Perkembangan Kognitif dan Pembelajaran Matematika Anak SD

commit to user keadaan-keadaan khusus disekitar pelanggaran moral. Kode moral berkembang dari konsep-konsep moral yang umum. Pada masa ini dipengaruhi oleh standar moral dari kelompok dimana anak mengidentifikasikan diri. Pada konsep moral ini terdapat peran penting dari sebuah kedisiplinan.

c. Perkembangan Kognitif dan Pembelajaran Matematika Anak SD

Salah satu aspek perkembangan anak adalah aspek kognitif atau pengetahuan. Sebagaimana konsep teori piaget bahwa anak sekolah dasar telah sampai pada taraf operasional konkrit yang sangat berguna sebagai dasar dalam pembelajaran matematika. Piaget William Crain, 2007:173-199 mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu: a periode kepandaian sensori-motorik usia lahir-2 tahun, b periode II adalah pikiran pra operasional usia 2-7 tahun, c periode III adalah operasi-operasi berfikir formal usia 7-11 d periode IV operasi-operasi berfikir formal usia 11 tahun ke atas. Dan Piaget Santrock, 2007: 260 juga menekankan bahwa anak-anak belajar dengan baik ketika mereka aktif dan mencari solusi secara mandiri. Piaget melawan metode-metode pengajaran yang memperlakukan anak sebagai penerima yang pasif. Implikasinya dalam edukasional dari pandangan Piaget bahwa dalam semua pelajaran, semua murid akan belajar baik dengan eksperimen, berdiskusi, ketimbang hanya membabi buta meniru guru atau melakukan sesuatu secara hafalan. Pada masa kanak-kanak, kita akan mengamati tipe-tipe proses berfikir yaitu 1 berfikir kritis yang melibatkan cara berfikir instropektif dan produktif serta mengevaluasi kejadian 2 berfikir ilmiah dan 3 pemecahan masalah Santrok, 2007; 295-298. Berdasarkan uraian di atas, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi http:xpresiriau.comartikel-tulisan-pendidikankarakteristik- siswa-sekolah-dasar diakses 7 Februaru 2011. Pada tahapan ini, pemikiran logis menggantikan pemikiran intuitif asalkan pemikiran tersebut commit to user diaplikasikan menjadi contoh-bontoh yang konkret atau specific Santrock, 2007: 255. Untuk mendapatkan pengajaran Matematika yang efektif ada beberapa faktor spesifik Matematika yang perlu diketahui yaitu 1 menggunakan strategi pengajaran efektif yang melibatkan pengajaran untuk tujuan memahami, menggunakan problem solving mauoun elemen rote learning atau mempelajari setiap hal di luar kepala 2 mengkoreksi miskonsepsi tentang makna berbagai konsep matematis 3 menggunakan konteks-konteks riil yaitu menghubungkan matematika yang sudah dimilikinya dan apa yang mereka pelajari di sekolah 4 menghubungkan yaitu mengaitkan berbagai bagian pelajaran dan kurikulumnya seperti hubungan di antara berbagai aspek kurikulum matematika dengan penggunaanya dan penerapan matematika di berbagai bidang muijs dan Renold, 2008: 338-343. Karena suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek konkrit, kemudian dilakukan proses abstraksi dan idealisasi, maka dalam proses pembelajaran matematika di SD peranan mediaalat peraga sangat penting untuk pemahaman suatu konsep atau prinsip. Heinich., et al. 1996:21 mengemukakan “adaptation of media and specially designed mean can contribute enormously to effective instructional … ”.Hal tersebut mengandung maksud bahwa media yang sesuai dan dirancang khusus akan dapat memberikan dukungan yang sangat besar terhadap efektifitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran matematika juga dimulai dari yang sederhana ke kompleks. Menurut Karso 1993:124 matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan. Konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Skemp 1971:36 menyatakan bahwa dalam belajar matematika meskipun kita telah membuat semua konsep itu menjadi baru dalam pikiran kita sendiri, kita hanya bisa melakukan semua ini dengan menggunakan konsep yang kita capai sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut dalam matematika terdapat topic atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya. Dengan demikian dalam mempelajari matematika, konsep sebelumnya harus benar-benar dikuasai agar commit to user dapat memahami konsep-konsep selanjutnya. Hal ini tentu saja membawa akibat kepada bagaimana terjadinya proses belajar mengajar atau pembelajaran matematika http:syarifartikel.blogspot.com200907pembelajaran- matematika-sekolah-1.html diakses tanggal 20 januari 2011. Selain itu, Pengajaran-efektif juga berkorespondensi kuat dengan sifat pengetahuan matematika yang terstruktur dan penekanan pada penguasaan yang baik potongan-potongan isi yang relative kecil sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya dapat membantu menangkal ketakutan terhadap matematika dan ketidakpastian tentang kemampuan matematika yang dirasakan banyak orang ini juga terkait dengan sifat hierarkis subjek itu sendiri Muijs dan Renold, 2008: 338. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan dalam penyelesaian sebuah materi pembelajaran matematika mutlak dilakukan sebelum menginjak kepada materi berikutnya. Khususnya dalam penanaman konsep pengurangan bilangan bulat, harus tertanam kuat pada siswa. Sehingga akan mempermudah siswa dalam menerima materi pembelajaran matematika berikutnya. Salah satu alternative untuk memperkuat penanaman konsep pengurangan bilangan bulat melalui model kooperatif tipe struktural teknik missouri mathemathic project MMP.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ehsan 2010 dengan judul ” Peningkatan Kemampuan Hitung Pecahan melalui Model Pembelajaran Kooperatif STAD pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sendanglo Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 20092010”. Hasil penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan adanaya peningkatan kemampuann hitung pecahan dengan menggunakan model pembelajan kooperatif STAD. Terbukti nilai rata – rata hasil siklus 1 mencapai 67,27 dan pada siklus II menjadi 78,86. Dari penelitian yang dilakukan Ehsan, terdapat kesamaan dengan penelitian ini. Deky 2010 dengan judul ” Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika pada Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Penerapan Strategi

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI KONSEP PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS IV SDN 03 SIMPUR TAHUN 2010

0 5 62

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA Peningkatan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas IV SD Jatiyoso 1 Kec. Jatiyoso Kabupaten Kar

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas IV SD Jatiyoso 1 Kec. Jatiyo

0 1 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, DAN HASIL BELAJAR TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas I

0 1 14

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI STRATEGI MISSOURI MATHEMATIC Meningkatkan Penguasaan Konsep Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Strategi Missouri Mathematic Project (MMP) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Grogol 02 Kecamatan

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan Penguasaan Konsep Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Strategi Missouri Mathematic Project (MMP) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Grogol 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.

0 0 4

PEMAHAMAN KONSEP PENGOPERASIAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 1 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP)

0 0 12