Masalah-masalah yang Mengundang Penyesuaian

Data konsultasi dari majalah Femina, 2012, menyebutkan, kasus pertama, istri naik jabatan pekerjaan dan memiliki pekerjaan yang menghasilkan penghasilan yang lebih tinggi. Suami menunjukan perbedaan sikap. Suami menjadi sering marah-marah tanpa sebab. Kasus kedua, istri memiliki pekerjaan sebagai manager dan menyita waktu. Meskipun sibuk istri memastikan semua kebutuhan anak tercukupi. Tetapi, suami mempermasalahkan pekerjaan istri dan memilih untuk meninggalkan rumah dan mengatakan keinginan bercerai. Kasus ketiga, ketika suami dan istri sama- sama bekerja dan ada kesepakatan untuk melakukan pembagian tugas rumah tangga, yang terjadi adalah suami tidak mematuhi kesepakatan tersebut. Suami enggan melakukan tugas-tugas rumah tangga yang biasa dilakukan oleh perempuan. Penyesuaian perubahan peran pada perempuan dilakukan laki-laki dengan ikut serta dalam peran rumah tangga. Dalam Dagun 1990, terdapat penelitian di Amerika Serikat dan Australia yang menunjukkan bahwa ketika suami dan istri itu berkarir, maka ada perubahan peran yang diambil oleh suami. Suami akan melibatkan diri pada tugas rumah tangga diantaranya adalah mengasuh anak. Pada penelitian yang dilakukan oleh Graeme Russel menujukkan gambaran pada keluarga di Australia. Ia mengatakan bahwa orangtua yang sama-sama bekerja cenderung memperhatikan anak dua kali dari sebelumnya. Meskipun demikian peran ibu akan tetep menangani berbagai kegiatan rumah tangga.

D. Kerangka Penelitian

Masyarakat keluarga Indonesia didominasi oleh budaya patriaki. Budaya patriaki ini mengedepankan kepentingan dan pendapat laki-laki daripada perempuan. Dalam hal pekerjaan, perempuan berada di rumah untuk mengurus keluarga dan urusan rumah tangga. Laki- laki berada di luar rumah sebagai pencari nafkah bagi keluarga. Peran perempuan yang biasanya berada di rumah untuk mengurus rumah tangga mulai bergeser menjadi peran bekerja di luar rumah. Pergeseran peran perempuan ini memberii dampak kepada laki-laki yang memiliki istri yang bekerja. Dalam beberapa data konsultasi menyebutkan bahwa laki-laki merasakan dampak ketika pasangannya bekerja. Pergeseran peran pada perempuan ini menjadi pengalaman laki-laki yang bertolak belakang dengan budaya Jawa. Penelitian ini penting dilakukan karena data penelitian dan data konsultasi lebih banyak di lihat dari sisi perempuan. Data yang berasal dari sisi laki-laki masih sangat terbatas. Hasil penelitian ini akan memahami bagaimana laki-laki memaknai istri bekerja. Setelah ditemukan hasil penelitian akan memberii masukan dalam pengadaan upaya-upaya pendampingan pada laki-laki yang mengalami pengalaman tentang istri bekerja. Skema 1 Pemaknaan Pengalaman Laki-laki Jawa tentang Istri Bekerja Keterangan tanda Hubungan yang bertolak belakang antara peran perempuan dalam keluarga Jawa berada di rumah mengurus urusan rumah tangga dan keluarga dengan pergeseran peran pada perempuan bekerja di luar rumah Laki-laki Jawa meyakini peran perempuan dalam keluarga Jawa namun mengalami pergeseran peran perempuan yaitu memiliki istri yang bekerja Peran Perempuan dalam keluarga Jawa: - Perempuan mengurus rumah dan keluarga sektor domestik Pergeseran Peran pada Perempuan: - Istri bekerja di luar rumah sektor publik Pengalaman laki- laki Jawa memiliki istri bekerja?

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka penelitian, peneliti menyusun pertanyaan menjadi 2 macam, yaitu central question atau pertanyaan utama dan subquestion atau pertanyaan yang mengarah pada pertanyaan utama. 1. Central Question - Bagaimana pengalaman laki-laki Jawa tentang istri yang bekerja dan apa makna pengalaman tersebut bagi laki-laki Jawa tentang istri yang bekerja?

2. Subquestion

- Apa sikap awal laki-laki Jawa mengetahui bahwa memiliki istri yang bekerja? - Bagaimana pengalaman laki-laki Jawa tentang istri yang bekerja? - Apa makna pengalaman laki-laki Jawa tentang istri yang bekerja?