25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu. Eksperimental berarti adanya intervensi yang diberikan kepada responden, disebut penelitian
eksperimental semu karena tidak dapat atau sulit mengendalikan variabel dari luar yang seharusnya dikontrol, sehingga efek yang diberikan tidak sepenuhnya dari
intervensi dan menghadapi kesulitan teknis untuk dapat melakukan randomisasi Notoatmodjo, 2012; Pratiknya, 2001. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah time series, karena pengambilan data yang dilakukan secara berulang- ulang dalam kurun waktu dua bulan, yaitu sebelum seminar, segera setelah
seminar, satu bulan setelah seminar, dan dua bulan setelah seminar. Penelitian ini merupakan penelitian tim yang dilakukan oleh enam orang peneliti dengan
instrumen penelitian, metode penelitian, rancangan penelitian, dan analisis data yang sama. Perbedaan terletak pada subyek dan tempat penelitian.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intervensi berupa seminar.
2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan
tindakan tentang antibiotika.
26
3. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah informasi yang
diperoleh melalui pendidikan formal atau non formal penyuluhan atau ceramah tentang antibiotika.
4. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah informasi
tentang antibiotika yang telah diperoleh sebelumnya melalui media cetak surat kabar, majalah, brosur, media elektronik radio, internet, televisi, atau
melalui komunikasi interpersonal penjelasan dari tenaga kesehatan atau sesama masyarakat.
C. Definisi Operasional
1. Pengetahuan merupakan pemahaman responden tentang antibiotika dan
diukur berdasarkan jawaban yang diberikan dalam kuesioner. Kategori pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan sistem scoring.
Pengetahuan responden dikatakan baik jika skor 76-100 atau responden mendapatkan skor 16-20, sedang jika skor 56-75 atau responden
mendapatkan skor 12-15, buruk jika skor 56 atau responden mendapatkan
skor 12.
2. Sikap merupakan respon dan kecenderungan responden terhadap penggunaan
antibiotika yang diukur dengan kuesioner. Kategori sikap dibagi menjadi empat kategori berdasarkan sistem scoring. Kategori baik jika skor 76-100
atau responden mendapatkan skor 31-40, sedang jika skor 56-75 atau responden mendapatkan skor 23-30, buruk jika skor 56 atau responden
mendapatkan skor 23.
27
3. Tindakan adalah bentuk tindakan nyata yang dilakukan responden terkait
penggunaan antibiotika yang diukur dengan kuesioner. Tindakan diindentifikasi berdasarkan sistem scoring. Kategori tindakan yang baik jika
skor 76-100 atau responden mendapatkan skor 31-40, kategori sedang jika skor 56-75 atau responden mendapatkan skor 23-30, dan kategori buruk
jika skor 56 atau responden mendapatkan skor 23.
4. Pre intervensi adalah pengukuran pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan
kuesioner yang diberikan sebelum seminar.
5. Post-1 intervensi adalah pengukuran pengetahuan, sikap, dan tindakan
dengan kuesioner yang diberikan segera setelah seminar.
6. Post-2 intervensi adalah pengukuran pengetahuan, sikap, dan tindakan
dengan kuesioner yang diberikan satu bulan setelah seminar.
7. Post-3 intervensi adalah pengukuran pengetahuan, sikap, dan tindakan
dengan kuesioner yang diberikan dua bulan setelah seminar.
D. Lokasi Penelitian