Penggunaan antibiotika secara rasional Definisi resistensi Masalah yang timbul dari resistensi

18 dilakukan dengan resep dokter kecuali untuk pedagang-pedagang besar yang diakui, apoteker, dokter, dokter gigi, dan dokter hewan. Beberapa jenis antibiotika yang terdapat dalam daftar obat wajib apotek OWA dapat diperoleh tanpa resep dokter. OWA adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter. Sesuai dengan Permenkes No. 347 tahun 1990, Permenkes No. 924 tahun 1993, dan Permenkes No. 1176 tahun 1999 tentang OWA, terdapat beberapa jenis antibiotika yang termasuk dalam daftar OWA sehingga dapat diperoleh tanpa resep dokter, terutama antibiotika untuk antituberkolosa dan antibiotika dengan bentuk sediaan topikal. Antibiotika merupakan golongan obat keras yang pemakaiannya harus dibawah pengawasan dokter. Hal ini ditujukkan untuk menghindari penggunaan obat yang tidak tepat, misalnya dalam pemilihan antibiotika, dosis obat, durasi dan waktu penggunaan antibiotika. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat akan menyebabkan resistensi antibiotika BPOM, 2011.

3. Penggunaan antibiotika secara rasional

Penggunaan obat secara rasional dapat dirumuskan dengan menggunakan indikator 8 tepat dan 1 waspada. Indikator 8 tepat dan 1 waspada tersebut antara lain tepat diagnosis, tepat pemilihan obat, tepat indikasi, tepat pasien, tepat dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat harga, tepat informasi, dan waspada terhadap efek samping obat Swandari, 2013. Obat antibiotika sendiri harus digunakan dengan resep dokter dan walaupun kondisi tubuh telah membaik harus tetap 19 diminum sampai habis. Hal ini dilakukan untuk mencegah resistensi antibiotika American Academy of Family Physicians, 2009.

4. Definisi resistensi

Resistensi didefinisikan sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan pemberian antibiotika dengan dosis normal atau kadar hambat minimalnya. Resistensi terjadi ketika ada perubahan bakteri yang menyebabkan turun atau hilangnya efektivitas obat, senyawa kimia, atau bahan lainnya yang digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi Utami, 2012. 5. Penyebab resistensi Penyebab utama resistensi adalah penggunaan antibiotika secara tidak tepat dan tidak rasional. Beberapa faktor yang mendukung resistensi adalah penggunaan yang kurang tepat atau tidak rasional, yaitu penggunaan yang terlalu singkat, dosis terlalu rendah, diagnosa yang salah, atau dalam potensi yang tidak adekuat. Pasien dengan pengetahuan rendah akan cenderung menganggap antibiotika wajib diberikan digunakan untuk berbagai macam penyakit Bisht, Katiyar, Singh, dan Mittal, 2009.

6. Masalah yang timbul dari resistensi

Resistensi antibiotika dapat menimbulkan beberapa masalah. Penyakit yang gagal berespon terhadap pengobatan mengakibatkan penyakit menjadi tidak kunjung sembuh, meningkatnya resiko kematian, dan semakin lamanya masa rawat inap di rumah sakit. Ketika infeksi menjadi resisten terhadap pengobatan antibiotika lini pertama, maka harus digunakan antibiotika lini kedua atau ketiga dengan harga yang lebih mahal. Biaya kesehatan akan semakin meningkat seiring 20 dengan kebutuhan antibiotika baru yang lebih kuat dan lebih mahal Bisht et al., 2009.

7. Pencegahan resistensi

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia lanjut pada kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kelurahan Terban, Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 113

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tentang antibiotika melalui metode seminar.

0 0 103

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122