Model Pembelajaran Problem Solving

2.3.1 Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran melalui pemecahan masalah atau sering disebut dengan problem solving membantu peserta didik untuk berusaha belajar mandiri dalam memecahkan problem dengan mengembangkan kemampuan menganalisis dan mengelola informasi. Selain itu juga memotivasi peserta didik dalam menyelesaikan pekerjaannya sampai menemukan jawaban-jawaban atas problem yang sedang dihadapi. Model pembelajaran melalui pemecahan masalah problem solving dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi. Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada daya pikir untuk memperoleh kemampuan- kemampuan dan kecakapan kognitif dalam memecahkan suatu masalah secara rasional, lugas dan tuntas Mulyono, 1999:255. Menurut Nasution 1996:172 memecahkan masalah adalah metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya tanpa bantuan khusus. Pemecahkan masalah bagi pelajar dapat menemukan aturan baru yang lebih tinggi tarafnya sekalipun tidak dapat dirumuskan secara verbal. Masalah yang dipecahkan sendiri, memberikan hasil yang lebih unggul, yang digunakan dalam situasi-situasi lain. Model pembelajaran problem solving pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan model berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan model-model lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Woolfolk dalam Uno 2008:134 mengemukakan bahwa pemecahan masalah problem solving adalah suatu keterampilan seseorang siswa dalam menggunakan proses berfikir untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyususn berbagai alternative pemecahan dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif. Menurut Hamalik 2002:151 masalah pada hakikatnya suatu pertanyaan yang mengandung jawaban. Suatu pertanyaan mempunyai peluang tertentu untuk dijawab dengan tepat, bila pertanyaan itu dirumuskan dengan baik dan sintematis. Ini berarti, pemecahan suatu masalah menuntut kemampuan tertentu pada individu yang hendak memecahkan masalah tersebut. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah bagi seorang siswa pada suatu saat, tetapi bukan masalah lagi bagi siswa untuk saat berikutnya bila siswa tersebut telah mengetahui cara atau proses mendapatkannya penyelesaian masalah tersebut. Menurut Hudojo 2005:149 pertanyaan akan menjadi masalah bagi siswa jika: a. Pertanyaan yang diberikan pada seorang siswa harus dapat dimengerti oleh siswa tersebut, namun pertanyaan tersebut harus merupakan tantangan baginya untuk menjawabnya. b. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui siswa. Karena itu, faktor waktu untuk menyelesikan masalah janganlah dipandang sebagai hal yang essensial. Sedangkan menurut Suyitno 2004:37 suatu soal hanya dapat disebut sebagai problem bagi siswa jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Siswa memiliki prasyarat untuk mengerjakan soal tersebut. b. Diperkirakan siswa mampu menyelesaikan soal tersebut. c. Siswa belum mengetahui cara untuk menyelesaikan soal tersebut. d. Siswa mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal tersebut.

2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014

1 25 186

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA, CARA BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2011 2012

0 5 204

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

9 52 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

14 81 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN METODE PEMBELAJARAN DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA YAPIM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 2 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA KESATRIA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.

0 2 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 1 SMA SWASTA AL-MAKSUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011.

0 2 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI KELAS XI IS SMA NEGERI 1 KISARAN, TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 4 22

IMPLEMENTASI KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 POLLUNG TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 4 23

Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Melalui Metode Problem Solving Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 1