Proses Pelaksanaan Program Antenatal Care di Puskesmas

yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8. 2 Pengertian K4 K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan Rahmawati, 2013. K4 menurut pedoman pelayanan antenatal terpadu 2010 yaitu ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I kehamilan hingga 12 minggu dan trimester ke-2 12 - 24 minggu, minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk dalam K4.

4. Pengawasan

Loudon dan Loudon 2004 mengatakan bahwa pengawasan seperti halnya elemen sistem yang lain. Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih diefisienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih ddiefektifkan Muninjaya, 2004. Pengawasan yang dilaksanakan dengan tepat akan memberikan manfaat, antara lain: a. Dapat mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya staf, sarana dan sebagainya sudah digunakan dengan sesuai dengan yang telah ditetapkan. b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya. c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien. d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan. e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan Muninjaya, 2004.

5. Umpan Balik

Pemberian umpan balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena hal tersebut akan membantu organisasi untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada sekarang menjadi lebih baik Sukoco, 2007. Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik guna bagi rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu terhadap individu lain Uripni, 2002. Menurut Azwar 2010, yang dimaksud dengan umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Notoatmodjo mengungkapkan salah satu contoh umpan balik pelayanan Puskesmas antara lain keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teori pendekatan sistem. Muerdick dan Ross 1993 mendefinisika sistem sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama. Menurut Mc. Leod 1995, mendefinisikan sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berfikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi Azwar, 2010. Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub sistem tidak berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi bangian yang lain. Menurut Loudon dan Loudon 2004 dikutip dalam Sukoco 2007, sistem idealnya memiliki lima unsur yaitu: input, proses, output, umpan balik, serta pengawasan. INPUT:

1. SDM

2. Fasilitas

3. Sumber Dana

4. Kebijakan dan SOP PROSES: Proses Pelayanan Antenatal Care OUTPUT: Cakupan pelaksanaan program K1-K4 PENGAWASAN