Tingginya kasus resistensi obat antibiotika di Indonesia cukup

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sering terjadi, baik pada orang tua, orang dewasa, maupun anak- anak. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan anti mikroba seperti antibiotika. Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme khususnya dihasilkan oleh fungi atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain Utami, 2012. Resistensi terjadi ketika bakteri kebal terhadap antibiotika sehingga antibiotika tidak lagi bekerja pada orang yang membutuhkannya untuk mengobati infeksi. Resistensi merupakan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat WHO,

2014. Tingginya kasus resistensi obat antibiotika di Indonesia cukup

mengkhawatirkan, bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-8 dari 27 negara dengan beban tinggi kekebalan obat terhadap kuman Multidrug ResistanciMDR di dunia berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia tahun 2009 Suara Pembaharuan, 2011 Resistensi antibiotika sudah menjadi masalah dunia dikarenakan kurangnya rasionalitas penggunaan antibiotika. Banyak antibiotika diberikan, dijual dan dibeli dengan tidak semestinya Suara Pembaharuan, 2011. Seperti kita tahu, undang-undang di Indonesia menyebutkan bahwa antibiotika merupakan golongan obat keras yang tidak bisa didapatkan tanpa resep. Namun pada kenyataannya antibiotika dapat dijual bebas tanpa resep dokter di apotek maupun ditoko obat, bahkan sebagian masyarakat membeli serta mengkonsumsi antibiotika untuk upaya pengobatan sendiri Anna, 2013. Pada penelitian yang dilakukan Widayati, Suryawati, Crespigny, dan Hiller 2012 tentang penggunaan antibiotika sebagai suatu sarana swamedikasi di Kota Yogyakarta mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat mengkonsumsi antibiotika untuk gejala yang ringan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam dan kebanyakan penggunaannya selama kurang dari 5 hari. Banyaknya masalah di kalangan masyarakat mengenai penggunaan antibiotika irrasional, maka diperlukan edukasi pada kalangan masyarakat mengenai penggunaan antibiotika. Hal ini dilakukan agar penggunaan antibiotika irrasional di kalangan masyarakat tidak berkembang. Hasil RISKESDAS 2013 menemukan sebanyak 35,2 rumah tangga di Indonesia menyimpan obat yang digunakan untuk pengobatan sendiri yaitu jenis- jenis obat keras, obat bebas, antibiotika dan obat-obat lain yang tidak teridentifikasi, 86 rumah tangga menyimpan antibiotika tanpa resep dan untuk daerah Yogyakarta 90,2 rumah tangga menyimpan antibiotika tanpa resep. Melihat hal ini, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Sikap dan Tindakan Pria Dewasa di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta Tentang Antibiotika d engan Metode Seminar” karena usia mempengaruhi pengetahuan dan kasus resistensi terhadap antibiotika yang semakin meningkat. Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di Kecamatan Gondokusuman karena Kecamatan Gondokusuman merupakan salah satu dari beberapa Kecamatan di Kota Yogyakarta yang memiliki jumlah penduduk yang besar dengan jumlah penduduk sebesar 76.643 jiwa dan berdasarkan data distribusi antibiotika di Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta, sebanyak 26.940 antibiotika yang didistribusikan, dengan jumlah penduduk yang besar dan data distribusi antibiotika yang besar diharapkan masyarakat paham tentang penggunaan antibiotika sehingga dapat mencegah terjadinya kasus resistensi. Astuti 2009 meneliti bahwa metode seminar efektif diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit rabies, dan meningkatkan pengetahuan responden dalam memilih obat. Dilihat dari keefektifan metode seminar, maka metode ini dipilih untuk penelitian. Metode seminar dipilih dengan harapan dengan adanya seminar tentang antibiotika, dapat menumbuhkan sikap positif masyarakat Kecamatan Gondokusuman terutama pria dewasa terhadap ketepatan penggunaan antibiotika dengan memberikan pengetahuan, mengusahakan perubahan sikap dan perilaku dalam penelitian “Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Khususnya Pria Dewasa Tentang Antibiotika dengan Metode Seminar di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta ”.

1. Rumusan masalah

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria dewasa di SMKN 2 Depok Yogyakarta mengenai diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 137

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tentang antibiotika melalui metode seminar.

0 0 103

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122