Ikan Karang .1 Kelimpahan Ikan Analisis Data

Gambar 14 Persentase kategori pemutihan koloni karang berdasarkan tingkat genus karang pada bulan Februari 2011. Tingkat kematian karang yang disebabkan oleh pemutihan karang pada pertengahan tahun 2010 paling parah dialami oleh genus Pocillopora dan Acropora . Dimana pada bulan Juli 2010 kedua genus ini mengalami tingkat kematian yang cukup parah yaitu lebih dari 80 dalam katagori mati dan hampir tidak ditemukannya koloni pada katagori normal. Sedangkan pada saat pengamatan bulan Februari 2011 tingkat kematian masih mendominasi pada kedua genus ini, akan tetapi ada harapan kehidupan dari kedua genus ini yaitu pada katagori normal hampir 10. Naiknya tingkat katagori karang normal pada kedua genus ini dapat dikarenakan kembalinya zooxanthella pada karang-karang lama atau masuknya zooxanthella baru pada induk karang. Pada penelitian ini ditemukan bahwa genus Pocillopora dan Acropora merupakan koloni genus yang sangat rentan terhadap pemutihan diantara koloni genus karang yang lainnya, dimana kedua genus ini sangat berpengaruh besar dan tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan suhu permukaan laut pada perairan Pulau Weh Sabang. Genus Pocillopora, Stylophora dan Acropora di Great 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 G a rd in o se ri s F a v it e s A st re o p o ra P o ci ll o p o ra A cr o p o ra G a la xe a a st re a ta P la ty g y ra H y d n o p h o ra F u n g ia A ca n th a st re a S y m p h y ll ia G o n ia st re a G o n io p o ra F a v ia P a v o n a P o ri te s m a ss iv e C y p h a st re a M o n ta st re a P o ri te s b ra n ch in g M o n ti p o ra D ip lo a st re a P e rs e n ta se K a te go ri B le a ch in g Normal Pucat 0-20 Putih 20-50 Putih 50-80 Putih 80-100 Putih Barrier Reff sangat perpengaruh terhadap peristiwa pemutihan massal 1998, sehingga ketiga genus ini berada pada katagori pemutihan 100 Marshalll dan Baird 2000, hal yang sama juga diamati di terumbu karang Kenya McClanahan et al. 2004. Karang yang mengalami pemutihan terendah adalah karang dengan genus Diplostrea . Dimana pada saat bulan Mei 2010 yakni puncak terjadinya pemutihan karang, genus ini hanya tercatat 5 saja yang mengalami pemutihan 100. Akan tetapi pada katagori pucat genus ini mencapai 60. Selain genus Diplostrea, genus yang mengalami pemutihan karang terendah adalah genus Montipora. Kedua genus ini respon terhadap kenaikan suhu permukaan laut sangat kecil atau genus ini dapat mentolerir terhadap peningkatan suhu perairan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pada saat pengamatan bulan Mei 2010 Diplostrea dan Montipora mengalami pemulihan yang sangat pesat yaitu hampir 90 dalam kondisi Normal kembali. Smith et al. 2008 mengatakan ada beberapa spesies karang yang mampu bertoleransi terhadap perubahan lingkungan, namun tidak sedikit pula jenis-jenis karang pada daerah perairan Pulau Weh Sabang yang tergolong dalam jenis karang yang rentan terhadap stres lingkungan yang dapat melebihi ambang batas optimum. Sebastian et al. 2009 menemukan di Afrika Selatan spesies dari genus Montipora merupakan spesies yang paling rentan terhadap pemutihan. 4.3 Penutupan Substrat Dasar 4.3.1 Persentase Tutupan Karang Keras Hard Coral Daerah Pulau Weh Sabang memiliki tipe terumbu tepi fringing reef yang membentuk paparan terumbu reef flat namun sedikit dalam flat. Kondisi terumbu karang di Pulau Weh pada masing-masing lokasi penelitian di analisa berdasarkan persentase penutupan substrat dasar terutama penutupan karang keras hard coral. Perbandingan persentase penutupan subrat dasar sebelum terjadinya fenomena pemutihan karang pada tahun 2009 dan setelah terjadinya pemutihan karang 2011, menunjukkan pada survey 2009 rata-rata penutupan karang keras masih dalam kondisi baik yaitu berkisar 53,56 Gomez dan Yap 1988.