Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah diberi Intervensi Seminar

Pengujian homogenitas data menggunakan uji Levene’s Test untuk menentukan apakah varians dari kelompok yang dibandingkan homogen dengan melihat besarnya nilai p. Apabila nilai p0,05 maka varians dari kelompok yang dibandingkan adalah varians homogen. Apabila nilai p0,05 maka varians dari kelompok yang dibandingkan adalah varians tidak homogen. Pengujian normalitas data menggunakan uji Shappiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50 responden. Nilai p0,05 maka data terdistribusi tidak normal sehingga data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.

1. Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah diberi Intervensi Seminar

Untuk mengetahui adanya peningkatan pengetahuan mengenai definisi antibiotika, cara penggunaan antibiotika, aturan penggunaan, cara memperoleh antibiotika, tempat memperoleh antibiotika, resistensi antibiotika setelah diberikan intervensi seminar, maka dilakukan perbandingan nilai pre-intervention -post intervention sesudah diberi intervensi, post intervention 2 1 bulan sesudah diberi intervensi seminar, post-intervention 3 2 bulan sesudah diberi intervensi seminar. Berdasarkan gambar 3, dapat dilihat peningkatan pengetahuan responden mengenai definisi antibiotika, cara penggunaan antibiotika, aturan penggunaan, cara memperoleh antibiotika, tempat memperoleh antibiotika, resistensi antibiotika, sebelum diberi intervensi dan sesudah diberi intervensi, dimana tingkatan pengetahuan sebelum diberi intervensi seminar pre- intervention untuk kategori rendah sebesar 50 20 responden, kategori sedang sebesar 47,5 19 orang, kategori tinggi sebesar 2,5 1 responden. Tingkatan pengetahuan sesaat sesudah diberi intervensi seminar post-intervention 1 untuk kategori rendah sebesar 0 0 responden, kategori sedang sebesar 2,5 1 orang, kategori tinggi sebesar 97,5 39 responden. Tingkatan pengetahuan 1 bulan sesudah diberi intervensi seminar post-intervention 2 untuk kategori rendah sebesar 0 0 responden, kategori sedang sebesar 25 10 orang, kategori tinggi sebesar 75 30 responden. Tingkatan pengetahuan 2 bulan sesudah diberi intervensi seminar post-intervention 3 untuk kategori rendah sebesar 0 0 responden, kategori sedang sebesar 30 12 orang, kategori tinggi sebesar 70 28 responden. Berdasarkan hasil tingkatan pengetahuan pada pre-intervention, post- intervention 1 terjadi peningkatan pengetahuan responden mengenai definisi antibiotika, cara penggunaan antibiotika, aturan penggunaan, cara memperoleh antibiotika, tempat memperoleh antibiotika, resistensi antibiotika, sebelum diberi intervensi seminar dan sesudah diberi intervensi seminar. Pada post-intervention 2 terjadi penurunan dari hasil post-intervention 1, pada post-intervention 3 terjadi terjadi penurunan dari hasil post-intervention 1 dan post-intervention 2. Penurunan ini terjadi mungkin saja disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seperti paparan media massa, dimana seseorang yang sering terpapar media massa akan memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki Notoadmodjo, 2007. Ringkasan hasil penelitian tingkat pengetahuan responden sesudah diberikan intervensi seminar disajikan dalam gambar 3 berikut : Gambar 3. Peningkatan Jumlah Responden Berdasarkan Aspek Pengetahuan dengan Katogori Tinggi, Sedang, Rendah pada Pre dan Post Intervention Seminar Hasil uji statistik menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai definisi antibiotika, cara penggunaan antibiotika, aturan penggunaan, cara memperoleh antibiotika, tempat memperoleh antibiotika, resistensi antibiotika. Hal ini didasarkan pada hasil nilai signifikasi uji Wilcoxon karena data tidak terdistribusi normal post-intervention 1 sebesar 3.44e-08 p0,05, posttes 2 sebesar 3.43e-08 p0,05, dan post-intervention 3 sebesar 5.071e-08 p0,05. Nilai p-value yang didapatkan 0,05 sehingga membuktikan bahwa adanya perubahan pengetahuan responden antara pre-intervention dan post- intervention yang dilakukan setelah diberikan intervensi seminar. 2. Tingkat Sikap Sebelum dan Sesudah diberi Intervensi Seminar Untuk mengetahui adanya peningkatan sikap mengenai motivasi belajar, pemilihan penggunaan yang tepat setelah diberikan intervensi seminar, maka 87,5 78 75 47,5 12,5 23 25 53 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pre Post 1 Post 2 Post 3 R e s p o n d e n Tinggi Sedang Rendah dilakukan perbandingan nilai pre-post intervention 1, post intervention 2, post intervention 3. Berdasarkan gambar 4 dibawah ini, dapat dilihat peningkatan sikap responden mengenai motivasi belajar dan pemilihan penggunaan yang tepat sebelum dan sesudah diberi intervensi, dimana tingkatan sikap sebelum diberi intervensi seminar pre-intervention untuk kategori rendah sebesar 52,5 21 responden, kategori sedang sebesar 47,5 19 orang, kategori tinggi sebesar 0 0 responden. Tingkatan sikap sesaat sesudah diberi intervensi seminar post- intervention 1 untuk kategori rendah sebesar 0 0 responden, kategori sedang sebesar 12,5 5 orang, kategori tinggi sebesar 87,5 35 responden. Tingkatan pengetahuan 1 bulan sesudah diberi intervensi seminar post-intervention 2 untuk kategori rendah sebesar 0 0 responden, kategori sedang sebesar 22,5 9 orang, kategori tinggi sebesar 77,5 31 responden. Tingkatan pengetahuan 2 bulan sesudah diberi intervensi seminar post-intervention 3 untuk kategori rendah sebesar 0 0 responden, kategori sedang sebesar 25 10 orang, kategori tinggi sebesar 75 30 responden. Berdasarkan hasil tingkatan pengetahuan pada pre-intervention, post- intervention 1, terjadi peningkatan sikap responden mengenai motivasi belajar dan pemilihan penggunaan antibiotika yang tepat, sebelum dan sesudah diberi intervensi seminar. Pada post-intervention 2 terjadi penurunan dari hasil post- intervention 1, pada post-intervention 3 terjadi terjadi penurunan dari hasil post- intervention 1 dan post-intervention 2. Penurunan ini terjadi mungkin saja disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi sikap seperti pengalaman pribadi dimana dengan tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut, pengaruh orang lain yang dianggap penting dimana pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting Azwar, 2007. Ringkasan hasil penelitian tingkat sikap responden sesudah diberikan intervensi seminar disajikan dalam gambar 4 berikut Gambar 4. Peningkatan Jumlah Responden Berdasarkan Aspek Sikap dengan Katogori Tinggi, Sedang, Rendah pada Pre dan Post Intervention Seminar Hasil uji statistik menunjukkan adanya peningkatan sikap responden mengenai motivasi belajar dan pemilihan penggunaan antibiotika yang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil nilai signifikasi uji wilcoxon karena data tidak terdistribusi normal post-intervention 1 sebesar 2.2e-16 p0,05, post- intervention 2 sebesar 3.533e-08 p0,05, dan post-intervention 3 sebesar 3.755e- 08 p0,05. Nilai p-value yang didapatkan 0,05 sehingga membuktikan bahwa adanya perubahan pengetahuan responden antara pre-intervention dan post- intervention yang dilakukan sesudah diberikan intervensi seminar. 87,5 78 75 47,5 12,5 23 25 53 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pre Post 1 Post 2 Post 3 R e s p o n d e n Tinggi Sedang Rendah

3. Tingkat Tindakan Sebelum dan Sesudah diberi Intervensi Seminar

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria dewasa di SMKN 2 Depok Yogyakarta mengenai diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 137

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tentang antibiotika melalui metode seminar.

0 0 103

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122