Tujuan 1. Ruang Lingkup PENDAHULUAN

9 1.3.Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah prevalensi balita yang mengalami gejala ISPA? 2. Apakah ada hubungan antara variabel independen konsentrasi SO 2, anggota keluarga yang mengalami ISPA, anggota keluarga yang merokok, bahan bakar memasak, penggunaan obat anti nyamuk bakar, ASI Eksklusif, imunisasi, BBLR dan status gizi dengan variabel dependen gejala ISPA pada balita di Desa Citeureup tahun 2014? 1.4. Tujuan 1.4.1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala ISPA di Desa Citeureup Tahun 2014.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi balita yang mengalami gejala ISPA. 2. Mengetahui hubungan antara variabel independen konsentrasi SO 2 , anggota keluarga yang mengalami ISPA, anggota keluarga yang merokok, bahan bakar memasak, penggunaan obat anti nyamuk bakar, ASI Eksklusif, imunisasi, BBLR dan status gizi dengan variabel dependen gejala ISPA pada balita di Desa Citeureup tahun 2014. 10 1.5.Manfaat 1.5.1. Bagi Instansi Pemerintah Dapat menjadi pertimbangan untuk menentukan kebijakan perencanaan dan pembangunan daerah sehingga tidak terjadi dampak negatif yang merugikan masyarakat.

1.5.2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai faktor penyebab ISPA pada balita.

1.5.3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan wawasan kepada peneliti mengenai faktor gejala ISPA pada balita. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi yang ingin melakukan penelitian serupa ditempat lain, ataupun sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih rinci mengenai masalah yang sama di wilayah yang sama atau di wilayah lain.

1.6. Ruang Lingkup

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen konsentrasi SO 2 , anggota keluarga yang mengalami ISPA, anggota keluarga yang merokok, bahan bakar memasak, penggunaan obat anti nyamuk bakar, ASI Eksklusif, imunisasi, BBLR dan status gizi dengan variabel 11 dependen gejala ISPA pada masyarakat yang tinggal di Desa Citeureup. Penelitian ini dilaksanakan Maret-April 2014. Sasaran penelitian ini adalah balita. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengukuran SO 2 dalam pengumpulan data primer menggunakan alat midget impinger. Data-data riwayat ISPA dan karakteristik individu menggunakan kuesioner. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga kantong paru alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinusrongga di sekitar hidung sinus para nasal, rongga telinga tengah dan pleura Kementerian Kesehatan, 2009. Pengertian lain dari ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari. ISPA meliputi struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau berurutan Muttaqin, 2008. Penyakit saluran pernapasan pada umumnya dimulai dengan keluhan dan gejala ringan. Gejala dan keluhan tersebut dapat menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat mengalami kegagalan pernapasan dan mungkin dapat meninggal. Angka mortalitas ISPA masih tinggi, sehingga perlu upaya agar