dari pembakaran sidestream lebih berbahaya daripada asap rokok yang keluar dari mulut perokok mainstream. Sidestream
adalah asap rokok yang terlepas ke udara dan belum mengalami penyaringan sedangkan mainstream sudah mengalami penyaringan
melalui rokok itu sendiri dan melalui saluran pernapasan perokok Gertrudis, 2010. Asap rokok dengan konsentrasi tinggi juga dapat
merusak mekanisme pertahanan paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA Agussalim, 2012.
Walaupun dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara anggota keluarga yang merokok dengan ISPA, harus tetap diperhatikan bahwa
merokok merupakan sesuatu yang tidak baik untuk kesehatan. Merokok tidak hanya tidak baik bagi perokok sendiri, namun juga bagi orang-orang
disekitarnya.
85
Balita di Desa Citeureup, mayoritas mempunyai anggota keluarga yang merokok. Hal ini menunjukkan bahwa kurang kesadaran terhadap
bahaya rokok tersebut, bukan hanya untuk perokok namun juga terhadap balita. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pengetahuan dan
kesadaran kepada masyarakat melalui penyuluhan bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan, tidak hanya untuk perokok saja namun juga
merugikan bagi orang-orang di sekitarnya. Upaya ini dapat dilakukan dengan bantuan anggota keluarga yang lain di rumah untuk mengingatkan
anggota keluarga yang merokok. Selain itu dapat dengan cara memberikan gambaran mengenai dampak positif jika meninggalkan
rokok yaitu dapat memperbaiki keuangan keluarga.
6.3.4. Hubungan Bahan Bakar Memasak dengan Resiko ISPA pada Balita