Analisis Data METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Depok JL. Bangau Raya, Perumnas Depok 1, Kota Depok, Jawa Barat. 16432. Pada mata pelajaran PLH, IPA, dan IPS di kelas VII dengan jumlah siswa 311 orang. Data- data diperoleh dari observasi yaitu kegiatan-kegiatan siswa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah, pengumpulan dokumen data dari sekolah mengenai program Adiwiyata, wawancara para guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua Osis, siswa dan petugas kebersihan sekolah serta dokumentasi siswa pada kegiatan upaya pelestarian lingkugan hidup sebagai sumber belajar. Penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi awal di SMP Negeri 2 Depok, Jawa Barat. Sebelum diadakan penelitin ini, penulis melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan.Analisis kebutuhan kegiatan ini meliputi wawancara dengan 10 sampel siswa, 4 sampel orang guru yaitu guru IPA, PLH, IPS, kepala sekolah, dan petugas kebersihan sekolah. Serta melakukan observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran berwawasan lingkungan, serta aktivitas siswa dalam melestarikan lingkungan hidup di sekolah. Peneliti melakukan wawancara pertama dengan guru koordinator Program adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok yaitu Ibu Wiwi Gustiwi, S.Pd Pada tanggal 27 Maret 2015 pada pukul 09.25, bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sekolah mengikuti program Adiwiyata, kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Peneliti melakukan wawancara kedua dengan wakil Kepala sekolah yaitu Ibu Hj.Sri Harini, S.Pd pada tanggal 27 Maret 2015 pada pukul 09.35 bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sekolah mengikuti program Adiwiyata, kapan pelaksanaan program Adiwiyata dilaksanakan, kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah. Peneliti melakukan wawancara ketiga dengan guru PLH yaitu Ibu Siti Nur Azizah, S.Pd pada tanggal 27 Maret 2015 pada pukul 10.15, bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah melalui Program Adiwiyata sebagai sumber belajar berwawasan lingkungan. Peneliti melakukan wawancara keempat dengan 10 peserta didik kelas VII yang bernama Muhamad Raihan, Hisyam Abdullah, Alhanafiah, Gilang Ramadan, Arif Kurniawan , Siska Handayani, Nurul Amalia, Syifa Fauziah, Sinta Dewinta, Prisilia bertempat di ruang kelas 7D. Pada tanggal 27 Maret pukul 12.00. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilaksanakan sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, sumber belajar berwawasan lingkungan, belajar langsung di lingkungan sekolah. Peneliti melakukan wawancara kelima dengan 2 petugas kebersihan yang bernama Bapak Nanan dan Bapak Enjang pada tanggal 27 Maret pukul 13.00 bertempat diruang tunggu tamu. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok, peran serta seluruh warga sekolah termasuk petugas kebersihan dan satpam dalam menjaga kebersihan sekolah. Peneliti melakukan wawancara keenam dengan kepala sekolah Bapak Sumarno, MPd pada tanggal 14 April 2015 pukul 09.20 bertempat di ruang kepala sekolah. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Program Adiwiyata, kegiatan pelestarian lingkungan hidup, sumber belajar berwawasan lingkungan. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa Program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 2 Depok sudah berjalan dengan baik, akan tetapi ada saja kendalanya yaitu masih kurangnya kerjasama dari seluruh warga sekolah dalam menjalankan Program Adiwiyata, masih ada saja siswa yang melanggar atau tidak mematuhi peraturan sekolah yang berkaitan dengan Program Adiwiyata misalnya masih adanya siswa yang membuang sampah sembarangan dan tidak menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan kelas. Program Adiwiyata di sekolah hanya dijadikan sebagai suatu program yang harus dilaksanakan, padahal kegiatan-kegiatan program Adiwiyata seperti membuat kompos, membuat bank sampah, membuat apotik keluarga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi guru IPA dan PLH. Para guru kurang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang berwawasan lingkungan. Sumber belajar pada saat ini hanya terfokus pada buku cetak dan internet, padahal tersedia halaman sekolah yang luas untuk dijadikan sumber belajar yang berbudaya lingkungan. Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VII, sebagai kelas yang cocok untuk diteliti terkait tujuan dari program Adiwiyata yaitu upaya pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Dari hasil observasi sendiri dalam menjadikan kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata sebagai sumber belajar pada kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru. Diantaranya permasalahan yang ditemukan: Pertama, program Adiwiyata di sekolah hanya dijadikan sebagai suatu program dari pemerintah yang harus dijalankan dan apabila berhasil akan mendapat penghargaan, tanpa menjadikan kegiatan-kegiatan dari program Adiwiyata sebagai sumber belajar yang interaktif dan berwawasan lingkungan. Kedua, kurang kerjasamanya dari seluruh warga sekolah dalam upaya pelstarian lingkungan hidup. Misalnya saja masih banyaknya siswa yang melanggar peraturan sekolah yang berkaitan dengan program Adiwiyata seperti membuang sampah sembarangan, tidak menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolah. Bahkan ada wali murid yang tidak setuju dengan ikut serta anaknya dalam kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup di sekolah, Ketiga, belum adanya kurikulum khusus untuk pendidikan lingkungan. Pelajaran pendidikan lingkungan hidup PLH hanya dijadikan sebagai muatan lokal yang menjadikan siswa malas untuk belajar sungguh- sungguh dan tidak jarang siswa kurang memperhatikan ketika guru yang sedang menjelaskan materi. Keempat, para guru PLH menyampaikan materi hanya didalam kelas, padahal PLH itu seharusnya praktik langsung ke lingkungan supaya adanya interaksi antara siswa dan lingkungan. Dari hasil pengamatan yang paling utama adalah kurang terampil dan kurang kreatifnya guru menjadikan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kurang kreatif dan kurang terampilnya guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk itu saya sebagai peneliti ingin menjadikan tujuan dari program Adiwiyata yaitu upaya pelestarian lingkungan hidup dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Adapun sarana dan psarana yang digunakan sekolah dalam menjalankan program Adiwiyata adalah sebagai berikut: 1. Kelas, setiap siswa diwajibkan menjaga kebersihan sekitar kelas dibantu dengan piket kelas. 2. Halaman sekolah, area halaman sekolah yang maish kosong dijadikan tempat untuk belajar berkebun oleh siswa. 3. WC, setiap siswa diwajibkan membersihkan WC. Tidak ada yang boleh memakai sepatu atau sendal kedalam WC. Setiap siswa juga ditugaskan dalam mengawasi kran air yang bocor atau tidak, dan jika ada yang bocor dilaporkan ke pihak koordinator program Adiwiyata. 4. Tempat sampah, di SMP Negeri 2 Depok memisahan sampah menjadi 3 bagian warna. Warna hijau untuk sampah organik, warna kuning untuk sampah anorganik dan warna merah untuk sampah B3 Bahan Beracun Berbahaya. Sampah-sampah organik dijadikan sebagai kompos, dan sampah anorganik dijadikan kreasi siswa yang dapat dimanfaatkan kembali. 5. Tanaman hidroponik Para siswa SMP Negeri 2 Depok membuat tanaman hidroponik. Adapaun tanaman yang ditanam adalah saur-sayuran sawi. Bagian yang menjaga kebersihan dan merawatnya adalah bergikir setiap harinya oleh setiap kelas. 6. Alat komposter SMP Negeri 2 Depok sudah memiliki alat untuk mengolah kompos yang dinamakan komposter. Jadi para siswa memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan kompos. Sampah organik yang didapatkan dari smapah yang sudah terpisah dan batok kelapa yang dibawa siswa dari rumah masing-masing.