Aktivitas Belajar Aktivitas Belajar Sosiologi

14 Proses belajar yang terjadi di sekolah artinya adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri peserta didik sebagai hasil interaksinya dengan seluruh warga sekolah termasuk dengan semua bahan atau materi serta berbagai sumber belajar. Seluruh warga sekolah diantaranya adalah para peserta didik lainnya, para guru, kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah, petugas perpustakaan, dan lain-lainnya. Sedangkan bahan atau materi belajar dapat berupa buku, modul, media massa dan lain-lain. Sumber belajar dapat berupa televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain. Proses belajar yang terjadi pada peserta didik dimaksudkan untuk mengarahkan pada perubahan pada diri peserta dididk secara terencana dan terarah dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar yang dialami oleh peserta didik merupakan suatu proses yang terencana dan terarah yang dialami oleh peserta didik sebagai hasil interaksinya seluruh warga sekolah termasuk dengan semua bahan atau materi serta berbagai sumber belajar. Proses tersebut membentuk adanya suatu perubahan yang terjadi pada aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

b. Aktivitas Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat atau melakukan suatu kegiatan untuk mengubah tingkah laku atau pola perilaku. Jadi dalam proses belajar pastilah ada aktivitas-aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin 15 terjadi. Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan peserta didik yang menunjang dalam keberhasilan belajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan Ilmu Jiwa Lama Melalui konsep Tabularasa, John Locke mengibaratkan jiwa psyche seseorang bagaikan kerta putih yang tidak ditulis. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar. Dalam hal ini, peserta didik diibaratkan sebagai kertas putih yang siap ditulis oleh guru. Aktivitas seperti itu menunjukkan adanya dominasi pembelajaran oleh guru sedangkan peserta didik cenderung bersifat pasif. Pandangan ini didukung pula oleh pendapat Herbert yang menyatakan bahwa jiwa adalah keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh hukum-hukum asosiasi. Atau dengan kata lain dipengaruhi oleh unsur-unsur dari luar. Dari dua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran, peran dan aktivitas guru akan selalu mendominasi. Sedangkan peran peserta didik hanya terbatas pada aktivitas mendengarkan, mencatat, menjawab apabila guru memberikan pertanyaan. Peserta didik hanya akan bekerja jika ada perintah dari guru. Proses pembelajaran seperti ini tidak mendorong peserta didik untuk berpikir ke tingkat yang lebih tinggi dan beraktivitas. Hal ini jelas bertentangan dengan hakikat pribadi peserta didik sebagai sumber belajar. Sedangkan menurut Pandangan Ilmu Jiwa Modern, menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang bersifat dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik dipandang sebagai organisme 16 yang dapat berkembang secara aktif melalui motivasi atau dorongan-dorongan kebutuhan yang ada. Disinilah, peran guru untuk membimbing dan menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif agar peserta didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya secara maksimal. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran sedangkan peserta didik aktif mengolah dan mencerna pelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pada prinsipnya aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar meliputi kegiatan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar kegiatan peserta didik yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1 Visual activities, yang termasuk di dalamnya seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan; 2 Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; 3 Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato; 4 Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; 5 Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram; 6 Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak; 7 Mental activities, sebagai contoh misalnya: mengingat, memecahkan soal, 17 menganalisis, mengambil keputusan; 8 Emotional activities, seperti minat, merasa bosan, berani, tenang, gugup, gembira, bersemangat. Sardiman 2010:97- 101 Tentu saja kegiatan tersebut di atas tidak terpisah satu sama lain. Karena dalam suatu kegiatan motoris yang dilakukan oleh seseorang terkandung pula kegiatan mental dan perasaan tertentu. Misalnya, aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berfikir, latihan atau praktek dan sebagainya. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh seseorang tidak terlepas dari adanya aktivitas-aktifitas fisik dan mental didalamya. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan sebagai bentuk latihan yang dilaksanakan secara sengaja.

2. Hasil Belajar Sosiologi materi Struktur Sosial