commit to user softcopy, dan tayangan display. Keluaran data dalam pengkajian ini berupa
peta cetakan. Data spasial dan data atribut setelah diolah menggunakan SIG maka
akan menjadi data yang menyajikan informasi baru yaitu berupa peta swasembada beras di Kecamatan Jaten. Data ini nantinya dapat digunakan
sebagai masukkan untuk menentukan kebijakan dalam mengatasi masalah perberasan di Kabupaten Karanganyar khususnya di Kecamatan Jaten, juga
kebijakan dalam pengelolaan wilayah yang berkaitan dengan tata ruang. Perangkat lunak software yang digunakan dalam melakukan berbagai
analisis ini adalah software Arc-View. Arc-View adalah salah satu perangkat lunak SIG yang paling popular dan paling banyak digunakan untuk mengelola
data spasial. Software ini dibuat oleh ESRI Environmental Systems Research Institute, perusahaan yang mengembangkan program Arc info. Dengan Arc-
View kita dengan mudah melakukan input data, menampilkan data, mengelola data, menganalisis data, dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan
data spasial bereferensi geografis. Arc-View lebih memfokuskan perhatian pada struktur data vektor. Namun demikian, Arc-View juga mempunyai kemampuan
untuk menganalisis data berbasis raster grid dan citra penginderaan jauh.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian tentang penggunaan penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis SIG telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu dengan
penekanan yang berbeda-beda. Untuk menghindari adanya replikasi penelitian dan untuk lebih mendalami teori dan konsep tentang penelitian yang akan
dilakukan, maka juga dilakukan telaah dari penelitian-penelitian yang relevan dengan tema penelitian pemanfaatan penginderaan jauh dan SIG.
Nurbersari 2006
melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Foto Udara Pankromatik Hitam Putih untuk Kajian Konversi Lahan Pertanian di
Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun 1995- 2006”. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui tingkat ketelitian foto udara pankromatik hitam putih skala
commit to user 1:2500 untuk kajian konservasi lahan ,mengetahui besar konservasi lahan yang
terjadi dan agihannya, mengetahui apakah faktor panjang dan kondisi jalan serta pertumbuhan penduduk mempengaruhi konservasi lahan pertanian.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah besar ketelitian foto udara pankromatik hitam putih untuk kajian koversi lahan pertanian adalah 93,267,
konversi lahan pertanian yang terjadi yaitu 112,467 Ha 4,198 tersebar merata. Faktor panjang dan kualitas jalan kurang berpengaruh terhadap konversi lahan
pertanian dan pertumbuhan penduduk mempengaruhi konversi lahan pertanian.
Kusuma 2006
melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Citra IKONOS dan Sistem Informasi Geografis Untuk Estimasi Nilai Jual Objek Pajak
Bumi di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta”. Tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji kehandalan ketelitian citra IKONOS dalam mengidentifikasi variabel-
variabel penentu NJOP Bumi, mengetahui dan memetakan NJOP Bumi menggunakan citra IKONOS dan SIG.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: Jenis penggunaan lahan berdasar citra IKONOS yaitu: permukiman, perdagangan, pertanian, jasa, rekreasi,
tempat ibadah, dan lain-lain. Ketelitian interpretasi citra IKONOS adalah 85 layak digunakan. Hasil estimasi NJOP Bumi menunjukkan bahwa harga
terendah di Kecamatan Tegalrejo adalah Rp 75.504,- dan harga lahan tertinggi adalah Rp 1.226.530,- Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa lahan di Tegalrejo
termasuk dalam kelas 13 sampai 30. Distribusi NJOP Bumi menunjukkan harga lahan tertinggi yaitu lahan yang terletak dipinggir jalan utama, yaitu jalan
Magelang, jalan A.M Sangaji, jalan Kyai Mojo, dan jalan HOS Cokroaminoto.
Suroto 2006
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Lahan Untuk Dasar Arahan Konservasi Lahan menggunakan Aplikasi
Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Nguntoronadi Kabup
aten Wonogiri”. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan penginderaan jauh citra IKONOS untuk menyadap parameter fisik lahan terkait
dengan kemampuan lahan, mengetahui tingkat kemampuan lahan, mengevaluasi kemampuan lahan dengan penggunaan lahan dan alternatif arahan konservasinya
commit to user Hasil penelitianya yaitu: Uji ketelitian citra IKONOS dengan ketepatan
interpretasi bentuk lahan sebesar 88,88, dan ketepatan interpretasi penggunaan lahan sebesar 94. Tingkat kemampuan lahan di daerah penelitian yaitu kelas
IIs,kelas IIIe, kelas IVe,s, kelas IVe,w,s, kelas IVw,s, kelas Ve,s, kelas VIe,s, kelas VIe,w,s,dan kelas VIIe,w,s. Hasil evaluasi keselarasan lahan yaitu kategori selaras
seluas 4217,19 ha 62,98, kategori sedang 737,73 11,01, kategori tidak selaras 1740,73 ha 26,01. Alternatif dasar
“arahan konservasi lahan dengan yaitu pengelolaan intensif untuk kemampuan lahan kelas II sampai dengan cagar
alam untuk kelas VI. Sedangkan “perlakuan terhadap lahan” adalah pengolahan menurut garis kontur, pemupukan pergiliran tanaman, pemakaian mulsa, teras
berdasar lebar untuk kelas II sampai penutup tanah permanen untuk alternatif kelas VII.
Tabel 3. Penelitian yang Relevan
Nama Peneliti
Penelitian Rita Mawanti Kusuma Nurbersari
2007 Susandi Kusuma
2006 Suroto
2006 Peneliti
Judul Penggunaan Foto udara Pankromatik
Hitam Putih untuk Kajian Konversi Lahan Pertanian di kecamatan Jaten
Kabupaten Karanganyar tahun 1995- 2006. Universitas Sebelas Maret
Surakarta Skripsi Pemanfaatan Citra IKONOS Dan Sistem
Informasi Geografis Untuk Estimasi nilai Jual Objek Pajak Bumi Di
Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada Skripsi
Analisis Kemampuan Lahan Untuk Dasar Arahan Konservasi Lahan Menggunakan
Aplikasi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi
Geografis di
Kecamatan Nguntoronadi
Kabupaten Wonogiri.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta Skripsi
Evaluasi Swasembada Beras Di Kecamatan
Jaten Tahun
2009 menggunakan Citra IKONOS
Daerah Penelitian
Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Wonogiri Kecamatan Jaten ,Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah
Tujuan 1.
mengetahui tingkat ketelitian foto udara pankromatik hitam putih
untuk kajian konversi lahan 2. Mengetahui konversi lahan
pertanian dan agihannya 3. mengetahui pengaruh letak lahan,
aksesbilitas dan pertumbuhan penduduk terhadap konversi lahan
pertanian 1. mengkaji kehandalan ketelitian citra
IKONOS dalam mengidentifikasi variabel-variabel penentu NJOP Bumi
2. Mengetahui dan memetakan NJOP Bumi menggunakan citra IKONOS
dan SIG 1.
mengetahui kemampuan data penginderaan jauh yaitu citra IKONOS
untuk menyadap parameter fisik lahan yang terkait dengan kemampuan lahan.
2. Mengetahui tingkat kemampuan lahan di daerah penelitian
3. mengevaluasi kemampuan lahan dengan penggunaan lahan di daerah penelitian
4. mengetahui alternatif dasar arahan konservasi lahan di daerah penelitian
1. mengetahui tingkat ketelitian Citra IKONOS Untuk Evaluasi
Swasembada Beras Di Kecamatan Jaten Tahun 2009
2. mengetahui luas lahan lahan pertanian di Kecamatan
3. Mengetahui produksi lahan pertanian di Kecamatan Jaten pada
tahun 2009. 4. Mengetahui kebutuhan beras di
Kecamatan Jaten pada tahun 2009. 5. Mengetahui tingkat swasembada
beras di Kecamatan Jaten pada tahun 2009.
Metode - Deskriptif Kualitatif
- interpretasi foto udara - analisis peta dengan SIG
Deskriptif kuantitatif Deskriptif Kualitatif
- Deskriptif spasial - interpretasi citra IKONOS
- analisis peta dengan SIG
Hasil 1.
Besar ketelitian foto udara pankromatik hiatam putih adalah
93,265 2. Telah terjadi koversi lahan
1. Jenis penggunaan lahan berdasar citra
IKONOS yaitu: permhkiman, perdagangan, pertanian, jasa, rekreasi,
tempat ibadah, dan lain-lain. 1.
Uji ketelitian citra IKONOS dengan ketepatan interpretasi bentuk lahan
sebesar 88,88, dan ketepatan intepretasi penggunaan lahan sebesar 94
pertanian sebesar112,467 Ha 4,198 tersebar merata di
delapan desa yaitu Desa Suruh Kalang sebesar 55,343 Ha, Desa
Jati sebesar 11,462 Ha, Desa Jaten sebesar 0,863 Ha, Desa
Ngringo sebesar 8,592 Ha, Desa Jetis sebesar 23,727 Ha, Desa
Brujul sebesar 18,5 Ha, Desa sroyo sebesar 5,715 Ha
3. Aksesbilitas terutama panjang dan kualitas jalan kurang berpengaruh
terhadap konversi lahan pertanian dan pertumbuhan penduduk
mempengaruhi konversi lahan pertanian.
2. Ketelitian interpretasi citra IKONOS berdasarkan uji ketelitian citra adalah
85 layak digunakan 3. Hasil estimasi NJOP Bumi
menunjukkan bahwa harga terendah di Kecamatan Tegalrejo adalah Rp
75.504, dan harga lahan tertinggi adalah Rp 1.226.530. Hasil klasifikasi
menunjukkan bahwa lahan di Kecamatan Tegalrejo termasuk dalam
kelas 13 sampai 30. Sebagian besar lahan di Kecamatan Tegalrejo
termasuk kelas 23 yaitu lahan dengan harga antara Rp 308.000 sampai Rp
362.000 dengan ketentuan nilai jual bumi Rp 335.000.
4. Distribusi NJOP Bumi menunjukkan bahwa harga lahan tertinggi yaitu di
atas satu juta rupiah per meter persegi adalah lahan yang terletak dipinggir
jalan utama, yaitu jalan Magelang, jalan A.M Sangaji, jalan Kyai Mojo,
dan jalan HOS Cokroaminoto. Harga lahan yang terletak tidak dipinggir
jalan dibawah lima ratus ribu rupiah per meter persegi.
2. Tingkat kemampuan lahan di daerah penelitian yaitu kelas IIs,kelas IIIe, kelas
IVe,s, kelas IVe,w,s, kelas IVw,s, kelas Ve,s, kelas VIe,s, kelas VIe,w,s,dan
kelas VIIe,w,s
3. Hasil evaluasi keselarasan lahan yaitu kategori selaras seluas 4217,19 ha
62,98, kategori sedang 737,73 11,01, kategori tidak selaras 1740,73
ha 26,01
4. Alternatif dasar arahan konservasi lahan dengan “alternatif penggunaan lahan” yaitu
pengelolaan intensif untuk kemampuan lahan kelas II sampai dengan cagar alam
untuk kelas VI. Sedangkan “perlakuan terhadap lahan” adalah pengolahan
menurut garis kontur, pemupukan pergiliran tanaman, pemakaian mulsa, teras
berdasar lebar untuk kelas II sampai penutup tanah permanen untuk alternatif
kelas VII
commit to user 59
C. Kerangka Berpikir