Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
42
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji nomalitas
melalui normal probability plot dengan menggunakan SPSS 18.0. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik
pada sumbu diagonal atau dari grafik atau dengan melihat histogram residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen karena akan mengurangi keyakinan dalam pengujian signifikansi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
gejala multikolinieritas didalam model regresi ini dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF, nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai VIF 10. Apabila nilai Vif 10 berarti tidak terjadi multikolinieritas Ghozali, 2006:92.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
43
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedaktisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik plot antar
prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedaktisitas, •
Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi hetroskedaktisitas
atau homoskedaktisitas.