Makna pertama menunjukkan bahwa istri bekerja itu meningkatkan Makna kedua menunjukkan bahwa laki-laki Jawa merasa perannya

rumah mengurus rumah tangga, anak dan keluarga. Sedangkan laki-laki bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah bagi keluarga. Kenyataan yang dialami adalah laki-laki Jawa ini memiliki pasangan yang tidak hanya berperan di dalam rumah melainkan berperan serupa dengan peran laki-laki yaitu bekerja dan memiliki penghasilan. Peran yang diambil oleh perempuan sebagai istri yang bekerja mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan berkeluarga. Hal tersebut dirasakan tidak hanya dari perempuan sebagai pelaku pergeseran peran, tetapi khususnya bagi laki-laki yang merasakan dampak dari pergeseran peran perempuan tersebut. Pengalaman memiliki istri bekerja bagi laki-laki Jawa dapat dilihat dari bagaimana mereka menjalani perubahan peran yang ada. Perasaan timbul ketika laki-laki dihadapkan pada pengalaman memiliki istri yang bekerja. Memiliki istri yang bekerja sejak awal berumah tangga bukan lah sesuatu yang mudah untuk dijalani oleh laki-laki. Istri yang diharapkan bisa terfokus pada kehidupan keluarga dan urusan rumah tangga, melakukan peran yang berbeda. Waktu digunakan oleh istri sebagian tidak hanya mengurus keluarga melainkan mengambil peran yang serupa dengan laki-laki yakni bekerja di luar rumah. Bagi laki-laki Jawa sudah sepantasnya ia menjadi sosok yang mencari nafkah bagi keluarga. Namun pada kenyataannya pasangan mereka dapat melakukan hal yang sama. Pengalaman ini menimbulkan berbagai perasaan yang dirasakan oleh laki- laki Jawa. Terdapat perasaan yang tidak hanya positif tetapi juga negatif. Perasaan tersebut timbul karena permasalahan yang dihadapi. Menghadapi istri yang kurang menjalankan perannya, pengasuhan anak yang kurang begitu juga dengan keinginan dilayani. Adapun berbagai cara guna menghadapi perubahan dan permasalahan yang dialami oleh laki-laki Jawa. Penyesuaian diri dilakukan segera dan pengambilan tindakan pemecahan permasalahan yang dihadapi. Penyesuaian dilakukan dengan pengubahan pola pandang yang tidak sesuai dengan kenyataan. Batasan-batasan terhadap tindakan istri pun dilakukan. Pengambilan keputusan juga dilakukan dengan jalan komunikasi dan diskusi antara suami dan istri. Misalnya saja pembagian tugas rumah tangga dilakukan agar urusan rumah tangga tidak terbengkalai. Kemudian waktu pengasuhan anak yang kurang diatasi dengan meminta bantuan orang lain. Apabila ada permasalahan yang terjadi, pasangan menyempatkan mengambil waktu ekstra untuk berdiskusi untuk mencapai sepakat. Pemahaman mendalam dari hasil penelitian memperlihatkan dua makna dari pengalaman laki-laki Jawa tentang istri bekerja. Makna pertama dari pengalaman tersebut adalah istri bekerja meningkatkan harga diri yang positif pada laki-laki karena pandangan yang baik dari masyarakat. Tanggung Jawab yang besar sebagai seorang kepala keluarga dialami oleh laki-laki sebagai seorang kepala keluarga. Mereka bertanggung Jawab pada setiap pengeluaran yang dibutuhkan oleh keluarga. Keinginan untuk membahagiakan orang-orang yang