Persentase Kategori pemutihan Tingkat Genus

kelompok yang lain, lokasi RC JB. Kelompok 4 memiliki pers Gambar 18 Pengelompokan Gambar 19 Nilai PCA dari s

4.4 Kelimpahan Ikan Karan

Total ikan yang ditemuk dan tahun 2011 adalah 4.939 2009 jumlah individu ikan me dengan katagori ikan koralivor 325 spesies dan 685 individu, RC dan UJ cukup jauh jaraknya dengan lokasi ST ersentase alge dan rock yang cukup tinggi. an lokasi pengamatan sesudah pemutihan massal. ri sebaran substrat dasar terhadap lokasi pengamat ang mukan pada saat pengamatan di Pulau Weh tahun 2 39 individu disemua lokasi pengamatan. Pada t mencapai 3451 individu 1.928 ind.ha -1 ±339 or ikan pemakan karang sebanyak 3 famili; 4 ge u, sedangkan untuk katagori ikan herbivora pema ST dan al. matan. n 2009 tahun 39SE genus; makan alga tercatat ada 5 famili; 10 genus; 754 spesie dan 2.766 indivu. Hasil penelitian ini sesuai dengan Green dan Bellwood 2009 yang mengatakan bahwa kelompok ikan pada ekosistem terumbu karang untuk wilayah Indo-Pasifik yang paling mendominasi adalah kelompok ikan herbivora antara lain meliputi surgeonfishes, parrotfishes, baronang dan rudderfishes. Namun pada saat tahun 2011 jumlah individu ikan pada kedua katagori menurun menjadi 1488 individu 1.581 ind.ha -1 ±407SE dimana pada katagori koralivor hanya tercatat 2 famili; 3 genus; 121 spesies dan 205 individu, namun untuk katagori herbivora jumlah family yang tercatat 5 famili; 8 genus; 403 spesies dan 1283 individu. Kelimpahan ikan pada setiap tahunnya memperlihatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan P=0,289. Gambar 20 Kelimpahan ikan pada setiap lokasi pengamatan. Pada setiap lokasi pengamatan memiliki jumlah ikan karang yang sangat berbeda setiap tahunnya. Jumlah ikan karang tertinggi tercatat pada lokasi Benteng yang merupakan wilayah Panglima Laut 3.933 ind.ha -1 ±1.041SE pada tahu 2009 dan pada tahun 2011 lokasi tertinggi dengan jumlah ikan sebesar 2.880 1000 2000 3000 4000 5000 6000 U ju n g S e u ra w a n R u b ia h C h a n n e l R u b ia h S e a G a rd e n B a te e M e u ru n ro n Lh o k W e n g G a p a n g S u m u r T ig a U ju n g K a re u n g R e u te u k B e n te n g A n o i It a m Ja b o i B e u ra w a n g K a w a sa n W is a ta P a n g li m a L a u t K a w a sa n B e b a s Kawasan Wisata Panglima Laut Kawasan Bebas Mens K e li m p a h a n I k a n K a ra n g I n d .h a -1 2009 2011 ind.ha -1 ±1.462SE adalah Sumur Tiga. Sedangkan jumlah ikan terendah pada tahun 2009 dan 2011 adalah lokasi Anoi Itam 1.033 ind.ha -1 ±215SE dan Reteuk 373 ind.ha -1 ±58SE. Tingkat indeks dominansi jenis ikan tertentu pada ke-13 lokasi ini tergolong rendah yaitu 0.2 sesuai dengan indeks dominansi Simpson dimana jika nilai indeks dominansi lebih kecil dari 0.5 dan lebih besar dari 0 maka pada daerah tersebut memiliki dominansi suatu spesies yang rendah.

4.4.1 Kelimpahan Ikan Pemakan Karang Koralivor

Dan Pola Hubungannya Dengan Persentase Tutupan Karang. Kelimpahan ikan pemakan karang koralivor pada setiap tahunnya mengalami penurunan. Lokasi penelitian yang memiliki kelimpahan ikan koralivor tertinggi pada tahun 2009 adalah lokasi Benteng 973,33 ind.ha -1 yang merupakan kawasan Panglima Laut Gambar 21, namun pada lokasi yang sama tuhun 2011 jumlah kelimpahan ikan koralivor menurun hingga 70 yaitu sebesar 253,33 ind.ha -1 . Hal ini dikarenakan penutupan karang keras mengalami perubahan atau penurunan pada tahun 2011 yang disebabkan oleh faktor bleaching 75 pada tahun 2009 menurun menjadi 55 pada tahun 2011. Rata-rata perbandingan kelimpahan ikan pemakan karang koralivor yang paling rendah ditemukan tahun 2009 adalah Kawasan Wisata dimana jumlah kelimpahan ikan koralivor hanya berkisar 367,22 ind.ha -1 , hal ini sangat berhubungan positif pada ketersediaan penutupan karang. Dimana pada tahun 2009 persentase tutupan karang merupakan nilai paling rendah 45 jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. Namun pada pengamatan tahun 2011 pada Kawasan Wisata merupakan kawasan yang memiliki nilai kelimpahan ikan pemakan karang yang paling tinggi diantara kawasan lain 255,56 ind.ha -1 , akan tetapi pada kawasan ini persentase tutupan karang keras berada pada nilai yang sangat rendah jika dibandingkan dengan kawasan lain yaitu hanya berkisar 32. Luas terumbu karang akan dapat mempengaruhi populasi ikan koralivor, dikarenakan ikan koralivor menggunakan ekosistem terumbu karang sebagai tempat mencari makan, tempat pemijahan, tempat pengasuhan dan tempat tinggal mereka. Namun jika habitat ikan ini dalam kondisi baik maka output yang dihasilkan juga dalam kualitas baik dan sebaliknya jika kondisi terumbu karang buruk maka output yang dihasilkan juga dalam kualitas buruk. Sedangkan rata-rata kawasan Panglima Laut Sumur Tiga, Reutek, Ujung Kareng, Benteng dan Anoi Itam pada tahun 2009 merupakan kawasan yang memiliki nilai kelimpahan ikan pemakan karang yang cukup tinggi dengan jumlah kelimpahan 505 ind.ha -1 . Hal ini juga berhubungan positif dengan tingginya tutupan karang pada kawasan ini yang melebihi 60. Akan tetapi pada tahun 2011 kawasan ini mengalami penurunan kelimpahan ikan pemakan karang dan merupakan kawasan yang memiliki kelimpahan ikan pemakan karang paling rendah jika di bandingkan dengan 2 kawasan lainnya 206,67 ind.ha -1 . Anomali kelimpahan ikan pemakan karang terjadi pada kawasan ini. Seharusnya nilai kelimpahan ikan karang pada kawasan ini menunjukkan nilai yang cukup tinggi diantara kawasan lainnya yang mana berdasarkan Gambar 21 dan Gambar 22 pada kawasan ini memiliki nilai persentase tutupan karang keras yang cukup tinggi hampir 50. Rendahnya kelimpahan ikan koralivor pada kawasan ini dapat dikarenakan ikan koralivor merupakan target para nelayan untuk dijadikan ikan hias maupun dikonsumsi. Gambar 21 Sebaran kelimpahan ikan pemakan karang koralivor dengan persentase penutupan karang keras hard coral. 10 20 30 40 50 60 70 80 200 400 600 800 1000 1200 U ju ng Seura w a n R ub ia h C han nel R ubia h Sea Gar den Bat ee M eur unr on Lh ok W eng Ga pang Sum ur T iga R eut euk U ju ng Kare ung Bent e ng A n oi It am J abo i Beur aw ang KW P L KB T u tu p a n K a ra n g K e li m p a h a n I k a n K o ra li v o r i n d .h a -1 Ikan 2009 Ikan 2011 HC 2009 HC 2011