Reproduksi Karang Ekosistem Terumbu Karang

punggungnya, sedangkan jenis lain memiliki garis hitam vertikal Masuda et al. 1984. Ikan koralivor menghabiskan masa hidupnya dekat dengan substrat. Terdapat lima kategori pemangsaan ikan koralivor yaitu pemangsa karang batu hard coral, invertebrata sesil termasuk polip karang invertebrata sesile feeder, invertebrata bentik, omnivor, dan plantonktivor umumnya zooplankton. Ikan koralivor sangat mungkin digunakan untuk menjadi indikator suatu lingkungan terumbu karang karena hubungannya yang sangat erat dengan substrat karang hidup Hourigan et al. 1981. Choat dan Bellwood 1991 membahas interaksi antara ikan koralivor dengan terumbu karang dan menyimpulkan ada tiga bentuk umum interaksi yang diperlihatkan, yaitu : a. Interaksi langsung, sebagai tempat berlindung dari predator terutama bagi ikan- ikan muda. b. Interkasi dalam mencari makan, meliputi antara ikan karang dan biota yang hidup pada karang termasuk alga. c. Interaksi tidak langsung akibat struktur karang dan kondisi hidrologi dan sedimen. Banyaknya spesies dari kelompok ikan koralivor yang memiliki hubungan yang sangat erat dan kuat dengan karang serta spesies ini banyak bersifat obligate corralivore pemangsa karangReese 1981; Harmelin-Vivien Bouchon-Navora 1983 dalam Maddupa 2008. Selain itu, dalam penelitian Maddupa 2008 tingkat pemangsaan ikan ini ditentukan oleh ketersediaan karang sebagai makanannya berdasarkan dari analisa makanan dan kebiasaan makan pada spesies Chaetodon octofasciatus dimana yang menjadi makanan utama dari ikan ini adalah karang yang diidentifikasikan kandungan nematokis sebesar 99,41 dan sebagai makaanan tambahan insidentil adalah alga perifitik sebesar 0,59. Pemangsaan terhadap karang juga dipengaruhi oleh fenomena alam seperti El-nino. Ukuran populasi dan pemangsaan biota koralivor menjadi berkurang saat terjadinya El-nino pada tahun 1982-1983 di Panama. Dampak penurunan populasi ikan ini yang di sebabkan oleh dari peristiwa El-nino banyak koloni karang yang menjadi memutih dan akhirnya mati akibat suhu yang tinggi 30-31 o C Glynn 1985.

2.5 Ikan Pemakan Alga Herbivora

Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang paling komplek dan memiliki taksonomi struktural yang beragam. Ikan herbivora merupakan suatu komunitas terpenting dalam ketahanan terumbu karang. Cinner et al. 2009 mengatakan perubahan yang mendasar pada struktur habitat terumbu karang akan mempengaruhi berbagai populasi spesies dalam waktu jangka panjang. Hal ini dikarenakan penurunan ketersediaan makanan. Kematian karang akan memberi peluang besar untuk tumbuhnya alga-alga pada substrat dan kelimpahan ikan pemakan alga herbivora meningkat. Ikan herbivora sangat beragam didalam perairan dan bukan merupakan kelompok ekologis yang seragam. Ikan herbivora terdiri dari beberapa kelompok fungsional yang berbeda pada cara makan, apa yang dimakan dan substrat yang mereka sukai. Green dan Bellwood 2009 membagi empat kelompok fungsional ikan herbivora yang berbeda-beda dan masing-masing memiliki peran dalam ketahanan terumbu karang antara lain; Pencakar penggali kecil Scraperssmall excavators : pada katagori ini terdiri dari jenis Parrotfishes Scaridae yang menunjukkan dua kelompok yang memilki dua perbedaan yaitu morfologi rahang dan perilaku makan. Mayoritas Parrotfishes spesies Hipposcarus dan Scarus ini adalah pencakar dan mengali denagn gigitan untuk mengahilangkan alga, sedimen dan bahan lain yang tertanam dipermukaan karang sehingga meninggalkan bekas gigitan kecil pada substrat karang. Sederet nama ikan menurut taksonominya sering ditabulasikan sebagai tanda bahwa ikan dengan nama tersebut merupakan plasma nutfah. Tetapi tabulasi seperti ini kurang memberi makna untuk kepentingan pengelolaannya. Untuk lebih memberi arti dalam kepentingan pemanfaatannya, ikan-ikan karang ini kemudian dikelompokkan diluar pengertian taksonominya. Kelompok itu adalah 1 ikan mayor yang selalu berasosiasi dengan karang dan sebagian besar ditangkap untuk dijual sebagai ikan hias; 2 ikan target atau ikan yang biasa dikonsumsi oleh nelayan setempat, dan 3 ikan indikator yang kebanyakan dari kelas Chaetodontidae dan juga sering digunakan sebagai petunjuk kesehatan dan keanekaragaman karang batu Subhan 2010. Menurut Dartnal dan Jones 1986 dalam Subhan 2010, komposisi normal untuk ketiga kelompok ini dalam area karang yang sehat adalah dengan rasio 60:30:10, akan tetapi variasi komposisi selalu terjadi dimana-mana setiap perairan karang.