Pengawasan Analisis Pelaksanaan Program Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

B. Input Pelayanan Antenatal Care

Pada PMK no 75 tahun 2014 pasal sembilan ayat empat dikatakan bahwa pendirian Puskesmas harus memnuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium. Input merupakan suatu elemen yang terdapat di dalam sistem dan merupakan elemen yang sangat penting di dalam berfungsinya suatu sistem Azwar, 2010. Apabila suatu input tidak tersedia dengan baik, maka akan dapat menghambat jalannya suatu proses dan dapat menghambat suatu sistem dalam mencapai tujuannya. Begitu juga dalam penelitian ini. Dalam menjalankan pelayanan antenatal care, suatu Puskesmas harus dapat menyediakan input dengan baik. Input dalam penelitian ini antara lain yaitu SDM, fasilitas, sumber dana, serta juga kebijakan dan SOP.

1. Sumber Daya Manusia SDM

Pembahasan mengenai gambaran sumber daya manusia Puskesmas Ciputat Timur pada penelitian ini akan membahas dari dua aspek, yaitu dari aspek kuantitas dan juga aspek kualitas. a. Gambaran Kuantitas Menurut M.T.E. Hariandja 2002, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam pelaksanaan pelayanan antenatal. Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen yang telah dilakukan diketahui bahwa jumlah sumber daya manusia yang berada di ruangan KIA berjumlah sembilan orang. Sembilan orang petugas KIA bertanggung jawab memberikan beberapa pelayanan diantaranya pelayanan di luar gedung, di dalam gedung, serta pelayanan persalinan. Dari jumlah serta tugas yang dimiliki tersebut, informan dari pihak Puskesmas mengatakan bahwa sumber daya manusia yang dimiliki tersebut masih kurang dan diperlukannya penambahan sumber daya manusia di ruang KIA. Tingginya jumlah dan jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan sumber daya manusia dengan jumlah yang masih kurang, maka akan menimbulkan beban kerja yang tinggi bagi petugas, kemudian dengan tingginya beban kerja yang dimiliki petugas, akan dapat mempengaruhi kinerja petugas tersebut. Sebagaimana yang disebutkan oleh Hurrel dalam Dian 2008 bahwa beban kerja petugas yang terlalu berat dapat menimbulkan stress kerja pada petugas. Apabila petugas mengalami stress kerja tentunya petugas tidak dapat melakukan kegiatan pelayanan antenatal dengan baik, sehingga akan berdampak kepada pasien yang sedang melakukan pemeriksaan kehamilan. Puskesmas Ciputat Timur merupakan Puskesmas mampu PONED, yaitu Puskesmas yang mampu menyelenggarakan pelayanan obstetric neonatal emergensi dasar PONED. Setelah dilakukannya telaah dokumen terhadap pedoman pelaksanaan Puskesmas PONED, tenaga kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas sudah memenuhi standar tenaga kesehatan menurut buku pedoman Puskesmas mampu PONED, yang mana di dalam