Lama 20 th. 15 Km Deskripsi Data

46

b. Tingkat Pendidikan Guru

Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Pendidikan Guru No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Frekuensi Relatif 1. Sekolah Menengah 53 32,1

2. Diploma 97

58,8 3. Sarjana 15 9,1 Total 165 100 Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa guru dengan latar belakang tingkat pendidikan Sekolah Menengah berjumlah 53 orang 32,1 , latar belakang tingkat pendidikan Diploma 97 orang 58,8 , dan latar belakang tingkat pendidikan Sarjana 15 orang 9,1. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah guru dengan latar belakang tingkat pendidikan Diploma.

c. Lama Mengajar

Tabel 4.4 Deskripsi Lama Mengajar Guru No. Lama Mengajar Frekuensi Frekuensi Relatif 1. Baru 10 th. 33 20,0 2. Sedang 10 th. sd 20 th. 42 25,5

3. Lama 20 th.

90 54,5 Total 165 100 Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa guru dengan lama mengajarmasa kerja tergolong baru 10 tahun berjumlah 33 orang 20,0 , lama mengajarmasa kerja tergolong sedang 10 tahun sd 20 tahun 42 orang 25,5 , dan lama mengajarmasa kerja tergolong lama 20 tahun 90 orang 54,5. Dengan demikian, dapat 47 disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah guru dengan lama mengajarmasa kerja tergolong lama 20 tahun.

2. Deskripsi Data

a. Besarnya Gaji

Berdasarkan data tentang besarnya gaji yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk gaji sebesar Rp. 2.524.700, dan skor data terendah untuk gaji sebesar Rp. 691.000. Dari hasil perhitungan data tentang variabel besarnya gaji dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15 diperoleh nilai mean gaji = Rp. 1.883.912,12, median gaji = Rp. 1.968.800, modus gaji = Rp. 2.046.800, dan standar deviasi gaji = Rp. 383.483,18 Lampiran 7, halaman 102. Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya gaji yang diterima guru setiap bulan, digunakan pedoman sebagai berikut: 1 jika gaji yang diterima kurang dari Rp. 1.300.000,-, maka terkategorikan rendah, 2 jika gaji yang diterima antara Rp. 1.300.000.- sd Rp 1.800.000,-, maka terkategorikan sedang, dan 3 jika gaji yang diterima lebih dari Rp. 1.800.000,-, maka terkategorikan tinggi Kompas, 1 Mei 2003. Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel besarnya gaji Lampiran 8, halaman 112: 48 Tabel 4.5 Kategori dan Interpretasi Variabel Besarnya Gaji No. Interval Dalam Rupiah Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1. 1.300.000,- 10 6,06 Rendah 2. Rp. 1.300.000,- – 1.800.000,- 55 33,33 Sedang

3. 1.800.000,- 100

60,61 Tinggi Total 165 100,00 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 10 orang guru atau 6,06 yang terkategorikan memiliki gaji rendah, 55 orang guru atau 33,33 yang terkategorikan memiliki gaji sedang, dan 100 orang guru atau 60,61 yang terkategorikan memiliki gaji tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memiliki gaji yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean gaji = Rp. 1.883.912,12, median gaji = Rp. 1.968.800, modus gaji = Rp. 2.046.800, dan standar deviasi gaji = Rp. 383.483,18.

b. Beban Pengeluaran Keluarga

Berdasarkan data tentang beban pengeluaran keluarga yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk beban pengeluaran keluarga sebesar Rp. 8.976.800, dan skor data terendah untuk beban pengeluaran keluarga sebesar Rp. 900.000. Dari hasil perhitungan data tentang variabel beban pengeluaran keluarga dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15 diperoleh nilai mean beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.944.885,76, median beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.870.550, modus beban pengeluaran 49 keluarga = Rp. 2.625.000, dan standar deviasi beban pengeluaran keluarga = Rp. 907.929,43 Lampiran 7, halaman 102. Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya beban pengeluaran keluarga yang ditanggung guru setiap bulan, mengacu pada kategori seperi pengkategorian data tentang besarnya gaji di atas. Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel beban pengeluaran keluarga Lampiran 8, halaman 112: Tabel 4.6 Kategori dan Interpretasi Variabel Beban Pengeluaran Keluarga No. Interval Dalam Rupiah Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1. 1.300.000,- 2 1,21 Rendah 2. Rp. 1.300.000,- – 1.800.000,- 5 3,03 Sedang

3. 1.800.000,- 158

95,76 Tinggi Total 165 100,00 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 2 orang guru atau 1,21 yang terkategorikan memiliki beban pengeluaran keluarga rendah, 5 orang guru atau 3,03 yang terkategorikan memiliki beban pengeluaran keluarga sedang, dan 158 orang guru atau 95,76 yang terkategorikan memiliki beban pengeluaran keluarga tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memiliki beban pengeluaran keluarga yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.944.885,76, median beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.870.550, modus beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.625.000, dan standar deviasi beban pengeluaran keluarga = Rp. 907.929,43. 50

c. Jarak Tempat Tinggal

Berdasarkan data tentang jarak tempat tinggal yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk jarak tempat tinggal adalah 45 Km, dan skor data terendah untuk jarak tempat tinggal adalah 0 Km. Dari hasil perhitungan data tentang variabel jarak tempat tinggal dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15 diperoleh nilai mean jarak tempat tinggal = 14,87 Km, median jarak tempat tinggal = Rp. 14 Km, modus jarak tempat tinggal = 7 Km, dan standar deviasi jarak tempat tinggal = 9,53 Km Lampiran 7, halaman 102. Untuk mengkategorikan jauh dekatnya jarak tempat tinggal dari sekolah tempat bekerja, digunakan pedoman sebagai berikut: 1 jika jarak tempat tinggal kurang dari 15 Km, maka terkategorikan dekat, 2 jika jarak tempat tinggal antara 15 Km sd 30 Km, maka terkategorikan sedang, dan 3 jika jarak tempat tinggal lebih dari 30 Km, maka terkategorikan jauh. Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel jarak tempat tinggal Lampiran 8, halaman 112: Tabel 4.7 Kategori dan Interpretasi Variabel Jarak Tempat Tinggal No. Interval Dalam Km Frek. Frek. Relatif Interpretasi

1. 15 Km

88 53,33 Dekat 2. 15 Km – 30 Km 67 40,61 Sedang 3. 30 Km 10 6,06 Jauh Total 165 100,00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 88 orang guru atau 53,33 yang terkategorikan memiliki jarak tempat tinggal dekat, 67 orang guru atau 40,61 yang terkategorikan memiliki jarak tempat tinggal sedang, dan 14 orang guru atau 6,06 yang terkategorikan memiliki jarak tempat tinggal jauh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memiliki jarak tempat tinggal yang terkategorikan dekat. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean jarak tempat tinggal = 14,87 Km, median jarak tempat tinggal = Rp. 14 Km, modus jarak tempat tinggal = 7 Km, dan standar deviasi jarak tempat tinggal = 9,53 Km. d. Motivasi Mengajar Berdasarkan data tentang jarak tempat tinggal yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk motivasi mengajar adalah 83, dan skor data terendah untuk motivasi mengajar adalah 52. Dari hasil perhitungan data tentang variabel motivasi mengajar dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15 diperoleh nilai mean motivasi mengajar = 66,23, median motivasi mengajar = 66, modus motivasi mengajar = 65, dan standar deviasi motivasi mengajar = 5,53 Lampiran 7, halaman 102. Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel motivasi mengajar guru berdasarkan PAP Tipe II Masidjo, 1995: 157 – 160 Lampiran 8, halaman 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Tabel 4.8 Kategori dan Interpretasi Variabel Motivasi Mengajar No. Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1. ≥ 75 14 8,48 Sangat Tinggi 2. 66 – 74 69 41,82 Tinggi 3. 59 – 65 68 41,21 Sedang 4. 52 – 58 14 8,48 Rendah 5. ≤ 51 0,00 Sangat Rendah Total 165 100,00 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 14 orang guru atau 8,48 yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar sangat tinggi, 69 orang guru atau 41,82 yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar tinggi, 68 orang guru atau 41,21 yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar sedang, 14 orang guru atau 8,48 yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar rendah, dan 0 orang guru atau 0,00 yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memiliki motivasi mengajar yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean motivasi mengajar = 66,23, median motivasi mengajar = 66, modus motivasi mengajar = 65, dan standar deviasi motivasi mengajar = 5,53. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

B. Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Syarat pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah data yang akan diuji berdistribusi normal. Uji normalitas distribusi data dilakukan dengan menggunakan tes One Sample Kolmogorov Smirnov. Proses perhitungan uji normalitas data menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 15. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 berarti sebaran data normal. 2. Jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 berarti sebaran data tidak normal. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut perhitungan pada Lampiran 9, halaman 114: Tabel 4.9 Hasil Pengujian Normalitas Data No. Variabel Asymp. Sig. 2-tailed α Kesimpulan

1. Besarnya Gaji

0,125 0,05 Normal 2. Beban Pengeluaran Keluarga 0,104 0,05 Normal

3. Jarak Tempat Tinggal

0,607 0,05 Normal 4. Motivasi Mengajar Guru 0,120 0,05 Normal Berdasarkan hasil pengujian normalitas data di atas tampak bahwa distribusi data tentang besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, jarak tempat tinggal, dan motivasi mengajar secara keseluruhan adalah normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perilaku Higienitas Terhadap Kejadian Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat

4 52 93

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 73

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SMK NEGERI DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 3 52

KONTRIBUSI KOMPENSASI DAN MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN TUMIJAJAR, TULANG BAWANG BARAT,LAMPUNG :Studi Analitik terhadap Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi.

0 2 76

PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR KECAMATAN CAMPAKA DAN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA.

0 2 45

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

0 1 67

PENGARUH KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI: Studi Deskriftif Terhadap Guru Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009.

1 1 60

PENGARUH PENGHASILAN KELUARGA DAN JARAK TEMPAT TINGGAL TERHADAP MINAT PADA PROGRAM JAMINAN PERSALINAN.

0 0 14

Pengaruh penghasilan keluarga dan jarak tempat tinggal terhadap minat pada program jaminan persalinan cover

0 3 14

PENGARUH BESARNYA GAJI, BEBAN PENGELUARAN KELUARGA, DAN JARAK TEMPAT TINGGAL TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU

0 2 170