Umpan Balik Analisis Pelaksanaan Program Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

memberikan beberapa pelayanan diantaranya pelayanan di luar gedung, di dalam gedung, serta pelayanan persalinan. Dari jumlah serta tugas yang dimiliki tersebut, informan dari pihak Puskesmas mengatakan bahwa sumber daya manusia yang dimiliki tersebut masih kurang dan diperlukannya penambahan sumber daya manusia di ruang KIA. Tingginya jumlah dan jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan sumber daya manusia dengan jumlah yang masih kurang, maka akan menimbulkan beban kerja yang tinggi bagi petugas, kemudian dengan tingginya beban kerja yang dimiliki petugas, akan dapat mempengaruhi kinerja petugas tersebut. Sebagaimana yang disebutkan oleh Hurrel dalam Dian 2008 bahwa beban kerja petugas yang terlalu berat dapat menimbulkan stress kerja pada petugas. Apabila petugas mengalami stress kerja tentunya petugas tidak dapat melakukan kegiatan pelayanan antenatal dengan baik, sehingga akan berdampak kepada pasien yang sedang melakukan pemeriksaan kehamilan. Puskesmas Ciputat Timur merupakan Puskesmas mampu PONED, yaitu Puskesmas yang mampu menyelenggarakan pelayanan obstetric neonatal emergensi dasar PONED. Setelah dilakukannya telaah dokumen terhadap pedoman pelaksanaan Puskesmas PONED, tenaga kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas sudah memenuhi standar tenaga kesehatan menurut buku pedoman Puskesmas mampu PONED, yang mana di dalam buku pedoman tercantum bahwa minimal bidan yang harus dimiliki oleh Puskesmas yaitu sebanyak lima orang dan berpendidikan minimal D3, dan sedangkan bidan yang dimiliki oleh Puskesmas Ciputat Timur sebanyak delapan orang bidan yang berpendidikan D3. Analisis data tersebut menunjukkan bahwa secara standar minimal petugas pelayanan kesehatan, Puskesmas Ciputat Timur tidak mengalami kekurangan SDM KIA.

b. Gambara Kualitas

1 Pendidikan Secara nasional pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga Negara menjadi satu bangsa, pendidikan juga dapat menjadi wahana baik bagi Negara untuk membangun sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, 2007. Pengertian lain mengatakan bahwa pendidikan merupakan hajat orang banyak dan akan menjadi barometer bagi setiap manusia, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin luas dan bernas pola pikir, pola tindak dan pola lakunya Isjoni, 2006. Teori tersebut didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mardiyoko 2008, diketahui bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemampuan