merek tersebut kepada pihak lain. Tiap tingkatan loyalitas merek mewakili tantangan yang berbeda dan mewakili tipe aset yang berbeda
dalam pengelolaan dan eksploitasinya. Tampilan piramida loyalitas merek yang membentuk segitiga terbalik menunjukkan bagi merek yang
memiliki ekuitas merek yang kuat gambar 3.
Gambar 3. Piramida Loyalitas merek Aaker,1997
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu
Pratama 2006 menganalisis elemen-elemen utama ekuitas merek yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas, dan loyalitas merek atas
minuman isotonik. Tehnik pengambilan contoh yang digunakan adalah proportionate convenience sampling dengan 200 responden mahasiswa dari tiga
perguruan tinggi di Bogor yaitu mahasiswa Program Sarjana dan Program Diploma di Institut Pertanian Bogor IPB, Universitas Ibnu Chaldun Bogor
UIKA dan Universitas Pakuan UNPAK. Metode analisis data yang skala semantic differential, analisis biplot, uji cochran dan analisis deskriptif.
Commited buyer Liking the brand
Satisfied buyer
Habitual buyer
switcher
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan tingkatan kesadaran merek, merek Pocari Sweat 94 menempati posisi puncak dalam
top of mind minuman isotonik diikuti dengan minuman isotonik merek Mizone 5 dan Powerade Isotonik 1. Selanjutnya, dalam analisis brand recall
yang merupakan multi response questions yang menghasilkan jawaban tanpa dibantu unaided question, menunjukkan dari 200 responden sebanyak 132
orang 66 menyebutkan merek mizone sebagai merek minuman isotonik kedua setelah menyebutkan merek pertama. Setelah itu diikuti merek ProSweat
89 orang 44,5 dan Powerade isotonik 61 orang 30,5. Hasil analisis brand recognition bahwa jumlah responden yng perlu diingatkan kembali akan
keberadaan merek ProSweat sebanyak 44 orang 22, kemudian untuk merek Mizone 42 orang 21, sedangkan untuk merek Pocari Sweat hanya satu
responden saja yang perlu diingatkan. Hasil analisis unaware of brand yang berarti tidak adanya pengenalan terhadap merek Pocari Sweat, ProSweat, dan
Mizone yaitu sebanyak 67 orang 33,5 tidak mengenal merek ProSweat, kemudian merek Mizone 16 orang 8 sedangkan untuk merek Pocari Sweat
tidak ada satu responden pun yang tidak mengenal merek tersebut. Pada elemen asosiasi merek menunjukkan bahwa merek yang memiliki
atribut asosiasi paling banyak adalah Mizone dengan empat asosiasi yaitu kemasannya menarik, aromanya enak, aman bagi kesehatan, rasa yang segar
pelepas dahaga. Pada elemen kesan kualitas, merek Pocari Sweat berhasil meraih setengahnya dari sepuluh atribut yang dianalisis. Merek Pocari Sweat
dipandang lebih unggul dari atribut manfaat, atribut aman bagi kesehatan, atribut fungsi, atribut rasa dan atribut fungsi memulihkan stamina. Berdasarkan
tingkatan loyalitas merek, merek Pocari Sweat mempunyai responden pada tingkat switcher 6,94, pada tingkat habitual buyer 20,14 , pada tingkat
satisfied buyer 63,19, pada tingkat liking the brand 61,81, dan pada tingkat commited the brand 7,64.
Dalam penelitiannya, Simarmata 2006 melakukan analisa kinerja dimensi ekuitas merek sabun mandi cair Lux berdasarkan persepsi target konsumennya.
Pada penelitian ini dipelajari berbagai elemen ekuitas merek, antara lain kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas, and loyalitas merek. Penelitian
dilakukan terhadap 177 orang responden di DKI Jakarta yang berusia 18-35 tahun dan pengguna sabun mandi cair baik pria maupun wanita. Skala yang
digunakan dalam penelitian ini mencakup skala ordinal, nominal, dan interval. Riset awal dilakukan secara eksploratif kemudian dilakukan riset deskriptif.
Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling dengan proporsi pengguna sabun mandi cair merek Lux sebanyak 112 orang responden
sedangkan yang tidak menggunakan sebanyak 25 responden. Hasil riset menunjukkan bahwa kinerja dimensi kesadaran merek dari merek
Lux tergolong baik secara keseluruhan. Sabun mandi cair yang pertama kali Top of Mind dibenak responden terbanyak adalah merek Lux dengan
responden yang memilih berjumlah 101 orang 57,1, diikuti Biore 40 orang 22,6, Lifebuoy 13 orang 7,3 , Dove 12 orang 6,8 , Gatsby 3 orang
1,7, Cussons Imperial Leather 2 orang 1,1, Nuvo 2 orang dan Alexander 1 orang 0,6.
Dari hasil penelitian tersebut tentang asosiasi merek, dapat disimpulkan bahwa asosiasi yang paling melekat dibenak konsumen tentang sabun mandi cair
Lux adalah asosiasi ‘wangi’. Dimana total responden yang menjawab asosiasi ini adalah 170 orang responden 96,0. Analisa kesan kualitas digunakan
perbandingan performance-importance. Nilai rata-rata pengguna sebesar 4,29 dan non-pengguna Lux sebesar 4,12 terdapat pada “tersedia di banyak tempat”;
yaitu menempati peringkat I. Sedangkan pada rata-rata importance pengguna 4,26 dan non-pengguna 4,01 menginginkan bahwa komposisi bahan untuk
mempertahankan wangi. Analisa loyalitas merek digunakan responden yang hanya menggunakan
sabun mandi cair lux yaitu 112 63,28 orang responden. Pemakai sabun yang tergolong switcher hanya ada 2 orang 0,89, habitual buyer 75 orang 61,56
dari 112 orang responden. Satisfied buyer sebanyak 17 orang 15,18 responden menjawab “puas” yang artinya bahwa konsumen bisa dikatakan
cukup puas dengan kinerja keseluruhan dari sabun cair Lux. Sedangkan liking the brand berjumlah 7 orang responden 6,25. Terakhir, pada tingkat
commited buyer sebesar 2,68 responden cenderung kepada jawaban sering untuk mempromosikan merek ini ke orang lain dan 1,79 responden sangat
setuju untuk mempromosikan kembali merek kepada orang lain.
III. METODOLOGI PENELITIAN