commit to user
25 karena itu, karyawan akan menunjukkan kinerja yang lebih ketika mereka
merasa puas dengan pekerjaan mereka.
H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Kepemimpinan Instrumental pada Iklim Etis
Para pemimpin organisatoris berperan dalam membentuk iklim etis dengan menempatkan dan menerapkan kebijakan etis dan
prakteknya, Grojean et al., dalam Mulki et al.,2009. Dengan menempatkan dan menerapkan kebijakan etis beserta prakteknya
ini diharapkan mampu memberikan arahan dan pengertian yang jelas bagi setiap karyawan mengenai apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan dalam pekerjaan mereka sehingga iklim etis dalam organisasi dapat terbentuk.
Pendapat lain dikemukakan oleh Harris et al., dalam Mulki et al.,2009 bahwa para pemimpin instrumental memulai struktur dan
menyediakan arah spesifik ke karyawan dengan membagi tugas, menetapkan
prosedur, mengatur
harapan, dan
memberi penghargaan sehingga dapat menghindarkan karyawan dari
tindakan tidak etis.
commit to user
26 Ketika para pemimpin mengembangkan petunjuk etis,
mengkomunikasikan harapan, dan menetapkan konsekuensi dari pelanggaran norma-norma organisatoris, karyawan menjadi lebih
mungkin untuk mematuhi harapan etis. Para pemimpin diterima oleh karyawan sebagai model peran yang menetapkan norma-
norma dan harapan untuk dilakukan dengan tepat Grojean et. al., 2004.
Studi Ahearne et al., dalam Mulki et al., 2009 menunjukkan perilaku tenaga penjual sedikitnya secara parsial diterangkan oleh
petunjuk dari para manajer. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Mulki et al., 2009 pada sebuah perusahaan farmasi
multinasional yang beroperasi di Amerika Utara dengan melibatkan 333 responden menunjukkan bahwa kepemimpina
instrumental mempunyai pengaruh positif pada iklim etis. Dari berbagai pernyataan di atas, dirumuskan hipotesis :
H1 : Kepemimpinan Instrumental berpengaruh positif pada Iklim Etis
2. Pengaruh Iklim Etis pada Kepuasan terhadap Supervisor
Keberadaan dari companywide standards of ethical behaviour meningkatkan kepercayaan penjual dimana manajemen dapat
dipercayai dan akan bertindak secara etis Mulki et al., 2008. Chonko et al., dalam Mulki et al., 2009 mencatat bahwa ketika
tenaga penjual merasa mereka dapat percaya organisasi dan
commit to user
27 supervisor mereka, itu mengurangi sifat mudah tersinggung dan
meningkatkan kepuasan. Suatu iklim etis organisasi diatur menurut peraturan dan
standar yang berisi tentang arahan yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Di sini aturan perusahaan
mengatur perilaku karyawan dalam melaksakan pekerjaan mereka agar tetap mengacu pada iklim etis perusahaan serta bagaimana
mereka berkomunikasi dengan pelanggan. Pembentukan iklim etis perusahaan tidak lepas dari campur
tangan dari supervisor. Dalam hal ini supervisor bertanggung jawab dalam memberikan supporting, coaching, serta mentoring
pada karyawan. Jika iklim etis yang terbentuk di perusahaan dapat membantu karyawan dalam hal ini tenaga penjual merasa puas
dengan pekerjaan mereka, maka mereka akan merasa puas dengan supervisor.
Sebagai tambahan, sejak petunjuk etis mengurangi kerancuan peran, mereka membantu peningkatan kepuasan dengan organisasi
dan terutama sekali kepuasan dengan supervisor. Johlke et al., dalam Mulki et al., 2009 berpendapat bahwa iklim etis yang
berisi petunjuk etis akan dapat mengurangi kerancuan peran sehingga dapat meningkatkan kepuasan pada perusahaan terutama
kepuasan terhadap supervisor. Studi yang dilakukan oleh Mulki et
commit to user
28 al., 2009 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif
antara iklim etis pada kepuasan terhadap supervisor. Berdasarkan hal di atas, dirumuskan hipotesis :
H2: Iklim Etis berpengaruh positif pada Kepuasan terhadap Supervisor
3. Pengaruh Iklim Etis pada Kepuasan Kerja