19 Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok
bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran harus diterapkan, yaitu a saling ketergantungan positif,
b tanggung jawab perseorangan, c tatap muka, d komunikasi antaranggota, dan e evaluasi proses kelompok Lie, 2007:31.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share TPS
Model pembelajaran kooperatif tipe TPS Think Pair Share dikembangkan pertama kali oleh Frang Lyman. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Arends Trianto, 2012:81 menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dengan
asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam
model ini dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir untuk merespons dan saling membantu. Selain itu, dengan model pembelajaran ini, siswa juga belajar
menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi atau tujuan pembelajaran Kurniasih, 2015:58.
Sejalan dengan hal tersebut, Lestari 2015:52 mengungkapkan bahwa think pair share merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang merangsang
aktivitas berpikir siswa secara berpasangan dan berbagi pengetahuan kepada siswa lainnya.
Dengan demikian, model pembelajaran think pair share merupakan salah satu
20 tipe pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa untuk berpikir dan berbagi
secara berpasangan tentang suatu materi pelajaran. Model pembelajaran ini memberikan banyak waktu kepada siswa untuk berpikir, merespon, dan saling
membantu. Trianto 2012:81 menyebutkan langkah-langkah dalam pembelajaran
kooperatif tipe think pair share adalah sebagai berikut. a. Langkah 1: Berpikir Thinking
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir
sendiri jawaban atau masalah. b. Langkah 2: Berpasangan Pair
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4
atau 5 menit untuk berpasangan. c. Langkah 3: Berbagi Share
Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan.
Lestari 2015:52 menyebutkan tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe think pair share yaitu sebagai berikut.
a. Thinking: Guru mengajukan suatu permasalahan yang merangsang kemampuan berpikir siswa. Siswa memikirkan jawaban permasalahan yang diajukan secara
mandiri. b. Pairing: Guru mengarahkan siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa
21 yang telah dipikirkan.
c. Sharing: siswa berbagi pengetahuan yang diperoleh dari hasil diskusi di depan kelas.
Huda 2015:136-137 menyebutkan prosedur dalam model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah sebagai berikut.
1 Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggotasiswa.
2 Guru memberikan tugas pada setiap kelompok. 3 Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut
sendiri-sendiri terlebih dahulu. 4 Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap
pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya. 5 Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-
masing untuk menshare hasil diskusinya. Kurniasih dan Berlin Sani 2015:63 mengemukakan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share dapat dilakukan dengan cara melakukan langkah- langkah berikut.
1 Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. 2 Siswa diminta untuk berpikir tentang materi dan permasalahan yang
disampaikan oleh guru. 3 Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya kelompok 2
orang dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 4 Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan
hasil diskusinya. 5 Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
Model kooperatif tipe think pair share mempunyai beberapa kelebihan, Huda
2015:136 menyebutkan kelebihan model kooperatif tipe think pair share yaitu 1 memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain, 2
mengoptimalkan partisipasi siswa, dan 3 memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
22 Kurniasih 2015:59-60 juga menjelaskan kelebihan model kooperatif tipe
think pair share yaitu sebagai berikut. a. Adanya kemudahan interaksi sesama siswa.
b. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas.
c. Pemecahan masalah dapat dilakukan secara langsung dan siswa dapat memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu
dengan yang lainnya, membuat kesimpulan diskusi serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. d. Siswa akan terlatih untuk membuat konsep pemecahan masalah.
e. Pelaksanaan model pembelajaran ini menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di
awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikan pada pertemuan selanjutnya.
Kelemahan model kooperatif tipe think pair share menurut Kurniasih 2015:61-62 yaitu sebagai berikut.
a. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu siswa yang tidak mempunyai pasangan.
b. Sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal.
c. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas.
23
C. Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share terhadap