Gambaran histologis kelompok kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida Gambaran histologis kelompok kontrol olive oil 2 mLkgBB

ekstrak metanol-air biji Persea americana Mill. dosis 350 mgkgBB secara jangka pendek terhadap tikus jantan Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB dengan melihat data kuantitatif berupa kadar Cystatin C sehingga dapat menunjang data pada penelitian ini.

D. Gambaran Histologis Ginjal Tikus

Pada penelitian ini, sebagai data pendukung, dilakukan pembuatan preparat ginjal tikus kontrol dan perlakuan untuk kemudian dilihat secara mikroskopis dan dilihat gambaran histologisnya. Tujuannya adalah untuk melihat perubahan struktural pada organ ginjal baik kelompok kontrol ataupun perlakuan. Pembuatan preparat ginjal tikus dan pembacaan preparat dilakukan oleh pihak Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada.

1. Gambaran histologis kelompok kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida

CCl 4 2 mLkgBB Setelah pemejanan karbon tetraklorida pada kelima ekor hewan uji tikus yang digunakan sebagai kelompok kontrol nefrotoksin CCl 4 maka pada jam ke-48 setelah pemejanan dan pengambilan cuplikan darah, 3 ekor tikus dikorbankan dan diambil ginjalnya untuk kemudian dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan tikus untuk gambaran histologis ginjalnya dilakukan secara acak. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa pada kelompok kontrol karbon tetraklorida tidak terjadi kerusakan organ ginjal secara struktural. Hasil yang diperoleh adalah tidak ada perubahan patologi spesifik TAP. Gambar 10. Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok kontrol CCl 4 2 mLkgBB perbesaran 400x Hal ini berarti dengan pemejanan karbon tetraklorida CCl 4 dosis 2 mLkgBB tidak menyebabkan adanya kerusakan secara struktural tetapi telah menyebabkan kerusakan biokimiawi berupa peningkatan kadar kreatinin serum hingga sekitar 2.0 kali lebih tinggi daripada kadar kreatinin serum normal.

2. Gambaran histologis kelompok kontrol olive oil 2 mLkgBB

Setelah pemejanan olive oil dosis 2 mLkgBB pada kelima ekor hewan uji tikus yang digunakan sebagai kelompok kontrol negatif olive oil maka pada jam ke 48 setelah pemejanan dan pengambilan cuplikan darah, 3 ekor tikus dikorbankan dan diambil ginjalnya untuk kemudian dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan tikus yang dilihat gambaran histologis ginjalnya dilakukan secara acak. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa pada kelompok kontrol negatif ini terjadi perubahan secara struktural pada organ ginjal tikus kelompok tersebut. Dari 3 organ ginjal tikus kelompok kontrol negatif, dua diantaranya menunjukkan adanya perubahan. Satu ekor tikus menunjukkan adanya degenerasi hidropik epitel tubulus DHET yang ditandai dengan ukuran sel yang membesar, adanya vakuola berbatas kurang jelas dalam sitoplasma. Gambar 11 . Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB perbesaran 400x yang menunjukkan adanya DHET Satu ekor tikus lainnya menunjukkan adanya intratubular hialin cast ITC yang ditandai dengan adanya masa homogen eosinofilik dalam lumen tubulus tetapi hanya dalam beberapa lumen tubulus. Gambar 12. Foto mikroskopik organ gijal tikus kelompok kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB perbesaran 400x yang menunjukkan adanya ITC Sedangkan satu ekor tikus lagi tidak menunjukkan adanya perubahan struktural TAP pada ginjalnya. Meskipun secara mikroskopik ditemukan adanya DHET dan ITC pada kelompok kontrol negatif namun secara biokimia, kadar kreatinin serum tikus kelompok kontrol negatif tidak terdapat kenaikan yang melebihi kadar normal kreatinin serum pada tikus putih. Oleh karenanya dapat diduga bahwa kerusakan yang terjadi pada organ ginjal tikus kelompok kontrol negatif bersifat individual atau karena keadaan patofisiologis dari tikus tersebut dimana peneliti tidak melakukan kontrol terhadap keadaan patofisilogis tikus yang akan digunakan dalam penelitian. ITC pada ginjal tikus dapat terjadi karena asupan protein yang terlalu tinggi pada pakan tikus yang diberikan.

3. Gambaran histologis kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji Persea

Dokumen yang terkait

Efek nefroprotektif jangka pendek dekok biji Persea americana Mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologi ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 117

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol biji persea americana mill. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 12 130

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 13 122

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang infusa biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologi ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Efek nefroprotektif jangka pendek ekstrak metanol air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida

2 13 119

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 120

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 115

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol biji persea americana mill. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 128

Efek nefroprotektif dekoksi biji persea americana mill. jangka panjang terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus yang diinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 109