Keadaan Penduduk Deskripsi Daerah Penelitian

commit to user Hidrologi Pada daerah penelitian air bersumber dari air hujan, air sungai, air tanah dan mata air. Untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga disetiap rumah rata- rata memiliki sumur ataupun menggunakan air dari PDAM. Sumur pada umumnya memiliki kedalaman antara 10 –15 m. Kecamatan Jaten dilalui oleh beberapa anak sungai yang mengalir ke Bengawan Solo. Sungai-sungai tersebut meliputi Kali Pengok, Sungai Ngringo atau dikenal dengan Kali Songgorunggi dan Kali Siwaluh. Sungai tersebut saat musim hujan mengalir deras dan saat musim kemarau air akan tetap mengalir walaupun debitnya kecil dan merupakan tempat pembuangan limbah bagi beberapa industri yang ada dan juga limbah rumah tangga di Kecamatan Jaten. Untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian diperoleh dari saluran Pembuangan Bengawan Solo PBS. Saluran yang mengalir sejajar dengan Bengawan Solo ini dimulai dari Desa Dagen hingga Desa Jetis di bagian utara sehingga mengairi sawah yang berada di sisi kiri kanan saluran. Selain dari saluran PBS terdapat pula sub saluran Canden yang mengalir di Kecamatan Jaten bagian selatan antara Desa Jati dan Desa Suruh Kalang. Sub saluran Canden bersumber dari Kali Triyagan yang berhulu di Bengawan Solo, Nurbersari 2006

5. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk daerah penelitian yang dibahas dalam penelitian ini meliputi jumlah penduduk dan kepadatan penduduk. Data kependudukan diperoleh dari Monografi Kecamatan Jaten. a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Monografi Kecamatan Jaten tahun 2009, jumlah penduduk di daerah penelitian berjumlah 70.770 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebesar 35.105 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 36.665 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Desa Ngringo dengan jumlah penduduk sebesar 23.462 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling kecil terdapat di Desa Suruh Kalang dengan jumlah penduduk 4.603 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. commit to user Tabel 8. Jumlah Penduduk Daerah Penelitian Tiap Desa NO Desa Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Sroyo 4.020 4.070 8.090 2 Jetis 2.536 2.441 4.977 3 Brujul 2.509 2.503 5.008 4 Jati 3.021 3.096 6.117 5 Dagen 2.405 2.466 4.871 6 Ngringo 11.579 11.883 23.462 7 Jaten 6.738 6.904 13.642 8 Suruhkalang l2.301 2.302 4.603 Jumlah 35.105 36.665 70.770 Sumber : Monografi Kecamatan Jaten tahun 2009 b. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Wilayah disini diartikan sebagai wilayah administratif, seperti kecamatan ataupun desa. Berdasarkan data luas wilayah dan jumlah penduduk, maka angka kepadatan penduduk daerah penelitian dapat diketahui. kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Untuk memudahkan dalam membuat peta, kepadatan penduduk dikelompokkan menjadi 3 kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut: I = Keterangan: I = Kelas Interval Diketahui : Kelas tertinggi = 6.499 Kelas Terendah = 1.777 kelas jumlah terendah kelas - tertinggi kelas commit to user Jumlah Kelas = 5 Kelas intervalnya adalah: Dari perhitungan penentuan kelas interval di atas, maka pembagian kelas kepadatan penduduk dapat di lihat seperti berikut ini: Sangat rendah, apabila kepadatan penduduk antara 1.777 – 2.721 jiwa Rendah, yaitu apabila kepadatan penduduk antara 2.722 – 3.664 jiwa Sedang, yaitu apabila kepadatan penduduk antara 3.665 – 4.609 jiwa Tinggi, yaitu apabila kepadatan penduduk antara 4.610 – 5.554 jiwa Sangat tinggi, apabila kepadatan penduduk antara 5.555 – 6.499 jiwa Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di daerah penelitian dibagi kedalam 5 kelas yaitu ; sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil perhitungan kepadatan penduduk di masing-masing desa berdasarkan klasifikasi diatas dipresentasikan pada tabel 11. Tabel 9. Kepadatan Penduduk Daerah Penelitian NO Desa Jumlah Penduduk Luas Km 2 Kepadatan JiwaKm 2 Klasifikasi 1 Sroyo 8.090 4,20 1.926 Sangat rendah 2 Jetis 4.977 2,33 2.136 Sangat rendah 3 Brujul 5.008 2,59 1.933 Sangat rendah 4 Jati 6.117 2,85 2.146 Sangat rendah 5 Dagen 4.871 2,44 1.996 Sangat rendah 6 Ngringo 23.462 3,61 6.499 Sangat tinggi 7 Jaten 13.642 2,52 5.413 Tinggi 8 Suruhkalang 4.603 2,59 1.777 Sangat rendah Jumlah 70.770 23,18 3.053 Rendah Sumber : Monografi Kecamatan Jaten Tahun 2009 dan hasil perhitungan commit to user Dari tabel hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk paling tinggi terdapat di Desa Ngringo dengan kepadatan penduduk 6.499 jiwakm 2 sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Desa Suruh Kalang dengan kepadatan penduduk 1.777 jiwakm 2 . Berdasarkan rumus dan perhitungan kepadatan penduduk di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk rata-rata di Kecamatan Jaten termasuk kedalam kriteria kepadatan penduduk dengan klasifikasi rendah yaitu dengan kepadatan penduduk sebesar 3.053 JiwaKm 2 . Peta kepadatan penduduk dipresentasikan pada peta 5. commit to user commit to user c. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk adalah gambaran susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang sama. Komposisi-komposisi penduduk dapat menentukan kualitas penduduk dari segi kehidupannya dan dari segi sosial seperti aktivitas ekonomi dan pendidikan. Komposisi penduduk dalam penelitian ini adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, menurut tingkat pendidikan dan menurut mata pencaharian. 1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin adalah variabel yang penting dalam sebuah kependudukan. Dengan diketahuinya komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin ini dapat digunakan untuk mengetahui pertambahan penduduk, perpindahan penduduk dan dapat digunakan sebagai petunjuk atau dasar untuk menyusun beberapa kebijakan pemerintah yang dalam hal ini berkaitan dengan masalah pendidikan, penyusunan kebijakan penduduk seperti masalah keluarga berencana dan masalah ketenagakerjaan. Selain itu dengan mengetahui komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin diharapkan dapat diketahui jumlah penduduk baik yang produktif, belum produktif maupun yang sudah tidak produktif lagi. Berikut adalah komposisi umur dan jenis kelamin penduduk Kecamatan Jaten secara grafik yang digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. commit to user Gambar 15. Piramida penduduk Kecamatan Jaten Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin maka karakteristik penduduk di Kecamatan Jaten termasuk kedalam ciri-ciri penduduk Expansive, yaitu sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur termuda sumber : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Untuk mengetahui secara rinci komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kecamatan Jaten dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini: commit to user Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Jaten Tahun 2008 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki Prempuan 0-4 2.889 2.835 5.731 5-9 3.058 3.014 6.072 10-14 3.226 3.199 6.425 15-19 3.370 3.360 6.730 20-24 3.159 3.160 6.329 25-29 2.949 2.960 5.909 30-34 2.714 2.728 5.442 35-39 2.485 2.504 4.989 40-44 2.222 2.243 4.465 45-49 1.948 1.969 3.914 50-54 1.653 1.694 3.347 55-59 1.418 1.477 2.895 60-64 1.236 1.312 2.548 65-69 1.067 1.170 2.237 70-74 892 1.024 1.926 75+ 825 1.006 1.821 Jumlah 35.105 35.665 70.770 Sumber: Data Monografi Kecamatan Jaten Tahun 2009 Dari tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Jaten yang terbesar menurut umur adalah kelompok umur 15-19 tahun yaitu sebesar 6.730 jiwa 9,7 dan terendah adalah kelompok umur 75 tahun yaitu sebesar 1.750 jiwa 2,5. Berdasarkan tabel 13 di atas, maka dapat diketahui bahwa penduduk perempuan yaitu sebesar 35.105 jiwa 49,6, sedangkan jumlah penduduk laki-laki adalah sebesar 35.665 jiwa 50,4. Dari data tersebut dapat diketahui besarnya rasio jenis kelamin atau Sex Ratio SR, yaitu perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Perhitungan Sex Ratio dirumuskan sebagai berikut: Sex Ratio SR = Keterangan : SR = Rasio Jenis Kelamin a = Jumlah Penduduk Laki-laki b = Jumlah Penduduk Perempuan commit to user Dengan rumus di atas, besarnya rasio jenis kelamin penduduk di Kecamatan Jaten adalah sebagai berikut : Sex Ratio SR = 100 665 . 35 105 . 35 = 98 Dari hasil perbandingan di atas diperoleh bahwa nilai Sex Ratio penduduk Kecamatan Jaten adalah sebesar 98, ini berarti bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan sebanding dengan 98 penduduk laki-laki dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin dibuat berdasarkan kelompok umur. Berikut akan disajikan rasio jenis kelamin sex ratio penduduk Kecamatan Jaten menurut kelompok umur tahun 2009. Untuk mengetahui secara rinci Rasio Jenis Kelamin penduduk Kecamatan Jaten dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 11. Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Jaten Tahun 2008 Desa Jumlah Penduduk Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Sroyo 4.020 4.070 98 Jetis 2.536 2.441 103 Brujul 2.505 2.503 100 Jati 3.021 3.096 97 Dagen 2.405 2.466 97 Ngringo 11.579 11.883 97 Jaten 6.738 6.904 97 Suruhkalang 2.301 2.302 100 Jumlah 35.105 35.665 98 Sumber: Kecamatan Jaten dalam angka tahun 2009 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Desa Suruh Kalang, dan Desa Brujul memiliki sex ratio 100, Desa Jetis memiliki sex ratio lebih dari 100. Sedang desa lainnya secara keseluruhan memiliki nilai Sex Ratio kurang dari commit to user 100. Secara keseluruhan nilai rata rata SR Sex Ratio penduduk di Kecamatan Jaten adalah 98, ini berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. 2 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah pengelompokan penduduk berdasarkan pendidikannya, mulai dari mereka yang belum atau tidak sekolah hingga yang sudah lulus perguruan tinggi. Tingkat pendidikan penduduk di suatu daerah dapat dijadikan dasar untuk mengetahui potensi suatu daerah terkait tentang sumberdaya manusianya, sebagai modal pembangunan, baik itu pembangunan manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. Penduduk Kecamatan Jaten usia 5 tahun keatas menurut tingkat pendidikan disajikan pada tabel 14. Tabel 12. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Tamat Akademi dan Perguruan Tinggi 6.557 10 2. Tamat SLTA 13.934 21,4 3. Tamat SLTP 13.623 21 4. Tamat SD 16.213 25 5. Tidak tamat SD 3.150 4,8 6. Belum tamat SD 7.110 11 7. Tidak belum pernah sekolah 4.431 6,8 Jumlah 65.038 100 Sumber: Kecamatan Jaten dalam angka tahun 2009 Penduduk pada daerah penelitian memiliki lulusan akademi dan perguruan tinggi sebesar 6.557 orang 10, lulusan SD sejumlah 16.213 orang 25, lulusan SLTP sebesar 13.623 orang 21 dan lulusan SLTA commit to user sebesar 13.934 orang 21,4, sisanya merupakan penduduk yang tidak tamat SD, belum tamat SD dan tidakbelum pernah sekolah. 3 Komposisi penduduk menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian merupakan gambaran aktifitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan mata pencahariannya, yang tertinggi adalah buruh industri, sedangkan petani menempati urutan kedua. Berdasarkan monografi Kecamatan Jaten tahun 2009 terdapat 75 industri besar, 30 industri sedang dan 1.880 industri kecilrumahtangga. Banyaknya industri yang berdiri menyebabkan banyak penduduk yang bekerja sebagai buruh industri. Secara rinci data jumlah penduduk Kecamatan Jaten berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat dalam tabel 15 berikut ini: Tabel 13. Jumlah Penduduk Kecamatan Jaten Berdasarkan Mata Pencaharian Mata Pencaharian Jumlah 1. Petani 2.112 3,58 2. Buruh tani 2.332 3,95 3. Nelayan - - 4. Pengusaha 1.325 2,24 5. Buruh industri 16.109 27,31 6. Buruh bangunan 3.492 5,92 7. Pedagang 2.588 4,33 8. Pengangkutan 889 1,50 9. PNS TNI 3.314 5,62 10. Pensiunan 1.852 3,14 11. Lain – lain 24.954 42,31 Jumlah 58.967 100 Sumber: Kecamatan Jaten dalam angka tahun 2009. commit to user

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan