Karakteristik Remaja yang Memiliki Perilaku Konformitas

Hurlock 1990:206 membagi remaja menjadi remaja awal 13-17 tahun dan remaja akhir 17-18 tahun. Hurlock 1990:206 membedakan remaja awal dan akhir. Pada remaja awal, individu masih menonjol karakteristik perkembangannya dengan masa kanak-kanak akhir sedangkan remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang telah mendekati masa dewasa. Menurut Papalia dan Olds Psikologi Perkembangan 2008, masa remaja adalah masa perjalanan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai oleh periode transisional panjang. Masa remaja secara umum dimulai dengan pubertas, yaitu proses yang mengarah pada kematangan seksual, atau fertilisasi kemampuan untuk bereproduksi. Masa remaja dimulai pada usia 13 sampai 18 tahun. Anna Freud Hurlock, 1990:205 berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan yang meliputi perubahan perubahan yang berhubungan dengan psikososial, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita individu, dimana pembentukan cita- cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang berada pada masa dimana terjadi banyak perubahan-perubahan dalam diri individu, baik secara biologis, kognitif, emosional, dan sosial.

2. Ciri-ciri Remaja

Remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut adalah:

a. Remaja sebagai Periode yang Penting

Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetap penting. Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental, semua perkembangan itu memerlukan penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat yang sesuai dengan keinginan individu.

b. Remaja sebagai Periode Peralihan

Peralihan tidak berarti terputus dari masa perkembangan yang telah terjadi sebelumnya, melainkan sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan selanjutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan selanjutnya. Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada remaja individu bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Dilain pihak, status remaja yang belum jelas ini menguntungkan karena status memberikan waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang sesuai dengan dirinya.

c. Remaja sebagi Periode Perubahan

Ada empat perubahan yang terjadi pada remaja. Pertama, meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Karena perubahan emosi biasanya terjadi lebih cepat selama remaja. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk diperankan, menimbulkan masalah baru. Bagi sebagian besar remaja, masalah yang timbul tampaknya lebih banyak dan sulit untuk diselesaikan. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, setelah remaja menjadi tidak penting. Misalnya, sebagian besar remaja tidak lagi menganggap bahwa banyaknya teman merupakan petunjuk popularitas yang lebih penting daripada sifat-sifat yang dikagumi dan dihargai oleh teman-teman sebaya. Sekarang mereka menjadi mengerti bahwa kualitas lebih penting dari pada kuantitas. Keempat, sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab.

d. Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik

Remaja melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningkatnya

Dokumen yang terkait

Deskripsi tingkat kecerdasan emosional siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.

0 0 132

Tingkat konformitas siswa : studi deskriptif pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 2 121

Tingkat konformitas siswa Sekolah Menengah Atas : studi deskriptif pada siswa kelas XII SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial.

0 0 128

Konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 115

Deskripsi motivasi intrinsik dalam belajar siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

0 0 117

Tingkat konformitas siswa studi deskriptif pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 20122013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan pribadi sosial

0 0 119

Konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan pribadi sosial

0 4 113

KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI

0 0 98

STUDI TENTANG KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

0 0 107

DESKRIPSI KECERDASAAN EMOSIONAL REMAJA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 108