38
BAB IIII KERANGKA KONSEP
Pengukuran SO
2
dilakukan 1 kali sampling udara pada posyandu di masing- masing RW Desa Citeureup. Desa Citeureup mempunyai 8 RW yang terdapat
posyandu sehingga pengambilan sampel udara dilakukan sebanyak 8 kali.
3.1. Kerangka Konsep
Pencemaran udara yang terus menerus dan terbawa angin ke permukiman masyarakat dapat mengakibatkan ISPA. Pencemaran udara dibagi
menjadi 2 yaitu pencemaran udara dalam ruangan dan pencemaran udara luar ruangan.
Sistem Pemantauan Lingkungan Global yang disponsori PBB memperkirakan bahwa 70 penduduk kota di dunia hidup dengan partikel yang
mengambang di udara melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong asap pabrik yang dapat berpengaruh
terhadap kesehatan. Partikel-partikel halus ini dapat menembus bagian terdalam paru-paru yang dapat mengganggu sistem pernafasan. Sebagian besar partikel
halus ini terbentuk dengan polutan lain, terutama sulfur dioksida dan nitrogen dioksida Moore, 2007 dalam Gertrudis, 2010.
Pencemaran udara luar ruangan di Desa Citeureup dapat disebabkan oleh aktivitas dari industri. Pencemaran udara akibat industri yang terbesar
39
adalah SO
2
. Dalam penelitian Sakti 2010 menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara ISPA dengan udara ambien SO
2,
NO
2,
dan TSP. Selain pencemaran udara luar, pencemaran udara dalam rumah juga
mempunyai resiko untuk mengakibatkan ISPA. Faktor penyebab pencemaran udara di dalam rumah yaitu anggota keluarga yang mengalami ISPA, asap
rokok, penggunaan kayu bakar untuk memasak, dan penggunaan obat anti nyamuk bakar.
Efek dari pencemar udara terhadap saluran pernapasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat
berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernapasan yang menyebabkan iritasi. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan
penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernapasan. Akibatnya, akan menyebabkan kesulitan bernapas sehingga benda
asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat keluar dari saluran pernafasan. Hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
Infeksi saluran pernafasan terjadi tidak hanya karena faktor pencemaran udara, namun faktor kekebalan balita juga mempunyai peran penting dalam
mencegah ISPA. Faktor yang mempengaruhi kekebalan balita diantaranya adalah ASI Eksklusif, imunisasi, BBLR, dan status gizi.
Oleh karena itu variabel yang ingin diteliti adalah SO
2
, anggota keluarga yang mengalami ISPA, anggota keluarga merokok, penggunaan kayu bakar
sebagai bahan bakar memasak, penggunaan obat anti nyamuk bakar, ASI
40
Eksklusif, BBLR, imunisasi dan status gizi dengan gejala ISPA pada balita di Desa Citeureup tahun 2014.
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian SO
2
Anggota keluarga yang mengalami ISPA
Anggota keluarga merokok Bahan Bakar Memasak
Penggunaan obat anti nyamuk
bakar ASI Eksklusif
Imunisasi BBLR
Status Gizi Gejala ISPA
41
3.2. Definisi Operasional