72
Tabel 15. Identifikasi Responden Terhadap Variabel Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal
di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
Level Tingkat
level Tanggapan
respponden Pendapatan
Rp. 2.400.000
Pendapatan Rp.
2.400.001- Rp.
5.000.000 Pendapatan
Rp. 5.000.001-
Rp.10.000.0 00
Pendapatan Rp.10.000.0
00- Rp.20.000.0
00 Pendapatan
Rp. 20.000.000
F F
F F
F F
1 12-19
2 2
1 1
- -
- -
1 10
- -
2 20-27
7 7
1 1
1 10
1 5
3 10
1 10
3 28-36
39 39
6 6
5 15
10 45
5 30
14 50
4 37-44
43 43
6 45
11 60
8 40
11 50
5 40
5 45-52
9 9
6 15
3 15
2 10
- -
- -
Total 100
100 20
100 20
100 20
100 20
100 20
100
Berdasarkan identifikasi di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 100
responden ditemukan skor rata-rata jawaban terhadap variabel perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal adalah 37,81. Skor rata-rata ini menunjukkan
bahwa perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan berada pada level tinggi yang terdapat pada level 4
sebesar 43. apabila identifikasi variabel preferensi terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan ditindak
lanjuti sesuai dengan masing-masing pendapatan yang sudah ditetapkan masing- masing sebanyak 20 responden ternyata terdapat perbedaan perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal, yakni perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal yang dimiliki oleh responden pada pendapatan Rp. 2.400.000, Rp.
2.400.001-Rp. 5.000.000, dan responden pada pendapatan Rp. 10.000.001-Rp. 20.000.000 memiliki perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal yang
berada di tingkat level tinggi, sedangkan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal yang dimiliki oleh responden pada pendapatan Rp.
5.000.001-Rp. 10.000.000, dan responden pada pendapatan Rp. 20.000.000,
73
memiliki perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal yang berada di tingkat level sedang.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum data dapat dianalisis dengan analisis regresi linier berganda data tersebut harus valid dan reliabel, sebaran data tersebut harus berdistribusi normal,
tidak terjadi heteroskedastisitas dan tidak terjadi hubungan yang kuat antar variabel tidak terjadi multikolinieritas. Data yang digunakan pada penelitian ini
sudah lolos uji valid dan reliabel dan sudah lolos uji asumsi klasik sehingga data tersebut dapat digunakan ketahap berikutnya yaitu dianalisis menggunakan regresi
linier berganda. Hasil uji validitas dan uji asumsi klasik dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4 Halaman 107-108.
Metode regresi linier berganda membantu dalam mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yaitu kesadaran, persepsi, preferensi, dan tingkat
pendapatan konsumen terhadap variabel dependen yang dalam penelitian ini yaitu perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. Berdasarkan data primer
yang telah didapatkan melalui wawancara dengan 100 responden menggunakan kuisioner di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan kemudian diolah dengan
menggunakan software SPSS versi 18.0. Parameter dugaan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di
Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan terdapat pada Tabel 16 yang merupakan hasil regresi pengaruh kesadaran, persepsi, preferensi dan tingkat pendapatan
konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan.
75
Tabel 16. Parameter Dugaan Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal DiKawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
Model Unstandardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Constant -7,481
2,659 -1,631
0,106 Kesadaran
0,355 0,077
4,630 0,000
Persepsi 0,205
0,083 2,479
0,015 Preferensi
0,693 0,117
5,909 0,000
Fixed Factor D1
0,755 1,003
-,753 0,453
D2 1,370
0,986 -1,389
0,168 D3
0,487 0,993
-,490 0,625
D4 0,532
1,011 -,526
0,600 F
46,823 0,000
0,781 0,764
Sig Prob R Square
Adjust R Square
Berdasarkan Tabel 16 dapat diperoleh persaman model perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal sebagai berikut:
Y = -7,481 + 0,755 D1 + 1,370 D2 + 0,487 D3 + 0,532 D4 + 0,342 X1 + 0,186 X2 + 0,716 X3
Dari model perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di atas diperoleh nilai konstanta sebesar -7,481. Artinya, jika variabel Perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal Y tidak dipengaruhi oleh variabel bebasnya atau bila Kesadaran X1, Persepsi X2, Preferensi X3, dan variabel dummy
Tingkat Pendapatan D1,..D4 bernilai nol, maka Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal akan bernilai -7,481.
Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel. Semakin tinggi nilai
76
koefisien determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Bila nilai koefisien
determinasi R
2
adalah nol atau bernilai kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Bila nilai koefisien determinasi R
2
yang mendekati satu berarti variabel – variabel inpenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksikan variasi variabel dependen. Dari hasil output SPSS versi 18.0 pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa nilai
koefisien determinasi atau R square sebesar 0,781 atau 78,1 . Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen yang diteliti memberikan penjelasan
terhadap perilaku mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan sebesar 78,1 sedangkan sisanya sebesar 21,9 dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti. 5.1
Pengaruh Kesadaran
Terhadap Perilaku
Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan
Berdasarkan hasil analisis parsial, variabel kesadaran yang terdiri dari indikator kebutuhan fisiologis, pengetahuan terhadap produk, manfaat, dan
pembelian mempunyai
pengaruh nyata
signifikan terhadap
perilaku mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan. Hal tersebut
diperoleh pada tingkat signifikansi 0,000 0,05 Tabel 16. Hasil dugaan pengaruh kesadaran terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah
sebesar 0,342 Tabel 16. Nilai koefisien regresi tersebut bertanda positif dan lebih dari 0 yang berarti H
O
ditolak dan H
A
diterima. Hal tersebut menguraikan bahwa jika tingkat kesadaran naik satu satuan, maka akan menyebabkan