[ADA] American Dietetic Association. 2007. Use of Nutritive and

56 15. [CDC] Centers for Disease Control and Prevention. 2007.Overweight and Obesity. http:www.cdc.govnccdphpdnpaobesity. [2 Agustus 2007]. 16. Early R. 1998. Milk Concentrates and milk powder. Di dalam: The Technology of Dairy Products. Blackie Academic Professional. Hlm 228-300 17. [Fonterra] 2006. Product Bulletin Whey Protein Concentrate 322. New Zealand. 18. [Fonterra] 2007. Technical Bulletin Whey Powder Process Flow Diagram. . New Zealand. 19. French S. 2006. Divergent Sweetener Attitudes Highlight Emerging Opportunities. http:www.vpico.comarticlemanager. [3 Juni 2006]. 20. Frontier. 2007. Quality Products for Natural Living.Frontier Natural Products Co-op. http:www.frontiercoop.cornlearnsfeaturesvanilla4.html 21. Goldsmith LA, Merkel CM. 2001. Sucralose.Di dalam: Alternative Sweeteners. Ed ke- 3.New York.Marcel Dekker. Htm 185-207. 22. Hadiwiyoto S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Yogyakarta: Liberty 23. [IDF] International Diabetes Federation. 2004. Fight Obesity Prevent Diabetes. http:www.idf.orghomeindex.cfm. [14 Nopember 2004]. 24. [IDF] International Diabetes Federation. 2006. Diabetes Epidemic Out of Control. http:www.idf.orghomeindex.cfm. [4 Desember 2006] 25. IFF 2007. Consumer Trends. All about Vanilla: The World’s Most Popular Flavor. International Flavors Fragrances. 2007. http:www.iff.comInternet.nsf 26. [IFIC] International Food Information Council.2006. Overweight, Obesity Weight Management. http:ific.orgnutritionobesityindex.cfm. [26 Februari 2007]. 27. Mattjik A.A, Sumertajaya I.M. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Ed ke-2. Bogor: IPB Press 28. McNeil.2006. Sucralose: A Scientific and Safety Review. Johnson-Johnson Company 57 http:www.splenda.ca [26 Februari 2007]. 29. Meilgaard M, Civille GV, Carr BT. 1999. Sensory Evaluation Techniques. Ed ke-3.Boca Raton: CRC Press. 30. Nabors LOB. 2001. Alternative Sweeteners: An Overview. Di dalam Alternative Sweeteners. Ed ke-3. New York: Marcel Dekker.1-11. 31. NZMP 2006. An Outline of Milk Powder Manufacture. Technical Bulletin. New Zealand 32. NZTM 2004. NZTM 2: Microbiological Methods Manual. New Zealand 33. NZTM 2004. NZTM 3: Chemical Methods Manual. New Zealand 34. NZTM 2004. NZTM 4: Physical Methods Manual. New Zealand 35. Obringer LA. 2007. How Artificial Sweetners Work. http:health.howstuffworks.comartificial-sweetener.htm. [26 Februari 2007] 36. Pisecky J. 1997. Handbook of Milk Powder Manufacture. Denmark. 37. Rahayu WP. 1997. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.Bogor. Hlm.70-89 38. Rimbawan, Albiner S. 2004. Indeks Glikemik Pangan.Cara Mudah Memilih Pangan yang Menyehatkan. Jakarta: Penebar Swadaya. 39. Rismunandar, E.S. Sukma. 2007. Bertanam Panili. Jakarta: Penebar Swadaya 40. [Roquette] 2004. Glucidex, Maltodextrins and Dried Glucose Syrup Katalog. France. 41. Salminen S, Hallikainen A. 2002. Sweeteners. Di dalam: Food Additive. New York: Marcel Dekker. Hlm 447-475 42. Spreer E. 1998. Whey and Whey Utilisation. Di dalam; Milk and Dairy Product Technology. Marcel Dekker, New York. Hlm 407-421 43. Subagio A. 2007. Food Review. Februari 2007. Bogor. 44. Suprianto W. 2006. Formulasi dan Ingredien Biskuit Berkualitas. Di dalam: Food Review Vol 1. No 7. Agustus 2006. 58 45. Suwandi A, Sudibyanto Y. 2005. Pengolahan dan Pemasaran Vanili. Jakarta: Penebar Swadaya. 46. Town L. 2005. Milk Powder Manufacture. Di dalam Milk Powder Packing and Dry Blending Handbook. Desember 2005. New Zealand. 47. Varman AH, Sutherland JP. 1994. Dairy Protein Products. Di dalam: Milk and Milk Products, Technology, Chemistry and Microbiology. London. Chapman Hall. Hlm. 159-181. 48. Winarno FG. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia 49. [WHO] World Health Organization.2006. Diabetes. 2006. http:www.who.intmediacentrefactsheetsfs312enprint.html. [September 2006]. 50. Westergaard V. 1994. Analytical Methods – Raw Milk Quality Powder Properties. Di dalam Milk Powder Technology, Evaporation and Spray Dying, Niro AS Copenhagen. Hlm 80-127. 51. Wikipedia 2007.Milk. http:en.wikipedia.orgwikimilk 59 LAMPIRAN 1. Spesifikasi Sukralosa 60 LAMPIRAN 2. Spesifikasi Glucidex 19 61 62 LAMPIRAN 3. Spesifikasi Glucidex 29 63 64 LAMPIRAN 4. Formulir uji rating tahap satu Tanggal pengujian : Nama : Jenis kelamin : Umur : 20 – 30 tahun 30 – 40 tahun 41 – 50 tahun Mohon berikan tanda silang X pada kotak penilaian yang sesuai dengan tingkat KEMANISAN yang anda rasakan. Penilaian _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Amat sangat manis Sangat manis Manis Agak manis Netral Agak tidak manis Tidak manis Sangat tidak manis Amat sangat tidak manis Kode sampel Terima kasih. Christine 65 LAMPIRAN 5. Formulir uji hedonik tahap satu Tanggal pengujian : Nama : Jenis kelamin : Umur : 20 – 30 tahun 30 – 40 tahun 41 – 50 tahun Mohon berikan juga tanda silang X pada kotak penilaian yang sesuai dengan tingkat KESUKAAN yang anda rasakan. Penilaian _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Amat sangat suka Sangat suka Suka Agak suka Netral Agak tidak suka Tidak suka Sangat tidak suka Amat sangat tidak suka Kode sampel Terima kasih. Christine 66 LAMPIRAN 6. Formulir uji hedonik tahap dua Tanggal pengujian : Nama : Jenis kelamin : Umur : 20 – 30 tahun 30 – 40 tahun 41 – 50 tahun Mohon berikan angka pada kotak penilaian yang sesuai dengan tingkat KESUKAAN yang anda rasakan. No Parameter Kode - - - Kode - - - Kode - - - Kode - - - 1 Rasa 2 Aroma 3 Warna Keterangan angka penilaian: 1: Amat sangat tidak suka 2: Sangat tidak suka 3: Tidak suka 4: Agak tidak suka 5: Netral 6: Agak suka 7: Suka 8: Sangat suka 9: Amat sangat suka Terima kasih. Christine 67 LAMPIRAN 7. Uji Bulk Density

I. Alat : -

Timbangan dengan ketelitian 0.1 g - Stamp volumeter yaitu Jolting volumeter model JEL ST2. - Gelas ukur 250 ml, yang mempunyai skala standard dan berat standard 220 g + 40 gr - Kertas timbang - Spatula - Corong - Sendok

II. Cara : -

Atur alat penghitung otomatis berhenti setelah 100 ketukan. - Timbang 50 gr + 0.1 gr bubuk dan masukkan kedalam gelas ukur dengan bantuan corong - Jika permukaan bubuk dalam gelas ukur tidak horizontal ratakan permukaannya dengan hati-hati dengan spatula. Jangan sampai memadatkan bubuk ke bawah. - Letakkan gelas ukur Jolting yang berisi sampel pada alat Jolting dan kunci dengan “locking collar”. - Hidupkan volumeter dan pastikan volumeter berhenti setelah 100 ketukan. - Lepaskan gelas ukur dan baca volume yang ditempati bubuk. Jika permukaan bubuk sedikit miring, taksir permukaan rata dan horizontal. - Kosongkan bubuk dari gelas ukur..

III. Perhitungan :

50 Bulk density = Volume bubuk setelah pengetukan grml Hasil dibulatkan ke 0.01 grml terdekat

IV. Referensi :

NZTM 4, Section 2: Bulk Density, March 2007 68 LAMPIRAN 8. Pengukuran pH

I. Alat : -